Kategori
Berita Jambi

Pesantren Daqu Jambi Sambut Santri Baru Angkatan 4 Tahun Ajaran 2021/2022

Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Jambi, seperti Pesantren Daqu lainnya, siap menghadapi tahun ajaran baru 2021/2022. Mereka pun mulai kedatangan santri baru angkatan ke 4, tingkat Sekolah Menengah Pertama, tahun ajaran 2021/2022, pada Sabtu (11/7/2021) kemarin.

Para santri baru yang datang berjumlah 28 orang. Satu orang santri masih di rumah karena kondisi kesehatan yang belum pulih. Pesantren Daqu Jambi pun menjadi pilihan para orangtua santri baru yang datang dari berbagai daerah di Provinsi Jambi.

Di masa pandemi ini kedatangan santri disertai penerapan protokol kesehatan ketat dan mereka hanya boleh didampingi satu orang ketika masuk ke asrama. “Semua santri juga wajib menunjukkan hasil Rapid Test,” terang Pengasuh Pesantren Daqu Jambi, Ustadz Nurul Jannah Adhatul Mauli.

Ustadz Uyung, sapaan beliau, menegaskan, Pesantren Daqu Jambi siap menerima santri baru dengan kelengkapan fasilitas seperti asrama, lapangan, serta kelas yang memadai. Para pengurus pesantren juga dikerahkan untuk mendampingi para santri baru beradaptasi dengan program pesantren.

“Di minggu-minggu awal wali santri harus mengawal santri dari bangun tidur sampai dia tidur lagi. Begitu ada anak sakit langsung ke puskesmas yang kepala puskesmasnya juga wali santri,” terang Ustdaz Uyung.

Untuk menangani santri baru yang masih suka rewel, penting adanya komunikasi intensif antara pesantren dan orangtua. “Kami wajibkan setiap minggu semua santri komunikasi dengan orangtuanya dan per dua minggu menggunakan video call, agar orangtua juga tenang dengan keadaan anaknya,” jelas Ustadz Uyung lagi. Selai itu, setiap kegiatan pun didokumentasikan dan diberikan pada para orangtua santri.   

Selanjutnya para santri baru akan mengikuti masa orientasi. Di antaranya terkait program-program kepesantenan. Mereka juga akan mengikuti Tahfizh Camp yang dimulai Rabu (13/7/2021).

“Harapannya santri baru akan betah dan bisa mengikuti program pesantren. Bisa beradaptasi cepat dengan pesantren. Bisa mengikti ritmenya, KBMnya, menghafalnya, jam tidurnya, kepengasuhannya,” tutur Ustadz Uyung.

Beliau melanjutkan, “untuk santri-santri lama harapannya bisa memberikan Uswatun Hasanah, contoh, teladan, sehingga adik-adiknya bisa mengikutinya, sehingga tujuan, harapan orangtua tercapai. Bisa hafal Al-Quran dan mengamalkan isinya.”

Sebagai informasi, saat ini santri Pesantren Daqu Jambi berjumlah 89 orang. Sebelumnya, Pesantren Daqu Jambi sudah meluluskan angkatan pertama yang berjumlah 10 orang.

Kategori
Amalan Artikel

Menghafal Al-Qur’an Itu Mudah

Menghafal Al-Qur’an merupakan amalan yang mulia. Menjadi penghafal Al-Qur’an pun merupakan cita-cita setiap muslim. Banyak sekali keutamaan yang Allah terangkan secara gamblang ketika menghafal kalamullah itu. Allah pun telah menjanjikan syurganya bagi siapa saja yang mampu menghafalnya.

Namun, tatkala cita-cita itu telah tertanam dalam hati, sebagai manusia, kadang kala kita kerap merasa kesuliltan. Khususnya kita sebagai orang Indoensia. Al-Qur’an yang berbahsa Arab kerap menjadi alasan sulit menghafalnya. Padahal, Allah SWT telah menjamin bahwa Al-Qur’an itu mudah dihafal.

Dalam Surat Al-Qomar ayat 17 Allah SWT menyatakan:

وَلَقَدۡ يَسَّرۡنَا الۡقُرۡاٰنَ لِلذِّكۡرِ فَهَلۡ مِنۡ مُّدَّكِرٍ

“Dan sungguh, telah kami mudahkan Al-Qur’an untuk peringatan, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”

Jaminan langsung dari yang Maha Kuasa tak mungkin melenceng. Perkaranya adalah kita sebagai manusia punya tekad yang kuat atau tidak ketika ingin menghafal Al-Qur’an? Hingga akhirnya Allah SWT memilih siapa saja yang mampu menjadi penghafal Al-Qur’an, ditinjau dari niat dan ikhtiarnya yang kuat.

Bagi yang belum, yuk mari kita mulai membiasakan diri bercengkrama dengan Al-Qur’an. Untuk itu, berikut beberapa tips yang bisa mempermudah kita dalam menghafal.

  • Perbanyak istighfar

Al-Qur’an merupakan cahaya yang menerangi hati. Bisa jadi, cahaya tersebut masih terhalang oleh noda-noda hitam sehingga tak mampu tertancap dalam hati kita. Noda tersebut adalah dosa-dosa yang kita perbuat.

Allah SWT berfirman:

كَلَّا‌ بَلۡ ۜ رَانَ عَلٰى قُلُوۡبِهِمۡ مَّا كَانُوۡا يَكۡسِبُوۡنَ

“Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.” (QS. Al-Muthaffifin: 14)

Istighfar merupakan bentuk penyesalan atas dosa yang kita perbuat. Dengan istighfar, semoga bisa menghapuskan kotoran hati tersebut.

  • Perbanyak mendengarkan bacaan Al-Qur’an

Jangankan menghafal, sekedar mendengarkan bacaan Al-Qur’an saja sudah bernilai ibadah. Allah menegaskan hal tersebut dalam QS Al-A’raf ayat 204:

وَاِذَا قُرِئَ الْقُرْاٰنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهٗ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ

“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.”

Dengan mendengarkan bacaan Al-Qur’an sesering mungkin akan membangkitkan ingatan akan repetisi tiap ayatnya, seingga proses menghafal menjadi lebih mudah. Dengarkan dari mana saja, dari sesorang yang membaca Al-Qur’an maupun dari murrotal digital. Proses mendengaran bacaan Al-Qur’an juga jadi tahap koreksi terhadap bacaan kita, supaya tak ada kesalahan dalam pelafalan.

  • Membaca ayat berulang-ulang sebeluim dihafal

Setelah didengarkan, kemudian ayat tersebut kita baca berulang kali. Ingat, ya! Dibaca, belum masuk proses menghafal. Selain itu, perhatikan pula harakat, makhraj dan lain sebagainya pada ayat yang sedang kita baca.

  • Perbanyak doa

Doa merupakan komponen penting ketika kita memulai menghafal Al-Qur’an. Karena pada hakikatnya, hafalan kita adalah titipan dari Allah SWT. Cara mendapatkan hafalan tersebut tentulah harus meminta kepada pemiliknya.

Dengan berdoa, kita mengakui kelemahan diri pada sang Maha Kuasa. Sementara itu, orang yang tidak mau berdoa, maka ia termasuk orang yang sombong. Kesombongan ini juga jadi penghambat kita dalam menghafal. Maka dari itu, semakin banyak kita berdoa, semakin cepat permintaan kita dikabulkan.

Allah SWT berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادۡعُوۡنِىۡۤ اَسۡتَجِبۡ لَـكُمۡؕ اِنَّ الَّذِيۡنَ يَسۡتَكۡبِرُوۡنَ عَنۡ عِبَادَتِىۡ سَيَدۡخُلُوۡنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيۡنَ

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. Ghafir: 60)

Nah, kalau kita sudah melakukan hal-hal tersebut namun masih teras sulit untuk menghafal, selanjutnya kita harus tetap bersabar dan jangan suudzon atau berburuk sangka pada Allah SWT. Bisa jadi, Allah masih menahan hafalan itu agar kita lebih sering mendengarkan dan membaca Al-Qur’an serta berdoa pada-Nya. Insya Allah, dengan kesabaran itu pula, Allah akan menaikkan derajat kita. Aamiin ya robbal ‘aalamiin.

Oleh: Gunawan, Santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang kelas 11 IPA A

Kategori
Berita Kegiatan

Yang Muda Bercocok Tanam

Indonesia merupakan negara agraris dengan 26.135.469, berdasar sensus pertanian Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013, berprofesi sebagai petani. Sayangnya, setiap tahunnya pekerja sektor pertanian terus menurun. Sektor pertanian menjadi sektor usaha yang tidak lagi diminati masyarakat terutama para generasi muda.

Ada banyak alasan mengapa generasi muda enggan menggeluti usaha pertanian seperti tidak pernah mendapat informasi seputar dunia pertanian, tidak mendapat ilmu pertanian dari orangtua dan yang terbanyak kondisi pertanian begitu memprihatinkan.

Untuk mengenalkan kegiatan pertanian dan becocok tanam, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, bersama Daqu Agrotechno melakukan kegiatan budidaya tanaman holtikultura, Selasa (7/1). Kegiatan yang digelar di lapangan futsal ini diikuti oleh ratusan santri SMP dan SMA dengan tanaman cabai dan terong menjadi komoditasnya.

Nanda, pemandu dari Daqu Agrotechno, menjelaskan budidaya tersebut terdiri dari 3 fasa, “Pra tanam, penanaman dan perawatan, serta panen. Yang dilakukan hari ini adalah persiapan media tanam, penyemaian. Fasa ini berakhir sampai tanaman bisa dipindahlahankan ke kebun atau polybag”. Nanda juga mengatakan, Daqu Agrotechno akan terus mendampingi hingga budidaya masuk pada tahap panen.
“Insya Allah satu minggu ke depan, sudah bisa dipanen” tukas Adhitya Radhin, santri kelas 9.

Pelibatan santri pada sektor pertanian sudah dilakukan Kementerian Pertanian lewat Gerakan Tani Millennial yang diluncurkan tahun lalu. Gerakan tersebut untuk memperkenalkan generasi millennial tentang pertanian. Tak aneh karena generasi millennial merupakan usia mayoritas penduduk Indonesia, presentasenya mencapai 33,75%. Dengan jumlah tersebut mereka bisa menjadi penggerak sektor pertanian untuk penguatan ekonomi.

Kegiatan budidaya tanaman ini dilakukan sejalan dengan kebutuhan pertanian akan peran santri selaku generasi millennial. Ustadz Ridwan, salah satu asatidz yang mendampingi, mengatakan kegiatan ini bertujuan mengenalkan santri tentang dunia pertanian. Setelah itu mereka diharapkan mampu memproduksi hasil-hasil pertanian, baik perseorangan maupun pengelolaan pesantren, untuk meningkatkan ekonomi umat. Selain mengenalkan pertanian pada santri, kegiatan ini juga bertujuan melakukan penghijauan lahan pesantren.

Proses yang berkelanjutan menjadi kunci peningkatan pertumbuhan pertanian. Bukan sekedar ilmu pengetahuan, juga langkah nyata meningkatkan kesadaran, minat, serta pembekalan.

Kategori
Amalan Artikel Berita Tahfidz Pesantren

Kiat Menghafal Alquran

Hari Kamis, 28 November 2019, adalah hari yang spesial untuk tiga orang santri. Setelah satu setengah tahun akhirnya mereka menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz. Mulai menghafal sejak duduk di tingkat ‘Idaad, Muhammad Rizky, Muhammad Arif Fauzi, serta Naufal Faras yang duduk di kelas 11 sangat bersyukur atas apa yang telah mereka capai.

Saung di bawah pohon jamblang Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang menjadi saksi seremoni Khotmil Qur’an ketiganya. Rizky, Arif, dan Naufal dibimbing oleh Ustadz Dandy dalam satu halaqoh pada proses menghafal Alquran. Mereka adalah generasi pertama yang berhasil meraih pencapaian tersebut dalam halaqoh itu. Disaksikan pula oleh kepala pengasuhan pesantren, Ustadz Syaiful Bahri, mereka membacakan surat Al-Ikhlas 3 kali sebagai tanda telah menghafal seluruh isi Alquran.

Allah SWT menerangkan bahwa menghafal Alquran merupakan hal yang mudah bagi mereka yang bersungguh-sungguh. Itu dibuktikan oleh mereka. Rizky mengatakan bahwa niat adalah hal utama dalam proses menghafal Alquran. Selanjutnya tentukan target hafalan yang ingin dicapai secara spesifik. “Biar cuma satu, dua ayat, atau setengah halaman lah tapi harus ditentukan”, ujarnya. Dengan begitu hafalan Alquran terencana sehingga kita memiliki motivasi dalam menghafalnya.

Niat yang ditanamkan juga harus tulus. “Jangan karena hadiah tapi memang bener-bener karena Allah”, ujar Arif. Hal tersebut juga diamini oleh Naufal. “Harus ada dorongan juga dari orang tua”, tambah Naufal. Selanjutnya tinggal muroja’ah hafalan secara rutin.

Dalam proses menghafal Alquran pasti ada hambatan yang akan menghampiri. Ketiganya sepakat bahwa yang paling sulit pada proses tersebut adalah istiqomah. Namun, yang jauh lebih sulit adalah menjaga hafalan Alquran.

Semoga Allah SWT selalu bersama orang-orang yang senantiasa membaca, menghafal dan menjaga hafalan, serta mengimplementasikan isi Alquran. Aamiin.

Kategori
Artikel Pesantren

Sosok Guru Di Mata Santri

Imam Syafi’i mengatakan jika kita akan merasakan pedihnya kebodohan bila malas menuntut ilmu. Lantas bagaimana jadinya jika tidak ada orang yang memberikan ilmu? Dunia akan gelap gulita karena kepedihan yang dirasakan oleh seluruh makhluk hidup.  Rasulullah SAW sendiri mengingatkan kita agar terus belajar, dari buayan sampai liang lahat, dari sebelah rumah hingga ke negeri Cina, dimana pada tiap-tiap majelis ilmu itu terdapat seorang guru.

Atas segala jasa seorang guru, Hari Guru Nasional diperingati pada tanggal 25 November, bertepatan dengan terbentuknya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hari peringatan tersebut merupakan bentuk balas budi kita pada guru.

Secara umum definisi seorang guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu. Apapun ilmunya. Dimanapun ia mengabdi. Terlebih, guru yang mengajarkan ilmu agama. Mengajarkan bagaimana jalan agar kita senantiasa dalam karunia-Nya. Kita dapat menemukannya di pesantren-pesantren di seluruh Indonesia, tanpa mendiskreditkan guru lainnya.

Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an memiliki ribuan santri yang tersebar di Indonesia. Tanpa seorang guru atau Ustadz dan Ustadzah maka tak kan ada ribuan hafizh dan calon hafizh yang dihasilkan.

Syahrul yang duduk di kelas 8 mengatakan bahwa guru adalah orang yang tanpa tanda jasa. Lain halnya menurut Faiq, santri kelas 11. “Guru itu sebuah sumber ilmu dunia maupun akhirat. Kalau belajar tanpa guru tidak akan sukses. Guru adalah sumber segala ilmu”, ujarnya. Peran seorang guru layaknya orang tua kita di rumah. Ia lah yang mengarahkan kita agar tidak melakukan keburukan. Hal tersebut diamini oleh Fallah, santri kelas 11 dan Adli, santri kelas 10 yang mengaku mengidolakan Ustadz Syaiful Bahri.

Seiring bekembangnya zaman, berubahnya karakter seorang murid, pembelajaran yang dilakukan juga harus ikut beradaptasi. Seperti yang dikatakan Faiq dan Fallah. Mereka berujar bahwa guru yang mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi seorang murid adalah seorang guru idaman. “Guru yang bisa masuk ke dunia kita, yang dengan sendrinya akan kita hormati dia”, kata Faiq.

Sebagai seorang santri, khususnya yang menghafalkan Alquran, sharing ilmu wajib hukumnya. Maka dari itu, menurut Fallah, menjadi seorang guru pada hakikatnya adalah sebuah kewajiban.

Di hari guru ini kita semua, termasuk para santri,  berharap semua guru dimanapun ia mengajar semakin diberikan kesabaran dan keikhlasan. Dengan begitu besarnya jasa mereka juga diharapkan kesejahteraannya diperhatikan. “Banyakin ilmu atau cerita yang memotivasi untuk dibagikan”, Adli menambahkan.

Kategori
Berita i'daad kibar Pesantren

Cerita Motivasi menghafal Al-Qur’an di balik Acara MHQN

Di balik kemeriahan acara MHQN Cikarang, Jum’at (1/11), ada cerita menarik dari tiga orang santri I’daad Kibar Putri Cikareteg. Bening Putri Nabila, Windiy Ariyanti dan Athia Almira, mereka adalah peserta MHQN untuk cabang MSQ. Untuk mengikuti lomba ini mereka menyiapkannya selama dua minggu dengan banyak latihan disela-sela menghafal Alquran.

Baru 4 bulan mereka menyantri di I’daad Kibar Cikareteg. Jika sebagian anak-anak untuk masuk pesantren atas kemauan orang tua saja tapi tidak untuk anak-anak ini. Mereka nyantri atas kemauan sendiri.

“Memang dari SD, pingin banget masuk Pesantren, terus pas SMP kata Ibu, ‘tunggu nanti masih kecil, lagian biayanya belum ada, nanti kalo sudah ada uang Insya Allah masuk Pesantren,’ gitu kata ibu,” ujar Windy Ariyanti yang berasal dari Kalimantan Timur ini.

Bening Putri Nabila berujar bahwa, “mungkin, banyak anak-anak lain yang ingin membahagiakan orang tua hanya di dunia aja gak di akhirat, karena menurut kami hadiah paling berharga itu ngasih orang mahkota di Akhirat kelak,” ujar santri asal Kepulauan Riau ini. Athia Almira yang berasal dari Manado juga menambahkan, “apalagi di lingkungan Alquran, jadi bikin tenang jiwa.”

Selain itu, menurut mereka menjadi penghafal Alquran ini menjadi pegangan hati dan otak serta penahan diri dari segala perbuatan kemaksiatan. Setelah I’daad nanti mereka berencana melanjutkan sekolah mereka di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Cikarang.

Kategori
Berita Pesantren

Santri Daarul Qur’an Raih Juara Tiga Basket 3X3

Santri kelas 12 Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an menggelar kejuaraan basket 3×3 yang berlangsung di Gor Larangan, Ciledug, Banten. Perlombaan yang digelar pada 26-27 Oktober 2019 ini diikuti oleh berbagai tim dari Kota Tangerang dan Jakarta.

Daarul Qur’an yang menurunkan 10 tim berhasil meraih juara 3 untuk kelompok usia U-17. Ustad Aziz selaku pendamping mengatakan perlombaan berlangsung meriah. Pendukung masing-masing tim begitu semangat memberikan suport kepada timnya masing-masing.

“Kemarin sengit sekali pertandingannya. Sampai-sampai pemain dan supporter itu rusuh, dalam artian sangat bersemangat mendukung timnya”, ujar Ustadz Aziz.

Gelar juara yang diperoleh oleh santri di kelompok usia U-17 sangat disyukuri oleh beliau. Meski begitu bukan berarti santri santri yang turun di kelompok usia lainnnya dikatakan gagal.

Selain pertandingan basket 3X3 kegiatan tersebut juga menggelar event 3 point contest dan skill challenge. Penutupan kegiatan tersebut dimeriahkan oleh Persada dan modern dance santri Daarul Qur’an.Santri Daarul Qur’an Raih juara Tiga Basket 3X3

Santri kelas 12 Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an menggelar kejuaraan basket 3×3 yang berlangsung di Gor Larangan, Ciledug, Banten. Perlombaan yang digelar pada 26-27 Oktober 2019 ini diikuti oleh berbagai tim dari Kota Tangerang dan Jakarta.

Daarul Qur’an yang menurunkan 10 tim berhasil meraih juara 3 untuk kelompok usia U-17. Ustad Aziz selaku pendamping mengatakan perlombaan berlangsung meriah. Pendukung masing-masing tim begitu semangat memberikan suport kepada timnya masing-masing.

“Kemarin sengit sekali pertandingannya. Sampai-sampai pemain dan supporter itu rusuh, dalam artian sangat bersemangat mendukung timnya”, ujar Ustadz Aziz.

Gelar juara yang diperoleh oleh santri di kelompok usia U-17 sangat disyukuri oleh beliau. Meski begitu bukan berarti santri santri yang turun di kelompok usia lainnnya dikatakan gagal.

Selain pertandingan basket 3X3 kegiatan tersebut juga menggelar event 3 point contest dan skill challenge. Penutupan kegiatan tersebut dimeriahkan oleh Persada dan modern dance santri Daarul Qur’an.

Kategori
Berita

Pengaruh Milenial di Pesantren

Pendidikan menjadi aset yang sangat penting bagi setiap insan. Ditengah perkembangan zaman yang perlahan di dominasi oleh pengaruh generasi milenial. Pesantren masih menjadi salah satu primadona bagi orang tua untuk menjadi tempat pendidikan lanjutan anak-anak mereka. Karena, pesantren adalah tempat yang baik untuk membentuk karakter di tengah pergaulan era modern ala geneasi zaman now.

Seperti yang dikatakan Fathurrahman saat mengantar anaknya ke pesantren Daarul Qur’an pada (16/2) untuk melakukan test masuk. Meski harus melakukan perjalanan dari Lombok, anaknya Rayyan Riyadurrahman mengaku tak sabar igin masuk pesantren yang ia ketahui dari browsing di internet ini.

“Tahu Daqu ini awalnya dari internet. Tapi, karena melihat fasilitas kebersihan dan anak-anak hafalannya bagus-bagus langsung saya masukin kesini” ujar fathurrahman.

Selain fasilitas pendukung yang baik Fathurrahman juga mengharapkan anaknya bisa menjadi hafizh qur’an karena menurutnya qur’an dan iman menjadi awal dari kesuksesan.

Sependapat dengan fathurrahman, Medi Heryansyah yang berasal dari Bengkulu memasukkan anaknya ke Pesantren Daqu. Menurutnya, pendidikan agama harus diberikan sejak dini.

Untuk mempermudah saat anakanya test ia memberikan les privat dan menambah hafalan menjadi 2 juz.

Sedikit berbeda dengan Medi, Mizbahurrahman yang berasal dari Serang memeiliki harapan tidak hanya hafizh qur’an tapi juga bisa kuliah di luar negri. Ia juga mengakui bahwa anaknya tertarik masuk pesantren karena banyak dari kakak kelasnya yang masuk pesantren.

“Melihat kakak kelasnya pas masuk pesantren kok pada jadi rajin, sopan akhlaqnya, terus banyak teman juga salah satunya” ujarnya

Ustadz Yusuf Mansur mengatakan. Bahwa, pengauh generasi millenial saat ini sangat kuat tergantung mereka menjadi baik atau buruk.

“Generasi muda itu punya pengaruh kuat, itu dia kenapa kita harus kuatin niat, lurusin niat, dan jalankan niat” ujarnya.

 

oleh Syahda Aqila Syaqir, Santri Daqu Ketapang

Kategori
Berita Kegiatan Pesantren

Santri Hingga Staf Daarul Quran Ikut Semarakkan Garsena

Sejak Gerakan Sedekah Nasional (Garsena) diresmikan melalui seremoni pada Rabu (27/4/2016), peminat kegiatan ini bisa dibilang membludak. Pasalnya, hampir semua kalangan ikut serta menyukseskan kegiatan ini.

Mulai dari siswa SD IDAAD Shigor, SD Full Day, KB TK sampai santri di tingkat SMP dan SMA Daqu pusat pun turut meramaikan ajang Garsena sejak diresmikan di Masjid Nabawi ini.3ed1c6e7-6a42-4d07-b657-facf639bdf0b

Bahkan, kegiatan inipun disemarakkan dengan keikutsertaan para pimpinan dan segenap dewan SDM Daarul Quran dengan ikut bersedekah.

Tak hanya itu, dalam kesempatan inipun Ustadz Tarmizi dan Ustadz Jameel juga ikut memotivasi serta mengarahkan anak santri dan seluruh SDM untuk mengiringi semua kegiatan Garsena dan mengarahkan agar sedekah mereka diserahkan ke PPPA Daarul Quran.

74f72d7b-1f8f-4382-b630-b29a8d7a9729

Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SMP Daarul Quran Murdianto bersyukur karena anak-anak didiknya mau mengikuti kegiatan ini.

“Alhamdulillah anak-anak santri mau ikut menyisihkan uang jajannya hari ini untuk Garsena. Semoga seluruh hajat anak-anak dan kedua orangtuanya diijabah. Aamiin,” ujar murdianto kepala sekolah SMP Daqu.

Sementara itu, di Daarul Quran Kalibata City pun anak-anak diajak untuk ikut berpartisipasi dalam Garsena bersama dengan para guru.cf26dfee-f8ed-421e-8e1d-fcf9e652e535

“Syukur alhamdulillah, ini jadi kegiatan rutin tiap tahun ikut melatih dan membiasakan anak untuk sedekah. Semoga jadi pahala dunia akhirat, aamiin,” ujar Kepala Sekolah SD Daarul Quran Kalibata City, Abdul Wahid Basyir. (*)

Kategori
Berita Jambi

Santri Jambi Rayakan Gerakan Sedekah Nasional

Sekitar 2.000 santri dan guru tahfidz Provinsi Jambi merayakan Gerakan Sedekah Nasional (Gersena) di Taman Wisata Kampoeng Raja Kota Jambi, Rabu (27/4). Mereka berasal dari puluhan Rumah Tahfidz (RT) dan TPQ (Taman Pendidikan Qur’an), misalnya RT An Nawa Paal Merah, RT Ikhwan Kamil Kota Jambi, dan RT Salam Qur’an.UCI_7759

Ketua Program Pembibitan Penghafal Al Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an Jambi, Beni Ardilla, menjelaskan, event ini merupakan bagian dari haflah Gersena yang berlangsung serentak di sejumlah kota di Indonesia. Selain di Kota Jambi, juga di Pesawaran (Lampung), Tangerang dan Cilegon (Banten), Bogor (Jawa Barat), Jogja (DIY), Ungaran (Jawa Tengah), Malang dan Surabaya serta Banyuwangi (Jawa Timur).

Gersena berawal dari inisiatif sejumlah pengusaha untuk menyedekahkan seluruh omset usaha mereka pada 27 April beberapa tahun lalu. Hal ini kemudian digaungkan Ustadz Yusuf Mansur. Ia mengajak para pengusaha dari kelas kaki lima sampai kakap, untuk menyedekahkan omset sehari mereka setiap tanggal tersebut.

Seiring kian luasnya partisipasi publik, kebiasaan tersebut kemudian dicanangkan sebagai sebuah gerakan nasional.

Di Jambi, Gersena dipelopori oleh para pengusaha seperti Haji Robert, Dede Slamet, Hj Mirna, dan Ny Neva Yulia. Sedangkan Haji Ramli Jalil, bersedekah dalam bentuk 2.000 tiket terusan gratis di Taman Wisata Kampoeng Raja miliknya. Ia juga menyedekahkan pemasukan tiket umum hari itu.

Dalam taushiyahnya di hadapan para peserta, Ustadz Denny Alfikri antara lain mengatakan, sedekah harus menjadi kebutuhan hidup umat Islam. Sebab, sedekah adalah investasi kebaikan, yang akan mendatangkan kebaikan berlipat ganda.UCI_7927

Pengasuh Rumah Tahfidz An Nawa itu lalu memberi contoh, bagaimana Ustadz Yusuf Mansur berkali-kali menjalal khasiat sedekah. Hasilnya, tidak pernah meleset, meskipun kadang balasannya tidak seperti yang kita inginkan. ’’ tandas Ustadz Denny.

Mewakili manajemen Kampoeng Raja, BJ Santoso selaku supervisor HRD (human resource development), mengatakan, pihaknya selalu siap bermitra dengan PPPA Daarul Qur’an.

‘’Ini bukan kali pertama kita bekerjasama. Sudah beberapa kali kita menggelar event bersama,’’ kata Santoso.

Ia berharap, suatu saat Ustadz Yusuf Mansur mengisi tabligh akbar di Kampoeng Raja. ‘’Insya Allah kalau Ustadz Yusuf, ribuan orang akan memenuhi Taman Wisata ini. Kita ajak mereka untuk mendukung pembangunan Pesantren Tahfidz Daqu Jambi,’’ tutur Santoso.

Puncak haflah Gersena ditandai dengan penglepasan balon oleh Hj Mirna dan sedekah seketika oleh para peserta. Acara ditutup dengan do’a dan kemudian para santri menikmati berbagai wahana wisata Kampoeng Raja.