Kategori
Artikel Berita Kegiatan Lampung

Wejangan Ayahanda Yusuf Mansur pada Santri SMP Daqu Lampung dalam Rihlah Tarbawiyah

Rombongan santri kelas 9 Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Lampung menapakkan kakinya di Pesantren Daqu Tangerang pada Sabtu pagi (10/6) untuk belajar sekaligus ziarah di Makam Ummi Uum dan Syekh Ali Jabeer dalam kegiatan Rihlah Tarbawiyah.

Rihlah Tarbawiyah merupakan kegiatan refreshing usai para santri menghadapi ujian sekolah. Selain Pesantren Daqu Tangerang, para santri Daqu Lampung juga mengunjungi Pesantren Daqu Bandung.

Setibanya di Daqu Tangerang mereka langsung disambut oleh gurunda KH Ahmad Jamil. Beliau memberikan para santri wejangan sebagai bekal sebelum lulus.

Setelah ziarah, mereka pun berjalan ke depan masjid untuk melakukan sesi perfotoan. Tak berselang lama, Ayahanda Yusuf Mansur datang dengan mengendarai mobil.

Ayah Yusuf kemudian turun dari mobilnya dan menyapa rombongan santri Daqu Lampung. Selanjutnya, beliau memberikan wejangan kepada para santri.

“Mobil saya memang bagus, tetapi ada kendaraan yang lebih bagus yang bahkan bisa mengantarkan kalian hingga ke surga-Nya Allah SWT, yaitu Al-Qur’an,” ujar Ayah Yusuf.

“Semakin sering kalian membaca Al-Qur’an, semakin bagus kendaraan kalian untuk mengantarkan ke surga paling tinggi di mana Allah SWT dan Rasulullah SAW berada,” tambah pesan beliau.

Santri pun mencatat dan memperhatikan dengan seksama setiap ucapan beliau. Nampak rasa syukur dari raut para santri Daqu Lampung karena bisa bertemu dengan gurunda Kyai Jamil dan Ayah Yusuf Mansur.

Hal tersebut diaminkan oleh Pengasuh Pesantren Daqu Lmapung yang ikut dalam rombongan, Ustadz Imron Rosadi.

“Ada kesan dan perasaan istimewa di masing-masing santri yang susah untuk diungkapkan,” ujar ustadz Imron Rosadi.

Rombongan santri Daqu Lampung melanjutkan perjalanan Rihlah Tarbawiyah usai acara bersama Ayah Yusuf dan Kyai Jamil tersebut.

Sesuai rencana, mereka mengunjungi Monumen Nasional atau Monas, Museum Lubang Buaya, serta Sholat Dzuhur di Masjid Istiqlal.

Para santri Daqu Lampung lalu tiba di Pesantren Daqu Bandung pada sore hari. Menginap sehari di sana, para santri melanjutkan perjalanan ke Kota Bogor.

Para santri menikmati panorama indahnya Kota Hujan Bogor sebelum kembali ke Pesantren Daqu Lampung.

Penulis: Ibrahim Varkan, Santri Pesantren Daqu Tangerang, Kelas 11

Kategori
Berita Kegiatan

Gelar Diskusi Kebangsaan, Idaqu Sekaligus Jalin Kerjasama dengan Lima Lembaga Nasional

Tokoh-tokoh nasional berkumpul di Institut Daarul Qur’an (Idaqu) untuk berdiskusi mengenai wawasan kebangsaan dengan tajuk “Wawasan Kebangsaan Menurut Perspektif Akademik”. Acara digelar Hari Kamis (17/6/2021) pagi hingga siang hari di kampus Idaqu, Jl. Cipondoh Makmur Raya, Cipondoh, Tangerang. Diskusi diikuti oleh dosen dan akademisi Lembaga Pendidikan Daarul Qur’an serta peserta umum lewat Virtual Meeting Zoom.

Momen diskusi ini melengkapi rangkaian penandatanganan nota kesepahaman antara Idaqu dengan lima lembaga nasional, yakni Majelis Ulama Indoensia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Asosisasi Dosen Indonesia (ADI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Kerjasama menyoal berbagai sektor akademik maupun support system untuk kedua belah pihak.

Pimpinan Umum Daarul Qur’an, KH Yusuf Mansur, membuka acara dengan sambutannya. Beliau berujar, kecintaan kita terhadap bangsa Indonesia harusnya sudah terpupuk mengingat anak bangsa banyak yang berkarya dan diakui dunia, berikut tradisi nasional yang menggugah banyak bangsa.

Dalam bidang pendidikan, Indonesia telah lama diakui sebagai penyuplai ulama-ulama besar yang menjadi guru imam-imam besar Haramain.

“Saya pengen dekan-dekan universitas di Malaysia adalah anak-anak Idaqu. Sekarang kita ekspor mahasiswa mahasiswi, nanti kita ekspor pimpinan-pimpinan terbaik,” ujarnya.

Dream yang diucapkan Kyai Yusuf itu menjadi magis buat Idaqu. Sang Rektor, Dr. H. M. Anwar Sani, S.Sos.I, M.E., berujar bahwa Kyai Yusuf memang selalu menggelora ketika berbicara sebuah impian. Ia mengatakan, perjalanan Daarul Qur’an dari dream Kyai Yusuf pun bisa menjadi inspirasi untuk pembangunan bangsa.

“Kata Kyai Yusuf, Daqu akan segede lantainya bumi, atapnya langit. Terwujud dengan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. Sekarang jumlahnya ratusan ribu di Indonesia maupun mancanegara,” tukasnya.

Setelah sambutan dari dua pimpinan Daarul Qur’an, diskusi pun dibuka. Diskusi dibuka dengan para panelis dalam diskusi ini yakni Sekretaris Jendral ICMI, Mohammad Jafar Hafsah; Sekjen MUI, Dr. H. Amirsyah Tambunan, M.A.; Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si.; Wakoor Kopartais 1 DKI Jakarta, Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A.; serta Sekertaris Senat UIN Jakarta, Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag. Satu panelis lain hadir di Ruang Virtual Meeting Zoom, yakni Ketua Umum ADI, Prof. Dr. Dino Pati Djalal, M.A.

Di tengah diskusi, seisi ruangan heboh. Sebabnya, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Periode 2004-2009, Adhyaksa Dault, juga ikut meramaikan diskusi.

Seluruh panelis pun memberikan pandangannya terkait Wawasan Kebangsaan. Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod menerangkan bahwa wawasan kebangsaan terbagi dua, yakni teks dan konteks. Dikatakannya, secara teks semua masyarakat sudah hafal, namun tidak dengan konteksnya.

“Perilaku kita harus dijaga. Kaburo maktan ‘indallahi taquulu ma laa ta’malun,” terangnya megutip surat As-Saff ayat 3 yang artinya “(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” Singkatnya, wawasan kebangsaan bukan hanya di mulut belaka, namun harus diaktualisasi dalam kehidupan.

Mengutip sila pertama Pancasila, Sekjen MUI, Prof. Amir menjelaskan bahwa masyarakat yang berwawasan kebangsaan haruslah berketuhanan yang maha esa. Karena itu merupakan martabat, gengsi, serta nilai-nilai penganut bangsa.

Ia juga menambahkan, “tujuan bernegara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia,” tuturnya.

Prof. Armai yang sudah malang melintang di berbagai organisasi untuk membina pendidikan anak bangsa pun turut menyuarakan pandangannya. Ia pun sependapat dengan Prof. Amir. Menurutnya, dalam bidang pendidikan, tujuannya pun harus membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa.

Selanjutnya, Prof. Thib Raya juga menerangkan hal serupa. Ia menambahkan bahwa dengan dasar sila pertama itu, masyarakat Indonesia juga harus bekerja dan berkarya. “Dan semua keahlian itu harus mencapai kehidupan kalian,” jelasnya.

Dino Pati Dajalal yang lama menempuh studi di luar negeri mengungkapkan salah satu kekuatan Indonesia yang selama ini masih belum tereksploitasi, yakni ekonomi. Peraih gelar doktor di London School of Economics and Political Science ini juga berujar, wawasan kebangsaan juga harus selaras dengan menjaga identitas bangsa.

“Kalau kita mau unggul di abad 21, kita harus menjaga identitas disertai dengan keunggulan,” jelasnya.

Adhyaksa Dault jadi panelis “dadakan” dalam acara ini. Pengalamannya menjadi Menteri tentu amat berharga bagi wawasan kebangsaan masyarakat Indonesia, khususnya bagi para pemuda.

Adhyaksa pun kembali mengutip sila dalam Pancasila, seperti panelis lain. Namun, ia menekankan pada sila ke-4. Menurutnya, isu-isu kebangsaan yang terjadi saat ini tak lain karena aktualisasi hikmah dan kebijaksanaan seperti dalam sila ke-4 itu sudah sirna.

“Kita harus dipimpin dengan orang yang punya hikmah. Hikmah ini diambil dari ajaran agama,” terangnya. Karena bagaimanapun, menurutnya, Pancasila merupakan bagian dari ajaran agama, khususnya Agama Islam.

Adhyaksa menjadi panelis terakhir yang memberikan pandangannya terhadap wawasan kebangsaan. Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil pun menutup diskusi dengan memimpin pembacaan doa.

Kategori
Berita

Presiden Jokowi dan Para Tokoh serta Ulama Nasional Beri Selamat Untuk Milad Pertama Idaqu

Tak terasa, tepat tanggal 5 Maret 1 tahun lalu bangunan pertama Institut Daarul Qur’an diresmikan. Masjid Al-Anwar sebagai simbol kampusnya Daarul Qur’an jadi ikon peresmian tersebut. Hari ini, Jum’at (5/3/2021) segenap entitas yang ada di Institut Daarul Qur’an merayakan kelahiran kampus pimpinan Rektor Dr. H. M. Anwar Sani, ME. Ini. Makin spesial dengan kehadiran tokoh yang ada di Tangerang, di antaranya Lurah Ketapang, Camat Cipondoh, jajaran kepolisian yang diwakili oleh Kapolsek dan Kapolres Tangerang, Dandim 0506 Tangerang serta tak ketinggalan Wali Kota Tangerang, H. Arief Rachadiono Wismansyah, B.Sc, M.Kes.

Jajaran tokoh tersebut dijamu langsung oleh para pimpinan Daarul Qur’an, yakni KH Yusuf Mansur selaku Pembina Yayasan Daarul Qur’an, Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf Sekaligus Rektor Idaqu, Ustadz Anwar Sani, Pimpinan Direkorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil, Pimpinan Direktorat Bisnis, Ustadz Tarmizi Ashidiq, serta Dewan Syariah Daarul Qur’an, KH Ahmad Kosasih.

Kebahagiaan tentu menyelimuti keluarga besar Daarul Qur’an. KH Yusuf Mansur pun mengungkapkannya kala memimpin pelepasa balon udara serta pemotongan pita tanda perayaan dimulai sekaligus peresmian gedung kelas Idaqu. Keberkahanpun, Insya Allah, diperoleh kala Prof. Dr.  Ahmad Thib Raya, MA, guru besar UIN Syarif Hidayatullah, memimpin pembacaan doa.

Setelah kemeriahan seremoni tersebut, gedung kelas yang baru diresmikan itu pun jadi tempat perayaan Dies Natalis Idaqu yang pertama bertema “Save Our Generation With Idaqu”.

Kali ini, para mahasiswa mendapat giliran unjuk kebolehan. Berbagai macam tampilan disuguhkan untuk para hadirin, di antaranya paduan suara yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Idaqu, hadroh, akapela, dan lainnya. Keseruan itu mengawali acara sebelum sang Rektor berbicara di depan kahalayak.

Dalam sambutannya tersebut, Ustadz Anwar Sani tak bisa menutupi rasa gembiranya. Ia mengatakan, berdirinya Idaqu diharapkan dapat bermanfaat untuk masyarakat, termasuk warga di sekitar Idaqu. Idaqu juga tergolong kampus yang cepat melesat meski masih seumur jagung. “Untuk saat ini, mahasiswa Idaqu berjumlah 534 dengan 6 prodi. Yang Insya Allah akan ada penambahan sebanyak 1500 mahasiswa baru,” terang Ustadz Sani. Ia pun bertekad untuk membawa Idaqu merambah kancah inernasional.

Tak jauh berbeda harapan yang dihaturkan oleh Direktur Pendidikan Tinggi Kementerian Agama RI, Prof. Dr Suyitno, M. Ag. serta Prof Thib Raya. Prof Suyitno pun mengingatkan agar Idaqu terus mempunyai mimpi, harapan, semangat dan aksi yang bersar. Dengan begitu mimpi sebesar apapun bisa diwujudkan.

Sementara itu, Prof Thib Raya mengamini apa yang dikatakan oleh Ustadz Anwar Sani tentang pesatnya perkembangan Idaqu. Beliau merupakan pemeriksa proposal pengajuan izin Idaqu beserta 6 prodinya. Karena itu, mengingat apa yang sudah dilewati Idaqu, ia amat terkesan.

“Saya harapkan Idaqu akan cepat berkembang. Belum pernah saya liat ada perguruan tinggi yang baru buka langsung 500,” ujarnya sekaligus memberikan pesan tentang perkataan Nabi Sulaiman yang percaya diri dan mengimani kekuatan Allah sehingga ia bisa menaklukan Ratu Bilqis.

Wali Kota Tangerang, Arief Rachadiono, di tengah kesibukannya menyempatkan menghadiri undangan acara luar biasa ini. Meski sedikit terlambat, tapi pesannya begitu bermakna.

“Insya Allah, Idaqu bisa melahirkan pemimpin dan pengusaha yang baik berdasarkan Al-Qur’an. Bukan hanya untuk Tangerang, tapi juga Indonesia dan dunia,” tuturnya. Hal itu semakin terasa spesial karena milad Idaqu berdekatan dengan hari lahir Kota Tangerang yang kini telah berusia 28 tahun. Maka dari itu, Arief pun berharap banyak dengan lahirnya Idaqu di Kota Tangerang ini.

Tentunya sambutan dan motivasi dari KH Yusuf Mansur paling ditunggu. Di hadapan para tokoh nasional itu, beliau pun tak segan mengungkapkan mimpi besarnya.

“Ini adalah momentum, berkat Qur’an. LRT City di Sentul City dari 2019. Kemudian berangkat bangun pesantren yang jumlah santrinya satu tahun 100 ribu santri. 2021 perizinan diurus, 2022 pembangunan dengan pabrik dan konstruksi sendiri. 2024-2026 pemakaian perdana dengan 7000 santri, baru 2027 sampai 6 tahun ke depan 100 ribu santri,” papar beliau. Bahkan, kata beliau lagi, tahun depan Idaqu juga berencana melebur dengan STMIK Antar Bangsa dan Universitas Maha Karya Asia sebagai entitas perguruan tinggi binaan Daarul Qur’an menjadi Universitas Daarul Qur’an.

“Kata Allah, bismillahi majreha wa mursaha, yang penting kamu merasa diawasi aku, pake itu Qur’an, selesai sudah,” tuturnya lagi dengan semangat.

Ternyata Kyai Yusuf Mansur menyiapkan kejutan spesial untuk Idaqu. Dalam layar besar di atas panggung, para tokoh nasional bergantian memberikan ucapan selamat, termasuk dari Presiden Republik Indoensia, Joko Widodo atau Jokowi.

“Saya meliat bahwa apa yang diajarkan di Idaqu, sangatlah baik. Selama satu semester pertama diajarkan secara khusus tentang Al-Qur’an sehingga Insya Alah Idaqu akan melahirkan pemimpin, pendidik, dan wirausahawan yang punya integritas dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an,” terang Jokowi dalam video yang membuat Rektor Idaqu terkaget-kaget.

Perasaan terkesima dan bahagia semakin mengalir di benak keluarga besar Idaqu kala para pembesar negeri ini turut memberi selamat dan mendoakan Idaqu di milad pertamanya ini. Sebut saja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Prawansa. Juga dari jajaran menteri seperti Menteri Sekertaris Negara, Pratikno; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno; serta mantan Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia ke 10, A. M Hendropriyono.

Tak ketinggalan berkah doa juga datang dari para dai dan alim ulama, antara lain dari Ustadz Tengku Zulkarnain dan Ustadh Haikal Hasan serta jajaran ulama dan habaib yang mendoakan secara pribadi.

Dengan begitu, ini jadi motivasi bagi Idaqu untuk terus melaju. Seperti dalam lirik lagu yang dinyanyikan di awal acara, semoga Idaqu semakin berjaya dan mendunia. Aamiin.

Kategori
Berita Kegiatan

Mengenang 40 Hari Wafatnya Syekh Ali Jaber dalam Acara “Damai Indonesiaku” di Pesantren Daqu

Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang menjadi tempat berlangsungnya acara “Damai Indonesiaku” yang tayang di stasiun televisi TV One. Acara tersebut bertepatan dengan peringatan 40 hari wafatnya Almarhum Syekh Ali Jaber sekaligus menjadi tema acara. Sebanyak 17 ulama dan asatidz dari berbagai penjuru negeri berkumpul di dalam Masjid An-Nabawi, Pesantren Daqu Tangerang, Sabtu (27/2/2021) kemarin.

Para ulama dan asatidz bergantian mengenang cerita yang pernah dilalui bersama Syekh Ali. Dalam majelis itu, hadir pula adik Syekh Ali yang melanjutkan dakwah ulama asal Madinah tersebut, yakni Syekh Muhammad. Dai-dai kondang seperti Ustadz Zaki Mirza, Ustadz Solmed, Ustadz Abi Makki serta pembina Yayasan Daarul Qur’an, KH Yusuf Mansur, hadir membagikan kisah inspiratif saat bersama Syekh Ali Jaber.  Makin berwarna dengan hadirnya artis Arie Untung yang juga sempat berziarah ke makam Syekh Ali.

Pengalaman setelah Syekh Ali mendapat musibah ditikam seseorang ternyata masih berbekas di benak Arie Untung. Kala Syekh Ali masih berbalut perban, cerita Arie, dirinya masih menyempatkan berkunjung ke suatu desa untuk bersedekah lampu penerangan. Arie pun sudah meninjau lokasi desa tersebut untuk meneruskan apa yang dilakukan Syekh Ali.

Lain lagi cerita Ustadz Solmed. Untuk menolong orang, kata beliau, Syekh Ali rela mencari pinjaman pada orang lain.

“Syekh Ali Jaber semasa hidupnya sangat dermawan. Beliau rela meminjam uang untuk menolong orang, beliau meminjam seolah-olah dirinya yang membutuhkan,” tuturnya.

Tentunya, cerita-cerita yang lain terus bermunculan dari lisan para dai dan ulama tentang kebaikan hati Syekh Ali Jaber. Karena itu, lokasi pemakaman Syekh Ali yang ada di Pesantren Daqu juga menjadi keberkahan, khususnya untuk seluruh keluarga besar Daarul Qur’an.

Kyai Yusuf dan Syekh Muhammad pun memimpin pembacaan doa di hadapan makam Syekh Ali. Tak lupa, doa juga dipanjatkan untuk mendiang Ustadz Maaher At-Thuwailibi yang wafat tak lama setelah Syekh Ali wafat, di mana makamnya bersisian dengan makam Syekh Ali.

Kategori
Berita

Gelar Open House, Idaqu Tawarakan Berbagai Keunggulan

Tahun ajaran baru menjadi momen bagi Institut Daarul Qur’an (Idaqu) untuk menunjukkan tajinya. Kampus Daarul Qur’an ini menawarkan berbagai program dan promo menarik lewat gelaran Open House Virtual. Acara ini menyuguhkan berbagai benefit yang akan didapat untuk para calon mahasiswa, sekaligus menjadi progam andalannya.

Semakin meriah dengan hadirnya Pembina Yayasan Daarul Qur’an, KH Yusuf Mansur di acara yang digelar di akun Youtube Pesantren Daqu dan akun Facebook official Ustadz Yusuf Mansur, pagi ini, Sabtu (20/2/2021). Selain para calon mahasiswa, acara ini juga bisa disaksikan oleh siapa saja yang ingin mengetahui lebih dalam tentang kampus yang berlokasi di Jalan Cipondoh Makmur Raya, Kota Tangerang ini.

Tahfizh intensif tentu menjadi ujung tombak program unggulan Idaqu. Para mahasiswa akan bersama-sama menghafal Al-Qur’an sekaligus bisa mengikuti ujian sanad Al-Qur’an jika telah menyelesaikan hafalannya dengan mutqin.

Saat berkuliah, para mahasiswa juga bisa mengikuti berbagai organisasi yang ada di Idaqu untuk menambah skill leadership mereka. Bagi yang ingin menambah wawasan dan pengetahuan, bisa juga mengikuti program pertukaran pelajar, baik dengan kampus nasional maupun internasional.

Program enterpreneurship juga jadi keunggulan Idaqu, sesuai visi mereka, menelurkan lulusan yang hafal Qur’an dan para pengusaha. Tak perlu khawatir bagi yang tak punya waktu untuk kuliah karena Idaqu menggunakan program belajar blended learning, yakni menggabungkan kuliah tatap muka dan virtual. Di samping, Idaqu juga menyediakan fasilitas boarding untuk memaksimalkan program yang sudah dilakukan saat kuliah.

Pendaftaran akan dibuka hingga 20 April nanti. Khusus hari ini, para pendaftar tak akan dikenakan biaya pendaftaran alias free sebesar 100 ribu rupiah. Ketika sudah masuk, para mahasiswa juga berkesempatan memperoleh member Paytren gratis, belajar bisnis bareng Wirda Mansur, dan yang paling spektakuler mendapat tabungan umroh sebesar 2 juta rupiah.

Kemeriahan ini pun disambut suka cita oleh Kyai Yusuf Mansur. Ia mengatakan, Idaqu akan senantisa bersanding dengan Al-Qur’an untuk mengawal program kampus yang akan merayakan milad pertamanya 5 Maret nanti.

Ia pun menceritakan sebuah hadits saat Rasulullah bercerita pada para sahabat bahwa ada satu surga yang tak berpenghuni. Para sahabat pun bertanya mengapa demikian. Rasul pun menerangkan bahwa di surga itu ada Allah. Maka, cukuplah Allah yang ada buat para penghuninya.

“Kalau kita udah cinta Al-Quran, kalamullah, seakan membuat kita udah gak perlu sama semesta raya dan seisinya,” tutur kyai Yusuf. Karenanya, lanjut beliau, itu adalah alasan banyak orang yang sudah berkarir di luar negeri mau kuliah lagi di Idaqu.

Rangkaian Open House Virtual ini masih akan berlanjut dengan tema yang lebih menarik. Di tanggal 5 Maret nanti, Rektor Idaqu, Ustadz Anwar Sani, ME., akan ngobrol bareng Wirda Mansur di official channel Youtube Wirda Mansur. Jadi, jangan sampai kelewatan, ya!

Kategori
Berita idaqu Kegiatan

Idaqu Jalin Kerjasama dengan Universitas Wahid Hasyim

Setelah menjalin kerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional atau BAZNAS lewat program beasiswa “Semua Bisa Jadi Sarjana”, Institut Daarul Qur’an (Idaqu) kembali mengikat kesepakatan. Kali ini, Idaqu bekerja sama dengan Universitas Wahid Hasyim (Unwahas), Semarang. Rektor Idaqu, Ustadz Anwar Sani, memimpin langsung penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) dan MoA (Memorandum of Agreement) pihak Idaqu, bersanding dengan Rektor Unwahas, Prof. Dr. Mahmutarom. Sambutan hangat pihak Unwahas di acara yang digelar di Aula Unwahas, Jum’at (19/2/2021), itu semakin memantik optimisme yang akan lahir dari kerjasama ini. 

Ustadz Anwar Sani juga ditemani oleh para pimpinan Daarul Qur’an, termasuk Pembina Yayasan Daarul Qur’an, KH Yusuf Mansur, Pimpinan Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an, KH Ahmad Jamil, serta Pimpinan Direktorat Bisnis Daarul Qur’an sekaligus Ketua STMIK Antar Bangsa, Ustadz Tarmizi Asshidiq. Sementara para pimpinan Unwahas juga hadir menjadi saksi sejarah kerjasama ini, di antaranya Wakil Rektor 1 Dr. Helmi, Wakil Rektor 3 Dr. Andi Purwono M. Si, Direktur Pascasarjana Prof. Dr Muzakkir Ali MA, serta Dekan Fakultas Hukum Islam Dr. Nur Kholif M. Pd.

Kesepakatan kerjasama ini terjalin antara Fakultas Agama Islam Unwahas dengan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam serta Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Idaqu. Penandatanganan dilakukan langsung oleh Dekan masing-masing fakultas.

Kerjasama ini tentunya menjadi keuntungan dan keberkahan bagi Idaqu. Idaqu yang baru akan merayakan milad pertamanya tanggal 5 Maret nanti, diakui Ustadz Sani, sangat termotivasi dengan capaian Unwahas yang saat ini telah menelurkan 15.000 lulusan.

Kerjasama yang sebelumnya terjalin dengan Baznas juga menyisakan kisah menarik. Sebabnya, Ketua Baznas, Prof. Noor Achmad, juga merupakan ketua yayasan yang menaungi Unwahas.

“Kyai Noor Achmad kemaren menyampaikan, nih, motivasi juga buat teman-teman semuanya, tim Institut Daarul Qur’an bahwa beliau menyampaikan saat mengawali Universitas Wahid Hasyim ini, beliau tanpa uang sepeserpun. Jadi, ini kita sedang mengalami demikian. Ini nostalgia buat penyemangat kami- kami,” cerita Ustadz Anwar Sani.   

Tentunya, Idaqu akan banyak mengeruk ilmu dari Unwahas. Kyai Yusuf Mansur selaku ketua Yayasan yang menaungi Idaqu pun berujar bahwa saat ini, Daarul Qur’an dengan Idaqu, STMIK Antar Bangsa dan Universitas Mahakarya Asianya akan menjadi “santri” Unwahas dalam menuntut ilmu menggerakkan roda kampus.

“Ini mah bukan kerjasama, tapi perjalanan belajar sebenernya. Kalo kerjasama sih kayaknya, apa ya, kurang adab kayaknya. Jadi, harapan kami ada bimbingan dari Universitas Wahid Hasyim,” tutur Kyai Yusuf Mansur.

Kategori
Berita idaqu Kegiatan

BAZNAS Jalin Kerja Sama dengan Paytren Luncurkan Alat Pembayaran Zakat Digital

Perkembangan dunia digital kini memudahkan setiap orang melakukan apa saja, termasuk dalam melakukan transaksi. Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) pun melihat perkembangan tersebut dan menyambut dengan meluncurkan alat bayar zakat digital di aplikasi Paytren. Kini, kedua pihak resmi terikat dengan nota kesepahaman yang ditandatangani Rabu (17/2/2021) di Institut Daarul Qur’an (Idaqu), Tangerang.

Selain itu, BAZNAS juga membuka kesempatan bagi siapa saja yang berkeinginan untuk melanjutkan ke jenjang S1 dengan berkuliah di Idaqu lewat program beasiswa “Semua Bisa Jadi Sarjana”.

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan langsung oleh Pembina Yayasan Daarul Qur’an, tempat Paytren bernaung, yakni KH Yusuf Mansur, Direktur Utama Paytren, Ustadz Tarmizi Asshidiq, serta Rektor Idaqu, Ustadz Anwar Sani. Sementara pihak BAZNAS diwakili langsung oleh Direktur Utama BAZNAS, Prof.  Dr. H. Noor Achmad, M.A.

Penandatanganan juga disaksikan oleh para pimpinan Daarul Qur’an, yakni Pimpinan Direktorat Pendidikan Daqu, KH Ahmad Jamil serta jajaran Kepala Biro Daarul Qur’an. Tak ketinggalan, jajaran pimpinan dan direksi BAZNAS juga hadir menyaksikan, di antaranya Wakil Ketua BAZNAS, Mochamad Mahdum, Direktur Utama BAZNAS M. Arifin Purwakanta, serta Sekertaris BAZNAS Jaja Jaelani. Makin spesial karena hadirnya guru besar UIN Syarif Hidayatullah sekaligus anggota bagian pendidikan Majelis Ulama Indonesia, Prof. Armai Arief.

Seperti diketahui, Paytren adalah aplikasi untuk mempermudah kita dalam melakukan pembayaran dalam kehidupan sehari-hari. Paytren juga memiliki 2 juta lebih pengguna. Ustadz Tarmizi selaku Direktur Paytren mengatakan ini merupakan berkah untuk Paytren dan umumnya untuk masyarakat Indonesia. Sebab, dengan adanya layanan ini, masyarakat semakin diberikan kemudahan untuk membayar zakat.

Berkaitan dengan kemudahan tersebut, Prof Noor pun menyebutkan kerjasama ini juga terjalin untuk semakin menyadarkan masayrakat akan pentingnya membayar zakat. Karena menurut survey yang dilakukan oleh BAZNAS, masih banyak orang yang kesulitan untuk melakukan pembayaran zakat.

“Ini juga keyakinan kita, bagaimana nanti BAZNAS bisa bekerja sama dengan Al-Qur’an. Kami juga yakin, dengan Al-Qur’an, Daarul Qur’an akan memperoleh berkah dari Allah SWT, termasuk nanti kita yang bekerja sama dengan Daarul Qur’an,” tutur Prof. Noor.

Kesuksesan kerjasama ini tentu amat disyukuri. Kyai Yusuf Mansur bahkan mengungkapkan kebahagiaannya atas kerjasama ini seperti “kebahagiaan seorang anak kecil yang diberikan permen.”

Ke depan, ungkap Kyai Yusuf Mansur yang ditegaskan pula oleh Ustadz Tarmizi, Paytren juga akan membuka lebih luas kesempatan bagi masyarakat dengan merambah pasar IPO (Initial Public Offering), di mana masyarakat bisa ikut berinvestasi di saham Paytren.

Setelah acara selesai, rombongan menuju Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Tangerang untuk berziarah ke makam keluarga Kyai Yusuf Mansur serta Almarhum Syekh Ali Jaber dan Ustadz Maaher At-Thuwailibi. Suasana syahdunya halaqoh para santri juga jadi pemandangan yang tak dilewatkan oleh para rombongan sebelum menuju ke kediaman Kyai Yusuf Mansur untuk beramah tamah.

Kategori
Akhlak Berita Kegiatan KH. Yusuf Mansur

Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

Muslimah Daarul Qur’an (Musdaqu) memperingati Mulid Nabi Muhammad SAW. Acara tersebut dilaksnakan di Rumah Putih, Kampung Ketapang, pada Rabu, (20/11) ba’da Ashar. Peringatan Maulid Nabi Muhammd SAW tersebut diisi dengan acara pembacaan tahlil, rawi, serta tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Hendy Irawan Saleh.

Dipandu oleh Ustadzah Tita, acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Alquran oleh putri kedua KH Yusuf Mansur, Qumii Rahmatal Qulub. Ibunda Qumii, Hj. Siti Maemunah, turut menghadiri acara dan memimpin pembacaan tahlil. Pembacaan sholawat diiringi kepakan rebana membuat suasana semakin syahdu. Pukul setengah lima sore, Ustadz Hendy sudah menempati kursinya untuk menyampaikan tausiyah. Kali ini beliau menjelaskan surat Muhammad ayat 1 dan 2.

Pada ayat pertama Allah SWT menjelaskan bahwa makhluk yang mengingkari perintah-Nya akan menemui jalan yang sesat. Hal tersebut juga menimpa umat Rasulullah SAW. Namun, solusi dari semua itu langsung Allah SWT sampaikan pada ayat selanjutnya. “Solusinya untuk semua manusia juga, hanya ada 3. Yang pertama kembali beriman kepada Allah SWT, kemudian mengerjakan kebajikan, dan yang terakhir beriman kepada apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW yakni Alquran dan Hadits”, ungkap Udstadz Hendy.

Rasulullah SAW sangat cinta kepada umatnya. Suatu ketika malaikat Jibril turun untuk menyampaikan ayat mengenai neraka. Rasulullah bertanya, “Wahai Jibril, siapa saja penghuni neraka itu?”. Jibril menjawab, “sebagian dari umatmu juga termasuk di dalamnya wahai Rasulullah”. Seketika Rasulullah SAW pingsan.

Ustadz Hendy menceritakan beberapa kisah mengenai akhlak Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sangat menghargai orang yang bekerja dengan cara yang halal. Rasul pernah mencium tangan kasar seorang penghancur batu lalu bersabda, “sesungguhnya Nabi Daud tidak pernah makan selain dari buah tangannya”. Rasulullah juga mencontohkan bahwa kita harus mendahulukan kebutuhan orang-orang yang ada dalam tanggungan kita. Susu yang tersedia di rumah beliau sudah hampir habis diminum oleh para Sufi dari Kota asal Abu Hurairah. Selanjutnya rasul memerintahkan Abu Hurairah untuk meminumnya. Dengan kuasa Allah SWT susu tersebut tidak habis sementara Abu Hurairah sudah merasa tak kuat lagi.

Ustadz Hendy juga menceritakan bahwa Rasulullah SAW sangat dicintai oleh semua orang. Namun, setelah beliau resmi menjadi rasul mulai banyak yang memusuhi akibat larangan Allah SWT yang beliau sampaikan. Itu merupakan bukti bahwa Rasulullah SAW taat kepada Allah SWT bagaimanapun kondisinya. “Perjalanan Rasulullah tidak serta merta heroik terus, tak seperti yang kita bayangkan. Suka duka yang beliau lewati merupakan bentuk kecintaan beliau pada umatnya”, ujar Ustadz Hendy. Meneladani akhlak Rasulullah SAW merupakan bentuk kecintaan kita kepadanya serta menghindari kita termasuk dalam golongan orang yang sesat.

Kategori
Berita Kegiatan Pesantren

Pesantren Tempat Pendidikan Terbaik Bagi Generasi Millenial

Ditemui setelah pelaksanaan pelatihan tenaga pendidik yang berlangsung di Aula Al-Fath Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Rabu (9/10), Guru Besar UIN Syarief Hidayatullah, Prof. Dr Armaie Arief, M. Ag, menjelaskan bahwa permasalahan moral masyarakat, terutama anak-anak muda, di era milenial ini paling mungkin diperbaiki dengan memasukkan mereka ke dalam pesantren. “Kalau mereka tidak boarding, itu kadang-kadang di sekolah diberikan pendidikan moral tapi di luar nanti dia terpengaruh lagi dengan hal-hal yang tidak diajarkan di sekolah” Ujar Prof Armaie.

Beliau menjelaskan bahwa pendidikan berbasis pesantren adalah pendidikan yang lebih menekankan moral dibanding ilmu lain sehingga anak didik akan terbentuk moralnya dan siap terjun ke dalam lingkungan masyarakat.

Perkembangan era millennial ini memang menjadi challenge tersendiri, terutama bagi para pendidik. Butuh sistem pembelajaran yang tepat untuk membentuk moral anak didik. “Harus dilakukan kerjasama antara orangtua, pendidik, dan anak.

Semuanya tanggung jawab, bukan hanya guru saja”, ungkap Prof Armaie. Kerjasama tersebut harus selalu dikomunikasikan, “andaikata anak-anak mau melakukan hal-hal yang tidak baik, ada orangtua yang mencegah, nanti ada juga temannya yang mencegah”, ujar Prof Armaie.

Membentuk moral anak didik artinya harus menanamkan rasa malu di dalam diri mereka. Prof Armaie menuturkan bahwa Allah di dalam Alquran mengajarkan ya’lamu sirrakum wa jahrakum, wa ya’lamu maa taksibun. “Kalau itu kita berikan terus menerus ke anak, walaupun orang lain tidak melihat, walaupun dilakukan secara sembunyi, Anda tetap juga dianggap orang yang tidak bermoral”, terang Prof Armaie. Dengan semakin menjamurnya pendidikan berbasis pesantren yang menekankan nilai-nilai moral dan agama semoga cita-cita mengorbitkan generasi yang unggul dan berakhlak mulia bisa terealisasikan.

Kategori
News

Stay Over Program (Mabita) of SD Daarul Quran Kalibata City

On Friday and Saturday, August 30-31, 2019 (1st Muharram1441 Hijriah), students of SD Daarul Quran Kalibata City had a Stay Over Program or better known as Mabita Program.  After the Mabita they also had to join the carnival around the Kalibata City apartment to allow the public to know the draught victims suffering in Bekasi Area.

The program has the purpose of increasing students’ knowledge on Islamic values through communal living, in which the boys and the girls had to share the facilities available at school with their friends who also had to sleep at school together.

At the same time a fund raising program to help the victims of draught in Bekasi Area was held and it has raised money as much as 750,000 rupiah. All grade 2,4,6 students of Daqu Kalibata City participated in the carnival, and the donation collected will help reduce their suffering.

According to Dominique Cristabel D.S., a student of Grade 6 of SD Daqu Kalibata City, this staying over program of welcoming Muharram combined with the fund raising carnival is really unforgettable since now they can understand the sufferings of other people.

“We now can hear and understand what is really happening to other people in our own country. Previously I don’t really watch the news, since I have been too busy doing my HW and study my lessons.  Now I understand that we also have to pay attention to people who are not as lucky as we are,” said Malika Kirena Daud, another grade six student, enthusiastically.

According to Mr. Fatkhurohman, S.Pd.I,, the Principal of SD Daqu Kalibata City Jakarta,  the Mabita program is part of the annual program of character building for students, especially in developing their independency as children, and also to develop their comprehension on the importance of Hijrah in the course of the history of Islam.

Hijrah event that was done by Prophet Muhammad SAW and his companion Abu Bakar Ash-Shiddiq, from Mekkah to Madinah in the year 622 is an important turning point for Islam’s glorious propagation around the world.

Donation of books, clothes, and toys was also given to the orphanage foundation for the orphan children as Muharram is also known as “the Month of the Orphans.”