Kategori
Berita idaqu Kegiatan

Idaqu Beri Kemudahan Berkuliah dengan Program “1000 Beasiswa untuk Indonesia”

Keringanan biaya pendidikan menjadi atensi, baik pelajar maupun orangtua, di tengah pandemi yang melanda dunia. Institut Daarul Qur’an (Idaqu) merespon hal tersebut dengan menggulirkan program “1000 Beasiswa untuk Indonesia”. Program ini bertujuan membantu para calon mahasiswa Indonesia untuk melanjutkan jenjang pendidikan tinggi Strata 1 atau Sarjana.

Program ini berupa beasiswa senilai 10 juta rupiah untuk Program Studi (Prodi) Ilmu Al Qur’an dan Tafsir (IAT) dan Manajemen Bisnis Syariah (MBS). Beasiswa senilai 15 juta rupiah untuk Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan Bimbingan Konseling Pendidikan Islam (BKPI). Beasiswa senilai 20 juta rupiah untuk Prodi Ilmu Hadits (IH) dan Hukum Ekonomi Syariah (HES).

Pendaftaran program ini dimulai tanggal 26 Juli sampai 10 Agustus 2021 mendatang. Dengan adanya program beasiswa ini biaya kuliah akan menjadi sangat ringan.

“Kita menyadari kemampuan ekonomi yang tengah turun saat ini. Untuk itu Idaqu, yang sejak awal berkomitmen mencetak generasi emas Indonesia, akan memberi kemudahan dalam biaya pendidikan” ujar Rektor Idaqu, Anwar Sani.

Anwar Sani memberikan ilustrasi, jika calo peserta didik mengambil Prodi Ilmu Hadits, maka biaya kuliah yang dikeluarkan bernilai sekitar 49 juta rupiah. Angka tersebut akan disubsidi dengan beasiswa sebesar 20 juta rupiah.

“Itu semua dipecah menjadi beberapa tahapan sebagai berikut; biaya pendaftaran 100 ribu, daftar ulang setiap semester 2,9 juta dan SPP bulanan 140 ribu rupiah” tambah Anwar Sani.

Program ini sekaligus komitmen Idaqu dalam mengembangkan dunia pendidikan. Menjadi perguruan tinggi yang unggul serta menyiapkan generasi pemimpin dan entrepreneur yang berkarakter qur’ani, berwawasan global, tangguh dan professional, sesuai visi misi Idaqu.

Kategori
Berita Kegiatan Pesantren

Pesantren Daqu Hadiri Acara Silaturrahmi Pesantren Muadalah Se-Indonesia

Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an menghadiri acara yang digagas oleh Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) dalam rangka silaturrahmi dan membahas hal-hal strategis. KH Ahmad Jamil, MA., selaku Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan hadir mewakili Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. Acara tersebut terselenggara berkat gagasan Pondok Pesantren Darussalam atau Gontor, yang digelar di Universitas Darussalam, Ponorogo, Jawa Timur,  Sabtu, 3 April 2021 lalu.

Agenda utama acara ini adalah pembuatan dan standarisasi ijazah muadalah bagi pesantren yang tergabung dalam FKPM. Pesantren Muadalah (Pendidikan Muadalah) sendiri adalah pesantren yang menyelenggarakan pendidikan formal dengan mengembangkan kurikulum sesuai dengan kekhasan pesantren dengan berbasis kitab kuning atau dirasah islamiah dengan pola pendidikan muallimin secara berjenjang dan terstruktur.

Pesantren Muadalah statusnya setara dengan pendidikan formal lainnya karena walaupun pondok pesantren tersebut tidak mengikuti kurikulum Kemdikbud (SD, SMP, SMA) atau kurikulum Kemenag (MI, MTs, MA) akan tetapi lulusan pondok pesantren tersebut dapat diterima (diakui) di perguruan tinggi di dalam dan luar negeri.

Pendidikan Muadalah yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan dasar berbentuk satuan Pendidikan Muadalah ula dan/atau satuan Pendidikan Muadalah wustha. Sedangkan Pendidikan Muadalah yang diselenggarakan pada jalur pendidikan formal jenjang pendidikan menengah berbentuk satuan Pendidikan Muadalah ulya.

Jenjang Pendidikan Muadalah dapat juga diselenggarakan dalam waktu 6 (enam) tahun atau lebih dengan menggabungkan penyelenggaraan satuan Pendidikan Muadalah wustha dan satuan Pendidikan Muadalah ulya secara berkesinambungan.

Dengan muadalah (disetarakan), di dalam negeri (Indonesia) santri lulusan pondok pesantren dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (kuliah di perguruan tinggi negeri/swasta) atau jika berhenti di tengah jalan (keluar) tetap dapat melanjutkan ke SMP/MTs atau SMA/MA.

Pendidikan Muadalah tersebut setara dengan pendidikan formal lainnya berdasarkan Undang-Undang nomor 18 tahun 2019 tentang Pesantren.

Prof. Dr. Amal Fathullah Zarkasyi, MA., Selaku Ketua Umum FKPM sekaligus tuan rumah acara menjelaskan tujuan acara ini. Menurutnya, hal ini merupakan salah satu langkah strategis dalam memajukan islam melalui lembaga pendidikan.

“Yang menghancurkan sebuah generasi adalah hilangnya loyalitas yang positif,” tuturnya.

Gelaran acara yang bergulir tanggal 3 April pun menyiratkan sejarah tersendiri. Sebabnya, di tanggal tersebut berbagai aliran keagaman Islam bersatu dan menjadi salah satu latar belakang pendirian FKPM. Karenanya, Prof Amal mengatakan, acara ini juga menjadi cerminan pemersatu bangsa.

Acara ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan yang diikuti oleh Daarul Qur’an, baik Pesantren Daqu maupun Institut Daarul Qur’an (Idaqu) yang diwakili oleh Dr. KH M. Anwar Sani, ME., selaku rektor. Dalam rangkaian kegiatan tersebut Idaqu juga berkesempatan menjalin kerjasama dengan Unida.

Kategori
Berita Kegiatan

Silaturrahmi Perguruan Tinggi Pesantren Mengokohkan Pondasi Perguruan Tinggi Islam di Indonesia

Beragam perguruan tinggi yang dikelola oleh pondok pesantren dari berbagai kota di Indonesia menghadiri pertemuan tatap muka dalam rangka silaturrahmi, di Universitas Darussalam (Unida), Ponorogo, Jawa Timur, 3 sampai 4 April 2021 lalu. Pertemuan di perguruan tinggi milik Pondok Pesantren Darussalam atau Gontor ini diikuti oleh 55 perguruan tinggi.

Tak ketinggalan, Institut Daarul Qur’an (Idaqu) turut hadir dalam acara tersebut. Rektor Idaqu, Ustadz Anwar Sani serta Pimpinan Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an, KH Ahmad Jamil mewakili acara yang berlangsung di ruangan aula tersebut.

Pertemuan ini membahas bagaimana perkembangan perguruan tinggi yang dikelola pesantren hingga mampu bersaing di dalam maupun luar negeri. Prof. KH Hamid Fahmi Zarkasyi selaku Rektor Unida Ponorogo dalam sambutannya mengatakan bahwa pesantren merupakan potensi bersar, baik mahasiswa maupun dosen dan sivitas akademik lainnya, untuk membangun universitas islam yang mampu melesat dalam roda pertumbuhan perguruan tinggi di Indonesia. Potensi kesuksesan tersebut lahir karena di pesantren para santri dididik menggunakan ilmu dan amal.

“Perkembangan persantren dari tahun ke tahun melesat tinggi. Pemikiran islam saat ini sangat liar. Maka dari itu jagalah alumni-alumni yang sedang kuliah dimana-mana,” ujar beliau.

Agenda pertemuan ini bukan hanya untuk bersilaturrahmi dan bertukar ilmu, namun juga dalam rangka pembentukan Liga perguruan Tinggi Gontor. Unida ditunjuk sebagai pembinanya di mana KH Hamid Fahmi Zarkasyi selaku Rektor Unida yang menjadi poenaggungjawabnya. Sementara itu, Daarul Qur’an yang diwakili oleh Kyai Jamil ditunjuk sebagai Wakil Bendahara Umum forum yang diikuti para alumni Gontor tersebut.

Idaqu yang menjadi tamu dalam kegiatan selama 2 hari tersebut tak mau menyia-nyaiakan kesempatan yang ada. Idaqu pun resmi menjalin kerjasama dengan Unida. Peresmian sekaligus penandatanganan nota kesepahaman oleh kedua pihak dilakukan setelah acara berlangsung.

Kerjasama ini meliputi berbagai bidang, di antaranya pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan SDM serta bidang lain yang disetujui kedua pihak. Kerjasama ini semakin melengkapi rangkaian kerjasama lain yang dijalin Idaqu. Sebelumnya, Idaqu juga sudah bekerjasama dengan Sekoah Tinggi Ilmu Dakwah Ahmad Dahlan, Universitas Wahid Hasyim, serta Universitas Negeri Sebelas Maret, Surakarta.

Kategori
Berita

Presiden Jokowi dan Para Tokoh serta Ulama Nasional Beri Selamat Untuk Milad Pertama Idaqu

Tak terasa, tepat tanggal 5 Maret 1 tahun lalu bangunan pertama Institut Daarul Qur’an diresmikan. Masjid Al-Anwar sebagai simbol kampusnya Daarul Qur’an jadi ikon peresmian tersebut. Hari ini, Jum’at (5/3/2021) segenap entitas yang ada di Institut Daarul Qur’an merayakan kelahiran kampus pimpinan Rektor Dr. H. M. Anwar Sani, ME. Ini. Makin spesial dengan kehadiran tokoh yang ada di Tangerang, di antaranya Lurah Ketapang, Camat Cipondoh, jajaran kepolisian yang diwakili oleh Kapolsek dan Kapolres Tangerang, Dandim 0506 Tangerang serta tak ketinggalan Wali Kota Tangerang, H. Arief Rachadiono Wismansyah, B.Sc, M.Kes.

Jajaran tokoh tersebut dijamu langsung oleh para pimpinan Daarul Qur’an, yakni KH Yusuf Mansur selaku Pembina Yayasan Daarul Qur’an, Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf Sekaligus Rektor Idaqu, Ustadz Anwar Sani, Pimpinan Direkorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil, Pimpinan Direktorat Bisnis, Ustadz Tarmizi Ashidiq, serta Dewan Syariah Daarul Qur’an, KH Ahmad Kosasih.

Kebahagiaan tentu menyelimuti keluarga besar Daarul Qur’an. KH Yusuf Mansur pun mengungkapkannya kala memimpin pelepasa balon udara serta pemotongan pita tanda perayaan dimulai sekaligus peresmian gedung kelas Idaqu. Keberkahanpun, Insya Allah, diperoleh kala Prof. Dr.  Ahmad Thib Raya, MA, guru besar UIN Syarif Hidayatullah, memimpin pembacaan doa.

Setelah kemeriahan seremoni tersebut, gedung kelas yang baru diresmikan itu pun jadi tempat perayaan Dies Natalis Idaqu yang pertama bertema “Save Our Generation With Idaqu”.

Kali ini, para mahasiswa mendapat giliran unjuk kebolehan. Berbagai macam tampilan disuguhkan untuk para hadirin, di antaranya paduan suara yang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Idaqu, hadroh, akapela, dan lainnya. Keseruan itu mengawali acara sebelum sang Rektor berbicara di depan kahalayak.

Dalam sambutannya tersebut, Ustadz Anwar Sani tak bisa menutupi rasa gembiranya. Ia mengatakan, berdirinya Idaqu diharapkan dapat bermanfaat untuk masyarakat, termasuk warga di sekitar Idaqu. Idaqu juga tergolong kampus yang cepat melesat meski masih seumur jagung. “Untuk saat ini, mahasiswa Idaqu berjumlah 534 dengan 6 prodi. Yang Insya Allah akan ada penambahan sebanyak 1500 mahasiswa baru,” terang Ustadz Sani. Ia pun bertekad untuk membawa Idaqu merambah kancah inernasional.

Tak jauh berbeda harapan yang dihaturkan oleh Direktur Pendidikan Tinggi Kementerian Agama RI, Prof. Dr Suyitno, M. Ag. serta Prof Thib Raya. Prof Suyitno pun mengingatkan agar Idaqu terus mempunyai mimpi, harapan, semangat dan aksi yang bersar. Dengan begitu mimpi sebesar apapun bisa diwujudkan.

Sementara itu, Prof Thib Raya mengamini apa yang dikatakan oleh Ustadz Anwar Sani tentang pesatnya perkembangan Idaqu. Beliau merupakan pemeriksa proposal pengajuan izin Idaqu beserta 6 prodinya. Karena itu, mengingat apa yang sudah dilewati Idaqu, ia amat terkesan.

“Saya harapkan Idaqu akan cepat berkembang. Belum pernah saya liat ada perguruan tinggi yang baru buka langsung 500,” ujarnya sekaligus memberikan pesan tentang perkataan Nabi Sulaiman yang percaya diri dan mengimani kekuatan Allah sehingga ia bisa menaklukan Ratu Bilqis.

Wali Kota Tangerang, Arief Rachadiono, di tengah kesibukannya menyempatkan menghadiri undangan acara luar biasa ini. Meski sedikit terlambat, tapi pesannya begitu bermakna.

“Insya Allah, Idaqu bisa melahirkan pemimpin dan pengusaha yang baik berdasarkan Al-Qur’an. Bukan hanya untuk Tangerang, tapi juga Indonesia dan dunia,” tuturnya. Hal itu semakin terasa spesial karena milad Idaqu berdekatan dengan hari lahir Kota Tangerang yang kini telah berusia 28 tahun. Maka dari itu, Arief pun berharap banyak dengan lahirnya Idaqu di Kota Tangerang ini.

Tentunya sambutan dan motivasi dari KH Yusuf Mansur paling ditunggu. Di hadapan para tokoh nasional itu, beliau pun tak segan mengungkapkan mimpi besarnya.

“Ini adalah momentum, berkat Qur’an. LRT City di Sentul City dari 2019. Kemudian berangkat bangun pesantren yang jumlah santrinya satu tahun 100 ribu santri. 2021 perizinan diurus, 2022 pembangunan dengan pabrik dan konstruksi sendiri. 2024-2026 pemakaian perdana dengan 7000 santri, baru 2027 sampai 6 tahun ke depan 100 ribu santri,” papar beliau. Bahkan, kata beliau lagi, tahun depan Idaqu juga berencana melebur dengan STMIK Antar Bangsa dan Universitas Maha Karya Asia sebagai entitas perguruan tinggi binaan Daarul Qur’an menjadi Universitas Daarul Qur’an.

“Kata Allah, bismillahi majreha wa mursaha, yang penting kamu merasa diawasi aku, pake itu Qur’an, selesai sudah,” tuturnya lagi dengan semangat.

Ternyata Kyai Yusuf Mansur menyiapkan kejutan spesial untuk Idaqu. Dalam layar besar di atas panggung, para tokoh nasional bergantian memberikan ucapan selamat, termasuk dari Presiden Republik Indoensia, Joko Widodo atau Jokowi.

“Saya meliat bahwa apa yang diajarkan di Idaqu, sangatlah baik. Selama satu semester pertama diajarkan secara khusus tentang Al-Qur’an sehingga Insya Alah Idaqu akan melahirkan pemimpin, pendidik, dan wirausahawan yang punya integritas dan sikap yang sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur’an,” terang Jokowi dalam video yang membuat Rektor Idaqu terkaget-kaget.

Perasaan terkesima dan bahagia semakin mengalir di benak keluarga besar Idaqu kala para pembesar negeri ini turut memberi selamat dan mendoakan Idaqu di milad pertamanya ini. Sebut saja Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan; Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil; Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Prawansa. Juga dari jajaran menteri seperti Menteri Sekertaris Negara, Pratikno; Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno; serta mantan Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan Republik Indonesia ke 10, A. M Hendropriyono.

Tak ketinggalan berkah doa juga datang dari para dai dan alim ulama, antara lain dari Ustadz Tengku Zulkarnain dan Ustadh Haikal Hasan serta jajaran ulama dan habaib yang mendoakan secara pribadi.

Dengan begitu, ini jadi motivasi bagi Idaqu untuk terus melaju. Seperti dalam lirik lagu yang dinyanyikan di awal acara, semoga Idaqu semakin berjaya dan mendunia. Aamiin.

Kategori
Berita Cikarang idaqu Kegiatan Pesantren

Idaqu, Ngafal Sambil Kuliah

Rabu, 3 Januari 2020, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang kedatangan rombongan dari Institut Daarul Qur’an (Idaqu) yang terdiri dari Ustadz Zubaid, dosen Idaqu serta dua mahasiswa Idaqu, Salsabila Alya dan Hikman Faqih Selain untuk silaturahim acara ini digelar juga untuk memperkenalkan Idaqu kepada santri akhir yang ingin melanjutkan kuliah. Acara digelar di Aula Daqu Putri Cikarang.

Institut Darul Quran merupakan perguruan tinggi yang didirikan oleh Daarul Qur’an yang bertujuan mencetak kader muslim yang memadukan kecerdasan intelektual dan religi. Idaqu kini menyediakan 3 fakultas yaitu, Fakultas Ushuluddin, Fakultas ekonomi dan bisnis serta Fakultas Tarbiyah. Para mahasiswa Idaqu juga diwajibkan mengambil kelas tahfizh yang bisa dilanjutkan dengan kelas sanad yang dibimbing langsung oleh para syeikh dari Timur Tengah.

Ustadz Zubaid juga menjelaskan ada program Indent bagi para calon mahasiswa. Lewat program ini ada kemudahan dalam pembiayaan bagi mereka yang ingin menjadi mahasiswa Idaqu.

“Program mahasiswa inden itu, bagi calon mahasiswa yang mendaftar sekarang tapi masuknya masih tahun depan, dia tetap membayar dengan bayaran ditahun dia mendaftar. Saat ini bahkan ada yang baru duduk di kelas 3 SMP dan sudah mendaftar di Idaqu, padahal masuknya masih 3 tahun lagi. Dengan begitu dia akan membayar harga masuk saat ini dan tidak untuk tiga tahun ke depan yang biasanya akan ada kenaikan. Jadi lebih murah” ujar Ustadz Zubaid.

Dua mahasiswa Idaqu juga membagikan cerita selama kuliah di Idaqu. Salsabila Alya, yang merupakan alumni Daarul Qur’an putri Cikarang angkatan 8, mengaku kuliah di Idaqu itu enak, belajar nyaman dan ia tetap bisa menlanjutkan setoran hafalan Al-Qur’an.

“Di Idaqu itu enak banget, belajarnya nyaman, yang buat ana milih Idaqu itu karena Idaqu menyediakan kelas tahfizh wajib untuk seluruh mahasiswanya ” ujar perempuan yang mengambil studi konseling Islam.

Sementara itu Hikman Fakih, alumni Daqu Ketapang yang telah menyelesaikan hafalan dan mendapat ilmu sanad mengatakan, “Di Idaqu saya dapat banyak sekali ilmu, kita boleh banget kuliah tapi jangan sampai ninggalin hafalan kita dan yang asyiknya di sini ada kelas sanad yang mana pengajarnya adalah syeikh yang didatangkan dari Yaman, Mesir, Mekkah dan Madinah” ujar Khiqman yang mengambil jurusan Ilmu Qur’an dan Tafsir.

Selain itu Idaqu juga menyediakan beasiswa full bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan hafalannya 30 juz, dan idaqu juga bekerjasama dengan beberapa negara bagi mahasiswa berprestasi yang ingin melanjutkan S-2 nya di luar negeri,

“Kalau buat target sih, kan dreamnya Ayah Yusuf Mansur itu maunya Daarul Qur’an ada di 5 benua di seluruh penjuru dunia, kalau buat saat ini kita lagi coba beberapa universitas di Yaman, Mekkah, Madinah dan Mesir, tapi yang udah terima kerjasama sama kita saat ini di Thailand.” ujar Faqih.

Kategori
Berita idaqu Kegiatan

Dr. Zaid: Jadikan Al-Qur’an Sebagai Alat Ukur Kehidupan

Kepada siapa pendidikan ditujukan? Siapa yang berkaitan dengan pendidikan? Apa tujuan dari pendidikan? Kenapa hanya manusia yang diberikan pendidikan?

Sederet pertanyaan ini membuka kuliah umum Institut Daarul Qur’an (Idaqu) bersama Dr. Zaid bin Ali Al-Ghayli yang berlangsung di Gedung Al-Fath, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, Jumat (13/12) bertema “Tarbiyatul Qur’aniyyah” yang diikuti oleh seluruh mahasiswa tahfizh intensif Idaqu.

 

“Daarul Qur’an sangat membuka kesempatan penuh untuk para mahasiswa Institut Daarul Qur’an utuk menghafalkan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad.”, ujar Ustadz Zikron Ahmad bin Muthib selaku wakil rektor 1, sekaligus membuka acara kuliah umum sore ini.

Amal, seorang mahasiswi Idaqu asal Cairo menyampaikan bahwa Allah memberi kelebihan manusia dengan akal. Dan dengan akal itulah manusia menjadi berbeda dengan makhluk lainnya. Dengan akal yang telah Allah anugerahi pula, maka manusia menjadi makhluk yang kemudian Allah jadikan sebagai khalifah fil ardh. Khalifah di muka bumi ini.

Laqad khalaqnal inasaana fii ahsani taqwiim. Namun demikian, manusia diberikan wewenang oleh Allah untuk senantiasa mengelola akal tersebut. Dengan berbekal akal dan apabila akal ini dipergunakan dengan baik di muka bumi ini, maka akan berdampak baik. Dan sebaliknya, bila akal dipergunakan untuk hal yang tidak baik, maka akan berdampak tidak baik.”, ujar Dr. Zaid.

Beliau juga menyampaikan bahwa akal merupakan sebuah amanat dari Allah. Lebih dari itu, Allah juga menghadirkan sosok Rasulullah sebagai teladan bagi semua manusia di muka bumi ini.

Pada kesempatan kali ini, Dr. Zaid juga mengupas tuntas seputar perbedaan antara tarbiyah dan ta’lim. Beliau menyampaikan bahwa perbedaan paling mendasar diantara keduanya ialah, tarbiyah yang berarti pendidikan ini bisa dilaksanakan dimana saja, seperti di masjid, mushola, bahkan di rumah. Sedangkan ta’lim yang berarti pengajaran ini umumnya hanya dilaksanakan di ruang kelas, ta’lim adalah sebuah kegiatan untuk melaksanakan transfer of knowledge. “Attarbiyyatu ahammu minatta’lim”, ujar seorang mahasiwa Idaqu.

Dalam pemaparannya, Dr. Zaid menyampaikan bahwa setidaknya ada tiga unsur utama dalam diri manusia; (1) unsur jismiyah, (2) unsur ruhiyah, dan (3) unsur aqliyah. Jika ketiganya seimbang, maka unsur-unsur yang lain juga akan berkembang, seperti unsur ijtima’iyah dan unsur iqtishodiyah.

Beliau menegaskan bahwa ketiga unsur ini adalah yang terpenting dalam melaksanakan pendidikan Qur’ani. Kenapa? Karena di dalam Al-Qur’an terdapat ketiga unsur tersebut.

Dr. Zaid juga memaparkan bahwa ada tiga tahapan yang harus dilalui dalam mempelajari Qur’an. Tahap pertama bermula dari mempelajari huruf demi huruf. Dimulai dengan membetulkan makhraj hingga mempelajari dan mempraktikkan ilmu tajwid ke dalam bacaan Al-Qur’an. Tahap selanjutnya adalah memahami makna dari setiap ayatnya. Beliau menyampaikan bahwa menjadi seorang Ahlul Qur’an tidak cukup dengan hanya membaca Qur’an saja, tapi juga memahami artinya dan mentadabburi apa yang tersirat di dalamnya. Kemudian tahap terakhir adalah menjadikan Qur’an sebagai alat ukur keseharian kita. Seperti mengukur akhlak kita, sudah tepat seperti yang ada di dalam Qur’an atau belum. “Qur’an ini sebagai alat ukur bagi kehidupan manusia.”, ujar Dr. Zaid menegaskan.

“Para sahabat hanya mempelajari 4 sampai 5 ayat dalam sehari. Kemudian di hari yang sama, mereka mengamalkannya. Tidak banyak yang dipelajari, tapi tetap menjadi besar nilainya karena mempraktekkannya dalam keseharian.”, Dr. Zaid menukil.

Pada menit terakhir kuliah umum hari ini, Dr. Zaid mengutip perkataan seorang sahabat, Abdullah bin Mas’ud, “Dalam Qur’an ada pembahasan-pembahasan mengenai siklus kehidupan di muka bumi ini, ada pula berita-berita masa depan, juga hukum-hukum untuk kehidupan kita semua.”, kemudian beliau menggarisbawahi, bahwa barang siapa yang meninggalkan Qur’an, maka Allah akan menghancurkannya dan siapa yang mencari petunjuk kepada selain Qur’an, Allah akan mengazabnya.

“Qur’an adalah tali Allah. Tali yang dapat mengikat kehidupan manusia. Qur’an juga merupakan jalan. Jalan yang menjadi pedoman hidup manusia. Maka, kita sebagai manusia harus yakin terhadap Qur’an. Bahkan Qur’an merupakan obat untuk segala problem yang kita alami dalam kehidupan ini.”, ujar Dr. Zaid menambahkan.

Dr. Zaid sangat berharap ada kesempatan berikutnya untuk bisa kembali bersilaturahim dan sharing bersama seluruh mahasiswa Idaqu.

Kategori
Akhlak Artikel Berita Kegiatan

Royadi, Juara Nasional yang Ingin Hafal Alquran

Keinginan untuk menjadi Hafizh Quran membawa Muhammad Royadi menempuh pendidikan di program tahfizh intensif Institut Daarul Qur’an (Idaqu). Mahasiswa lulusan Madrasah Aliyah Negeri 5 Bogor ini juga mengaku ingin memperbaiki akhlaknya. Satu hal yang menjadi sorotan adalah Royadi merupakan atlet pencak silat yang sudah sering menjuarai kompetisi pencak silat berbagai tingkatan. Terbaru, ia berhasil menyabet medali emas dalam turnamen pencak silat tingkat nasional kategori mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Jakarta, 1-3 November 2019. Rektor Idaqu, Ustadz Anwar Sani, memberikan penghargaan kepadanya pada Senin, 18 November 2019.

Perjalanan karir pencak silat Royadi terbilang cemerlang. Sejak duduk di bangku kelas 6 SD ia sudah menggeluti olahraga tersebut. “Sempat berenti dari SMP sampe SMA, terus kelas 12 nya saya lanjut lagi”, ungkapnya. Ia juga pernah meraih predikat atlet terbaik tingkat pelajar. Selain di tingkat nasional ia juga pernah menjuarai turnamen tingkat internasional. “Namanya JSOC. Alhamdulillah saya mendapat juara 3”.

Menurut Royadi, berbagai pencapaian tersebut tak lepas dari do’a dan ridho orang tuanya. Selain itu, bagi seorang muslim sholat merupakan kekuatan utama untuk memotivasi diri. “Sholat jangan ditinggalkan, supaya kemajuan kita di bidang apapun ada rejekinya”, pesannya.

Kesibukan sebagai seorang mahasiswa juga tidak menghalanginya untuk berprestasi, terlebih di Idaqu ia merasa kemampuannya diakomodir dengan baik. “Kemarin kan yang terakhir di UMJ turnamennya pas hari kuliah tapi alhamdulillah kampus sangat mendukung dengan memberikan izin. Dari awal masuk sini Ustadz Sani juga sudah mengetahui (kemampuan Royadi) dan beliau welcome banget”, ujarnya. Ia mengaku bersyukur bisa melanjutkan pendidikan di Idaqu karena selain bisa terus meraih prestasi di bidang olahraga pencak silat ia juga bisa menghafal Alquran sesuai dengan harapannya.