Kategori
Berita Kegiatan

Yuki Pas Band dan Reza ex NOAH Buat Haru Panggung Maulid Pesantren Daqu

“Sesungguhnya tidak semua orang diberikan kesempatan untuk bershalawat pada Rasulullah SAW. Insya Allah, nanti sholawat akan kembali kepada kita,”

Peringatan Maulid Nabi Muhammad yang jatuh hari ini, Kamis (29/10/2020) di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an terasa begitu spesial. Pasalnya, kali ini mereka kedatangan 2 musisi kenamaan Indonesia untuk bersama merayakan hari lahirnya Baginda Rasulullah SAW.

Mereka adalah Yuki Arrifin, vokalis Pas Band, dan Ilsyah Ryan Reza, mantan drumer NOAH Band. Keduanya berhasil menggetarkan panggung acara bertajuk “Nada dan Dakwah Mahabbah Rasululllah SAW” yang digelar di lapangan futsal dan basket Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang.

Namun, bukan Pesantren Daqu namanya kalau acara hanya diisi kegiatan tanpa ada unsur dakwah di dalamnya. Jauh dari pakaian ala rock n roll khas anak band, mereka terlihat anggun dengan setelan gamis atau baju koko dan sarungnya. Di panggung, keduanya bersama para personel yang meramaikan membagikan kisah mereka hingga bisa semakin dekat dengan sang Maha Kuasa.

Sebelumnya, Pimpinan Daarul Qur’an direktorat pendidikan, Kyai Ahmad Jamil, menyambut mereka di hadapan para santri. Tentunya, kata beliau, momen ini adalah saat di mana kita harus memperbanyak sholawat. “Sesungguhnya tidak semua orang diberikan kesempatan untuk bershalawat pada Rasulullah SAW. Insya Allah, nanti sholawat akan kembali kepada kita,” terangnya.

Kyai Jamil tak berlama-lama di atas panggung karena sejenak kemudian Kang Yuki, sapaan akrab Yuki Arrifin, menghampirinya di atas panggung, lengkap dengan kacamata hitam dan janggut yang kian memanjang. Bersamaan dengannya, kang Reza dan personil lain naik ke atas panggung. Tak memburtuhkan waktu lama, usai Kyai Jamil menutup sambutannya, jamming pun dimulai.

Di setiap lagunya kang Yuki menyiratkan makna tentang kehidupan. Seperti kala lagu Kami Tuju ciptaannya didendangkan.

“Dulu memepertanyakan kehidupan ini bagaimana, besok akan seperti apa, dan itu pertanyaan semua orang.”

“Rasul kita mengajarkan bahwa hidup kita ada di sepertiga malam. Betapa indahnya agama ini, sudah diajarkan Rasul, maka temuilah Allah di sepertiga malam.”

“Banyak manusia yang tergantung pada kenikmatan dunia. Kasur enak, nikmat. Restoran enak, nikmat. Milkshake enak, nikmat.”

“Pas Band pernah manggung di depan 30 ribu orang, nikmat. Tapi ternyata gak juga. Saya terus mencari kenikmatan itu, akhirnya saya menemukan kenikmatan, ketika saya bersimpuh di sepertiga malam dan menghitung kesalahan, lalu meminta maaf kepada Allah SWT. Itulah kenikmatan terhebat.”

Ungkapan ketenangan itu, juga dirasakan sang gitaris di atas panggung itu, Kang Hari. “Alaa bidzikrillahi tabla’iinal qulub. Hanya dengan mengingat Allah hati jadi tenang. Ketika seseorang mengingat Allah di manapun maka Allah akan menjadi lisan, tangan dan kaki kita,” tuturnya dengan pelafalan Bahasa Arab yang fasih.

Panasnya pagi menjelang siang kala itu tak menutup semangat para santri. Mereka berdendang, sing a long, meski mereka berada di zaman yang berbeda dengan para personil. Asatidz dan asatidzah pun bernostalgia. Semuanya makin bersamangat kala Kang Yuki menyanyikan tembang “Go Daqu” yang tak akan asing di telinga mereka. Lagu yang juga dibawakan oleh Kang Yuki dalam official music videonya.

Di balik drumnya, Kang Reza tak terlihat seperti orang yang sudah lama tidak menabuh alat musik tersebut. Tangannya masih lincah. Tabuhan dari kedua kakinya tampak bersimfoni dengan lagu yang dibawakan, meski kali ini ia tak membawakan lagu dari mantan grup bandnya.

Kang Reza juga tak ketinggalan berbagi kisah. Ia bersyukur Allah SWT telah mengizinkan dirinya menekuni salah satu hobinya, yakni bermusik, hingga ia merasa kini waktunya untuk lebih mendekatkan diri pada sang pencipta itu.

Pencipta yang dengan kuasanya, pengalaman yang hampir merenggut nyawa satu personil bandnya, bisa terlewati. “Pernah dulu ada badai di pesawat, kata pilot itu silent killer, tidak akan ada yang selamat. Saya amalkan doa perjalanan, kata pak kyai kalau kamu baca doa ini Insya Allah akan selamat. Saya baca sambil tasbih, “Ya Allah tolong saya.” Alhamdulillah kami ditolong,” kenang Reza.

Hari itu di Pesantren Daqu benar-benar meriah. Keseruannya bisa juga disaksikan di channel Youtube Pesantren Daqu lewat tayangan streaming. Sebelum ditutup, Kyai Jamil beserta beberapa asatidz “bergantian” menunjukkan kebolehan di atas panggung. Setalah menyanyikan sebuah lagu, personel band dadakan itu menutupnya dengan bersholawat. Sholawat yang menggema seseantero pesantren. Menutup kemeriahan hari itu dengan mengenang suri tauladan umat manusia, Rasulullah SAW, manusia terbaik di mana kita mengharapkan syafa’atnya di akhirat kelak. Aamiin.