Kategori
Berita

Penjelasan KH Yusuf Mansur Akan Keputusan Meliburkan Aktivitas Pendidikan di Daarul Qur’an

Paska pimpinan Daarul Qur’an mengumumkan untuk meliburkan aktivitas pendidikan di semua unit Daarul Qur’an baik pusat dan cabang, banyak wali santri yang bertanya akan keputusan ini. Mengapa keputusan ini diambil? Mengapa dadakan? Apakah ini bentuk kekalahan pondok atas ujian yang ada?

Lewat sebuah percakapan dengan wali santri di platform media sosial KH. Yusuf Mansur menjelaskan alasan dibalik keputusan tersebut. Berikut teks lengkap percakapan tersebut:

Wali Santri (Walsan): Assalamu alaikum ww. Ustaaaadz… Kenapa ustadz kok terkesan lemah..

Kami rindu  kedahsyatan ustadz untuk menantang permasalahan yang ada dengan jurus-jurus ustadz yg sangat jitu

Mana guru saya? Mana keberanian guru saya?

Saya memaklumi ustadz sedang menanggung beban bertumpuk-tumpuk dengan permasalahan yang sangat berat bebannya.  Tapi saya sedih jika ustadz   kehilangan cara jitu utk menghadapi masalah.

Bangkit ustadz, Kami menunggu ustdz UYM 10 TAHUN YG LALU

????????

KH. Yusuf Mansur (YM): Waalaikumusalam, Bunda sayang… LockDown u/ Jkt dan sekitarnya, sebuah keniscayaan. Antisipasi tetep diperlukan.

Walsan: Baik ustaaadz, tapi hrs dimbangi dg jurus-jurus ustadz yg sakti selama ini , Jangan hilangkan jurus ustadz yang telah membuat kokoh semua umat. Kami masih menunggu jurus-jurus itu. Mana jurus Alloh Dulu,  ALLOH LAGI, ALLOH TERUS ????????

YM: Kita udah ngawal dg riyadhah dan munajat-munajat khusus. Bahkan 1 sesi trakhir di LIVE kan. Plus istikhoroh dll di unsur pimpinan tertinggi. Saat Jkt dan sekitarnya libur, kita ga libur, ini jg pilihan yg ga gampang. Anti Mainstream. Jika terjadi kenapa-kenapa, impactsosialnya bs ga terkendali.

Walsan: Baik kalau  memang hasilnya seperti ini, kami akan samikna watokna, Kami tetap dibelakang guru ??????

YM: Kalo terjadi juga lockdown, dan apalagi penyebaran corona dah sampe ke Poris, Ketapang dan untuk Cikarang dah sampe perimeter, ini jg ga gampang. Mengingat jg ada 400an SDM yg hidup di luar pondok. Ga mungkin bs steril. Apalagi nanti susah kebutuhan dapur. Akan langka. Makanya perlu antisipatif, dan jika ada apa2, anak2 Ayah Bunda dah ada di sampingnya. Ini tetap lbh menentramkan.

Walsan: Bagaimana menurut  ustadz jika ternyata masih banyak pesantren yg tdk meliburkan . Dan tetap di lindungi dlm pesantren .

YM: Pesantren-pesantren  pasti akan dipaksa untuk libur. Percayalah. Banten sdh mengeluarkan edaran resmi untuk diliburkan. Menyusul Jkt.

Walsan: Baik kalau itu yang membackup diambilnya suatu keputusan. Kami bisa menerimanya dan jg mengerti betapa tdk gampangnya mengatasi keadaan ini semoga Alloh mudahkan untuk urusan semua santri yang ada, Aamiin yra

Tks ustdz ..Semoga ustdz juga tetap sehat sekeluarga jg

Semua keluarga darul quran ..aamiin yra ???

YM: Sekali lagi, pertimbangannya bukan dadakan, dah koordinasi dengan pimpinan-pimpinan daerah. Terima kasih ya… Semoga semuanya dimudahkan jg soal rizkinya. Dibuat sabar. Tawakkal dan tetap berdoa dan baik sangka kepada Allah.

Walsan: Tapi sampai saat ini saya belum tahu pesantren-pesantren mengadakan solat dan doa bersama menolak virus corona atau menghancurkannya. Yang saya tahu semua panik dan takut dengan virus corona sampai lengah tidak ada inisiator ada gerakan menggempur dan menangkal dengan cara mengetuk langit.

YM: Insya Allah sudah kita lakukan. Setiap saat. Online. Sampe bikin Riyadhah membaca Yasin 40 hari, sudah berjalan sd hari ke-5 hr ini, dan hampir selalu live.

Walsan: Maksud saya gerakan seperti kemaren-kemarin saat tdk ada turun hujan, seantero indonesia menggelar sholat meminta hujan.

YM: Bunda sayang… Ikhtiar itu bukan berarti kalah dan mengalah… Atau bukan berarti lemah. Rasul pun berperang tetap pake baju besi. Sakit tetap minum madu. Saat hujan badai lebat, muadzdzin menyeru sholluu fii rihaalikum. Hadits Ibnu Umar di Shahih Bukhari. Seperti yang terjadi di Kuwait baru-baru ini dan Saudi dalam dua hari ke depan tidak memberi ampun buat warganya yang masih di luar. Ga boleh masuk, sampe waktu yang ditentukan. Demikian juga negara-negara lain. Keadaan beda dg istisqo, ga apple to apple. Mhn doa ya.

Walsan: Oooh begitu.. Mohon dimaaf dan dimaklumi atas kekurangpahaman saya ini. Intinya saya Sami’na Wa Atho’na dengan guru saya. Bisa jd ini cara Alloh utk membantu saya, saat ini posisi di pesantren cikarang, sudah  3 hari yg lalu dari Bandung ada acara, saat mau  pulang jkt saya sempatkan tengok anak di Cikarang, ternyata ada informasi seperti ini. Sekalian aja anak saya bawa pulang.

YM: Yup. Pas. Allah sayang sama  Bunda, dan sayang sama semua yg lain. Belum terlambat. Umpama benar-benar ada darurat nasional, dan lockdown, anak-anak ga kekunci di asrama. Serem juga, Wis. Ini ikhtiar. Bismillaah. Jadi ibadah dan amal saleh.

Walsan: Siap ustdz .. aamiin yra. Terima kasih ustadz, Saya bantu info juga untuk yang di Kaltim. Mohon doanya

YM: Mksh ya dan ke semua walsan, Kopiin aja chatnya. Siapa tau ada yg mikirnya sama kayak Bunda.

Kategori
News

Vaccination and Young Doctor Program at Daarul Quran Kalibata City Jakarta

On Friday, August 23, 2019, (22 Zulhijjah 1440 Hijriah), Daqu Kalibata City Primary School had the opportunity of conducting the vaccination program for students, especially for Grade 1 and Grade 5 students.

The purpose of this program is to prevent the spreading of the disease in Jakarta area caused by the bacteria known as Corynebacterium diphtheriae,  that may cause breathing trouble and even death among children. The plague has been an epidemy for these months; therefore the Jakarta government wants to prevent the outbreak, especially through vaccination.

According to  Ms.Lia, the head of School Clinical Unit (DaQu KalCit UKS), a t first many of the kids who had to take the vaccine were crying because they saw the syringes brought by doctors from the Rawajati community health center (Puskesmas Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan), South Jakarta, nevertheless, since their teachers are well prepared to face such a problem, these kids managed to receive the Diphtheria vaccine and returned home laughing and feeling proud, since now they have become immune to the disease.

According to Mr. Fatkhurohman, S.Pd.,I,  this program has the purpose of strengthening students’ physical strength in facing the threats of diseases and illnesses.  

There is also the young doctor program held on Thursday, August 29, 2019, that has the purpose of preparing the kids for their future profession. Only by training hard to be little doctors then will they understand the difficult and tedious job of doctors, nurses, and medical services at the hospital.

 

This activity has the purpose of establishing a strong Muslim generation as prescribed in the Holy Quran surah Ali Imraan verse 110: “ You are the best nation produced [as an example] for mankind. You enjoin what is right and forbid what is wrong and believe in Allah. If only the People of the Scripture had believed, it would have been better for them. Among them are believers, but most of them are defiantly disobedient.” (drmwn-daqu-kalcit) 

 

Kategori
Artikel Pesantren

Mengenal Turki Bersama Kak Najla di Pesantren Holiday

Selain belajar membaca dan menghafal Alquran, 71 peserta pesantren holiday juga mendapatkan materi motivasi dari sejumlah pembicara. Satu pembicara yang memberikan motivasi dalam kegiatan ini adalah Najla Sayidah Tarmizi yang merupakan putri ustadz Tarmizi Ashidiq, Ketua Daarul Qur’an.

Perempuan berusia 14 tahun yang akrab dipanggil Kak Najla ini bercerita pengalaman dirinya masuk pesantren, menghafal Alquran hingga bisa menjejakkan kaki di Turki, yang lama ia impikan.

“Awalnya saya masuk pesantren karena adik saya duluan masuk dan saya kehilangan teman bermain di rumah. Begitu masuk ternyata kok asyik. Banyak teman dan saya mulai menghafal Alquran” ujar Najla memberikan motivasinya, Senin (27/5).

Seiring waktu Najla pun menikmati kehidupan di pondok. Meski hidup di asrama bukan berarti kehidupan di pesantren itu terkekang. Sebaliknya para asatidz selalu memotivasi para santri untuk memiliki dream setinggi-tingginya dan jangan lupa untuk mewujudkan mimpi tersebut dengan sejumlah ikhtiar.

“Kami punya kebiasaan menulis apa saja mimpi kami dalam sebuah buku. Waktu itu saya menulis besar ‘otw 30 juz’ dalam buku mimpi saya” Najla mengisahkan mimpinya.

Di pondok juga ia mengenal sosok Al-Fatih dan Turki. Al-Fatih dan Turki ia kenal dari sebuah komik yang mengisahkan perjuangan sosok pemuda penakluk konstantinopel tersebut.

“Sejak pertama membaca saya langsung suka ama Al-Fatih. Ia di usia 7 tahun sudah bisa menghafal Alquran dan dan pada usia 21 tahun berhasil menaklukkan konstatinopel, dimana pasukannya saat itu dibilang sebagai sebaik-baiknya pasukan” ujar Najla yang sekarang tengah menempuh pendidikan di pesantren Gontor putri.

Mengenal Al-Fatih maka Najla juga memiliki cita-cita untuk melihat langsung peninggalan bersejarahnya yang ada di Turki. Singkat cerita ia bisa mendaratkan kakinya setelah berhasil menyelesaikan tantangan dari orangtuanya bisa menyelesaikan hafalan 30 juz.

“Alhamdulillah di Turki saya bisa melihat istana Topkapi dan sejumlah peninggalan Al-Fatih lainnya” ujar Najla.

Dalam kesempatan tersebut Najla juga berpesan kepada para santri untuk selalu dekat dan akrab dengan Alquran. Banyak keberkahan yang bakal bisa didapat dengan seringnya berinteraksi dengan Alquran.

Pesantren Holiday merupakan acara tahunan yang digelar oleh pesantren tahfizh Daarul Qur’an untuk mengisi liburan panjang. Kegiatan ini diadakan untuk mengenalkan dunia pesantren. Sejumlah kegiatan seperti membaca, menghafal Alquran, memanah dan berkuda bisa diikuti oleh semua peserta.

Kategori
Artikel Pesantren

Ke Cikarang, Mackenzie Bawa Pesan Perdamaian

Sabtu, 16 Februari 2019, seluruh santri pesantren tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang telah bersiap menyambut tamu dari Washington DC, Amerika Serikat. Mulai dari penampilan marching band gita nadaqu, paskibra, taekwondo, tapak suci, dan juga ditambah dengan sejumlah santriwati pilihan yang memang memiliki kemampuan lebih dalam bidang bahasa, khususnya bahasa Inggris, telah siap menyambut tamu tersebut. 

Ms. McKenzie Bills namanya. “Hello..”, sapanya sembari tersenyum ramah pada semua santriwati yang berbaris rapi di tepi jalan nusantara. Sementara sebagian santri lainnya telah menantikan sosoknya di aula pesantren. Beberapa menit berlalu, kehadirannya membuat seisi ruangan sederhana itu takjub. Rambut pirang bergelombangnya kini dilapisi balutan hijab cantik nan jelita. Beliau duduk di sofa hitam bersama Ustadz Sobri dan Ustadzah Rina.

Acara dibuka dengan pembacaan kalam Illahi juga penampilan hadroh. Di sela penampilan, beliau penasaran dengan apa yang didengarnya. “What does she say ?”, tanyanya pada ustadzah Rina. Kemudian ustadzah Rina menjawab, “She says shalawat and it dedicated to prophet Muhammad SAW.” acara dilanjutkan dengan sambutan Ustadz Sobri Muhammad Rizal, pengasuh pesantren tahfizh Daarul Qur’an Putri Cikarang yang akrab disapa Abuy, kemudian setelahnya dilanjutkan dengan materi dari Ms. McKenzie.

Tujuan utama beliau datang ke Daarul Qur’an adalah untuk mengajak santriwati meningkatkan kemampuan berbahasa inggris juga bersosialisasi dengan orang-orang sekitar dari berbagai macam negara tanpa memandang suku, ras, agama, dan negara melalui program Better Understanding for Better World (BUBW). Karena tujuan dari CECF, lembaga yang melatarbelakanginya adalah menyatukan bangsa, budaya, serta agama diatas konflik-konflik yang kerap terjadi belakangan ini.

Selain mendalami bahasa inggris, di sana juga disediakan kelas-kelas yang bisa mengasah bakat, seperti kelas seni, untuk kalian yang memiliki minat berkarya di bidang seni, juga kelas IPA, sejarah, maupun olahraga.

“Aktivitasnya tidak hanya itu, ada banyak kegiatan lain yang akan kita siapkan waktunya.”, ujarnya. Disana, konferensi pun sering diadakan. Kita diajak berpendapat, melihat dunia lebih luas, serta berperan aktif dalam mendamaikan dunia.

Beragama Islam tidak menjadi kendala untuk memasuki program tersebut karena terdapat Mushola yang nyaman untuk beribadah. Tidak hanya Mushola, BUBW juga memfasilitasi agama lain seperti Yahudi dan Kristen.

Yang menjadi pertanyaan, apakan disana muslim diterima atau tidak? Bukti perkembangan Islam yang cukup pesat dengan menghadirkan 3,45 juta muslim membuatnya dapat meyakinkan, bahwa Amerika aman untuk kita, generasi cendikia Islam untuk berada disana.

Ditulis oleh: Khairunnisa Mukinin, Kelas X IPS I

Kategori
Artikel Pesantren

Jelajah Kelas 12 di Tanah Priangan

Tanggal 6-8 Februari 2019 lalu, seluruh santri kelas 12 Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, mengadakan field trip ke Tanah Pariangan atau yang lebih diurnal dengan Kota Bandung. Tujuan perjalanan kami ke sana selain untuk refreshing sejenak dari penuhnya aktivitas di pondok juga utuk melaksanakan studi ke beberapa kampus yang tersebar di Kota Bandung.

Kami berangkat pukul Rabu dinihari tepatnya pukul 02.00 WIB, untuk menghindari macetnya tol Cikampek. Satu persatu santri mulai memasuki bis serta merapihkan barang bawaan mereka ke dalam bagasi bus. Setelah semuanya siap kami langsung meluncur dengan tidak lupa sebelumnya memanjatkan doa agar perjalanan ini mendapat keberkahan.

Tepat waktu subuh kami sampai di salah satu rest area di jalan Tol Cipularang. Rombongan pun bergantian shalat subuh mengingat mushola yang kecil. Setelah shalat kami pun langsung berganti seragam untuk selanjutnya menuju kampus Institut Teknologi Bandung yang terletak di kawasan Jatinangor. Tepat pukul 07.00 bis kami memasuki kawasan kampus ITB. Kedatangan kami sudah disambut oleh Bapak Fransiskus selaku bagian humas, kesekretariatan dan administrasi kepegawaian. Selanjutnya kami diajak untuk menuju aula yang cukup besar.

Acara dimulai dengan pemutarapn video dokumenter yang mengisahkan profil kampus ITB Jatinangor. Dari video tersebut, diketahui Kampus ITB Jatinangor berdiri di lahan seluas 29 Hektar dan didirikan pada tanggal 31 Desember 2010. Pada awalnya, di atas tanah  tersebut telah berdiri sebuah bangunan milik kampus UNWIM atau Universitas Winaya Mukti yang sudah tidak dipakai lagi. Karena tempat
tersebut memiliki hawa dan suasana yang rindang dan asri, maka tanah tersebut sempat di perebutkan oleh berbagai Instansi Pendidikan. Sebut saja UNPAD, ITB, dan beberapa kampus lainnya. Namun, Pemprov Jabar lebih memilih ITB sebagai pengelola sementara dari lahan tersebut.
Pemprov Jabar melakukan perjanjian dengan kampus tersebut dengan durasi 30 Tahun. Namun, pihak ITB mencoba mengubah status sementara tersebut menjadi permananen. Dan usaha mereka membuahkan hasil. Pada tanggal 29 Agustus 2016, Pemprov Jabar yang bekerja sama dengan
Kementrian riset, Teknologi dan pendidikan tinggi menghibahkan tanah tersebut secara menyeluruh kepada kampus ITB.

Setelah mengikuti acara semianar selama kurang lebih 2 Jam, kami pun berangkat menuju tujuan kami selanjutnya. Yakni kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kami tiba di lokasi pada pukul 13.00 WIB. Kami sempat berkeliling sebentar sebelum akhirnya kami melaksanakan sholat dzuhur berjamaah dan makan siang bersama. Dengan kondisi yang masih dibalut oleh air wudhu dan perut kenyang, kami melanjutkan perjalanan menuju Teater Mini kampus untuk kembali mendengarkan seminar dari salah satu rektor di Universitas tersebut. Seperti biasa, kami mendengarkan kembali sejarah tentang bagaimana berdirinya kampus tersebut. Dari penjelasan yang kami dapatkan, kampus tersebut berdiri pada tanggal 20 Oktober 1954 dengan nama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru. Tujuan dibangunnya kampus tersebut adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Negara Indonesia yang saat itu
baru saja merdeka.

Pada tahun 1958, Universitas ini membangun sebuah “peranakan” dengan nama Universitas Padajajaran (Unpad) yang masih berdiri sampai saat ini. Seiring dengan berdirinya kampus Unpad tersebut, kampus tersebut pun diintegrasikan menjadi fakultas utama dari Unpad dengan nama Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Perubahan yang terjadi pada kampus tersebut belum berakhir. Pada tahun 1963, fakultas tersebut (UPI) meleburkan diri dan mengubah namanya
menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung. Dan akhirnya, pada tanggal 07 Oktober 1999 Institut tersebut merubah namanya menjadi Universitas Pendidikan Indonesia seperti yang kita kenal sekarang ini.

Di Kampus UPI ini kami mendapat kejutan saat ada tiga mahasiswa senior tiba-tiba maju ke depan, dan ternyata mereka semua adalah kakak kelas kami alias alumni pondok pesantren tahfizh Daqu. Ketiganya pun memberikan motivasi kepada kami untuk tidak ragu bermimpi melanjutkan kuliah di perguruan tingga manapun. Muhammad Abid, satu dari tiga alumni tersebut berpesan untuk tidak meninggalkan Alquran meski nanti sudah keluar dari pesantren.

ITB Selesai, UPI Selesai. Maka, tujuan terakhir kami adalah mengunjungi “rumah” salah satu “saudara” kami, yakni Pesantren Daarut Tauhid asuhan KH Abullah Gymnastiar atau yang kerap dipanggil Aa Gym. Lokasi pesantren tidak jauh dari kampus UPI. Kami cukup berjalan kaki selama 5 menit. Kami
kembali menuju aula pesantren tersebut untuk mendengarkan seminar sekaligus bersilaturahim dengan saudara kami. Di Pesantren tersebut, kami mendapatkan berbagai macam ilmu. Seperti menejemem qolbu, pentingnya kebersihan, dan yang paling kami rasakan adalah ilmu tentang kedisiplinan. Kami sempat di perintah untuk meluruskan barisan, duduk dengan posisi siap, dan masih banyak lagi. Menurut sang narasumber, mungkin hal tersebut terlihat sepele. Namun, hal sepele tersebut sebenarnya bisa bernilai sebuah kebaikan yang besar di mata Allah SWT.

Selesai mengunjungi “rumah saudara” kami, kami pun kembali menaiki bis kami untuk berangkat menuju hotel tempat kami menginap, untuk beristirahat

Ditulis oleh: Arif M. Alkhan, Kelas 12 IPS A

Kategori
Berita Cikarang

Yakin Pada Allah, Bekal Welly Meraih Tahfizh Reward

Apresiasi atau bentuk penghargaan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas terhadap seseorang dalam segala bidang, termasuk bidang tahfizh. Apalagi bagi para santri yang masih tergolong remaja, apresiasi berperan penting dalam pembentukan karakter. Tahfizh reward adalah salah satu bentuk apresiasi dan penghargaan dari ustadzah untuk meningkatkan dan memicu semangat serta kesungguhan para santri. Tahfizh reward mengapresiasi salah satu dari sekian banyak santri setiap bulannya dengan aspek setoran dan hafalan terbanyak, muroja’ah terbanyak, juga yang terbaik dalam adabnya. Pada bulan November 2018, Rahmi Friwelly, santriwati kelas XI MIA 1, asal Jambi, merupakan santriwati terbaik dalam bidang tahfizh unit Cikarang, saat diwawancarai Welly menyampaikan bahwa prestasinya bukan tuntutan dari kedua orangtuanya, melainkan dari usaha dan keinginan dirinya sendiri.

“Setiap ngeliat orang-orang maju dapet tahfizh reward tuh, Welly yakin, Welly juga bisa, Welly yakin sama Allah, Cuma yaa yakin aja, yakin sama Allah, banyakin sholawat, banyakin ngelakuin sunnah-sunnah Rasulullah, percayain aja gitu sama Allah” ujar Welly

Ia menambahkan “Alhamdulillah, Allah Maha Mendengar, Allah ngeridhoin dan ngasih kesempatan. Kalau kata temen-temen wajar Welly dapet, kan Welly pinter lah, apalah. Tapi sebenernya bukan gitu, masalah yakin dan percaya sama Allah. Merengek bujuk manja gitu sama Allah. Minta, jangan bosen-bosen. Dan dengan prestasi ini jadinya yaa makin percaya juga sama Allah, makin semangat, makin percaya kalau kekuatan sholawat itu emang bener. Beda aja gitu rasanya saat denger cerita orang-orang tentang kekuatan sholawat sama setelah ngerasain sendiri. Ya, ini tuh emang bukan tuntutan orangtua, tapi ini salah satu cara Welly buat ngebahagiain mereka. Juga dengan adanya tahfizh reward ini jadi makin semangat dan serius ngafalnya.”,

Ada beberapa santriwati lain juga yang bilang bahwa dengan adanya tahfizh reward ini menumbuhkan semangat dan menjadi salah satu pemicu semangat dan menjadi salah dari pemicu mereka dalam fastabiqul khairat. Bukan hanya itu, tahfizh reward juga sebagai ajang pembuktian seberapa mutqin dan seberapa lancer hafalan yang telah disetorkan. Jadi, tahfizh reward bukan hanya sekedar kegiatan bulanan rutin saja, tapi juga sebagai pemicu semangat santriwati dalam meningkatkan kualitas menghafal Al-Qur’an. Serta menjadi salah satu alasan santriwati untuk berusaha istiqomah dalam muroja’ah hafalan.

Bercita-citalah setinggi apapun itu, karena itu seru banget, dan cita-cita merupakan penghubung antara dirimu dan Allah, melalui doa. Selain itu, cita-cita juga mampu membuat diri kita menahan dari maksiat-maksiat yang dapat menjadi penghalang dari terwujudnya cita-cita tersebut.

Ditulis oleh: Azkiya Shabira, santriwati kelas XI MIA 2

Kategori
Artikel KH. Yusuf Mansur

Dakwah Daarul Qur’an Menuju Lima Benua

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Oleh Tarmizi Assiddik, Ketua Daarul Qur’an

 

Sejarah Daarul Quran tak bisa dilepaskan dari kiprah dakwah Ustadz Yusuf Mansur, yang fokus mengajak umat Islam untuk lebih mencintai Al-Quran dan gemar bersedekah.

Di awal tahun 2000, Ustadz Yusuf Mansur memulai dakwahnya setelah berhijrah dari permasalahan hidup yang membelitnya. Ia memulai dakwah dengan memperbaiki diri sendiri. Caranya adalah menghafal Al-Quran. Kerabat dekatnya juga ia ajak untuk melakukan amalan ini.

Pengalaman pribadi ‘’move on’’ itu dijadikan materi pokok dalam dakwahnya. Sehingga, seruan Ustadz Yusuf Mansur lebih hidup dan gampang dicerna masyarakat. Iapun mulai banyak diundang berceramah.

Medio tahun 2000-an, Ustadz Yusuf Mansur mulai dikenal masayarakat luas. Kehadirannya dalam program tausiyah di sejumlah televisi nasional menjadikan ia semakin tertokohkan. Ia populer sebagai ‘’Ustadz Hafal Quran dan Sedekah’’.

Untuk merapikan pengelolaan dakwahnya, ia membuat komunitas yang dinamakan Wisatahati. Produk perdana lembaga ini adalah buku “Mencari Tuhan Yang Hilang“ yang terbit tahun 2006. Berikutnya terbit buku yang kemudian diangkat ke layar gelas dan layar perak bertajuk Kun Faa Yaa Kun.

Beriringan dengan program dakwah yang sedang berjalan, Ustadz Yusuf melalui Wisatahati  mulai merintis  pembangunan Pesantren Tahfidz yang bertujuan untuk membibit para penghafal Al-Quran di seluruh Indonesia.

Awalnya, pesantren itu berdiri tidak sengaja. Waktu itu datang tamu ke rumah Ustadz Yusuf Mansur, seorang ustadz bernama H Ahmad, yang sedikit mengadu tentang keadaan pondok pesantren yang dirintisnya yang memang butuh suntikan dana di tahun 2003.

Sore harinya, tanggal 5 Juli 2003  Ustadz Yusuf Mansur meminta beliau menempatkan santri di rumah Ustadz Yusuf Mansur, di sinilah dimulainya cikal bakal dakwah Daarul Qur’an melalui sedekah dan gerakan menghafal Al Qur’an.

Motivasi Ustadz Yusuf Mansur hanya satu supaya punya hafalan Alquran bisa ada kesempatan untuk muraja’ah yaitu dengan mengajar karena menjaga hafalan supaya baik yaitu dengan mengajar. Kedua, motivasi Ustadz Yusuf Mansur supaya selamat dan Ustadz Yusuf Mansur butuh sekali pertolongan Allah. ‘’Sedangkan Allah bilang, kalau kita rajin membantu orang, rajin sedekah, akan dibantu. Jadi, waktu itu sekitar delapan orang anak kemudian dipondokkan di rumah. Jadilah cikal bakal Ponpes Daarul Quran Wisatahati,’’ tutur Ustadz Yusuf Mansur.

Kemudian ia dan tim menemukan satu lokasi yang cantik sekali namanya Bulak Santri yang terletak di kelurahan Pondok Pucung Kecamatan Karang Tengah, Ciledug, Tangerang, Banten. Dan ternyata Bulak Santri ini tambah menarik karena dia sudah ada lokal untuk belajar, madrasah ada empat lokal yang sudah tidak terpakai selama tiga tahun, masjidnya besar tapi kegiatannya tidak terlalu banyak. Ada satu majelis yang sudah tidak terpakai belasan tahun.

Tahun 2005, Ustadz Yusuf Mansur melalui Yayasan Daarul Qur’an Indonesia yang dibentuknya meminta izin ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk anak-anak bisa belajar tidak ke luar tapi di dalam pesantren. Maka lahirlah SMP Islam Daarul Quran. Waktu itu Wisatahati mengaudisi 20 santri. Tahun pertama delapan santri, tahun kedua 20 santri. Untuk menghidupi santri diluncurkan program yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia ini.

Untuk mendukung program ini maka pada tahun 2006   manajemen PPPA mulai dirintis oleh Wisatahati. Dengan kesederhanaan, perlahan tetapi pasti, PPPA Daarul Qur’an mulai mengalami perkembangan dan kemajuan. Program utamanya membibit dan mencetak penghafal Al-Qur’an.

Tanggal 29 Maret 2007, PPPA Daarul Qur’an mulai diresmikan dan launching sebagai lembaga nirlaba yang didirikan oleh Ustadz Yusuf Mansur dan Wisatahati. Melalui program pendirian Pesantren Tahfidz yang digulirkan oleh PPPA Daarul Qur’an, tahun 2007 juga mulai pembangunan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an berjalan dari Bulak Santri dan Ketapang di Tangerang hingga pembangunan Pesantren Tahfidz menyebar di berbagai daerah di Indonesia

Seiring perjalanannya Wisatahati bertransformasi menjadi Daarul Quran yang yang bergerak di berbagai unit di bidang pendidikan dan dakwah. Daarul Qur’an mendirikan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an di berbagai daerah di Indonesia. Lembaga ini juga mendirikan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Program Khusus  yang gratis untuk anak-anak yang berprestasi dan kurang mampu. Juga STMIK Antar Bangsa sebagai cikal bakal Universitas Yusuf Mansur yang telah melahirkan kader-kader ahli IT yang hafidz Qur’an. Mereka telah banyak diserap oleh dunia kerja. Di bidang pendidikan juga Daarul Qur’an telah mengembangkan pendidikan dan pembelajaran via online.

Di bidang Bisnis dan Usaha, Daarul Qur’an telah mengembangakan berbagai unit usaha yang bertujuan untuk mendukung gerakan dakwahnya Daarul Qur’an, pengembangan bisnis di internal Daqu melalui pesantrennya juga pengembangan bisnis ekternal dengan membangun dan mengoptimalkan potensi Ust, Yusuf Mansur dan Daarul Qur’an di dunia usaha.

Di bidang Sosial, Daarul Qur’an mendirikan PPPA Daarul Qur’an, lembaga nirlaba yang berkhidmat untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, berbagai program sosial dan pemberdayaan diluncurkan oleh PPPA, sehingga gerakan membibit dan mencetak para penghafal Al-Qur’an bergerak dari unit  yang dikembangkan oleh Daarul Qur’an dibidang pendidikan, Bisnis dan Sosial dengan semangat menciptakan masyarakat Indonesia berbasis Tahfidzul Quran.

Tanggal 3-5 Februari 2018 di Malang, rapat holding Daarul Qur’an yang dihadiri oleh berbagai lembaga-lembaga yang didirikan oleh Daarul Qur’an dan KH Yusuf Mansur memantapkan diri untuk mengembangkan dakwah Qur’an hingga 5 benua.

Dream kita semua itu membutuhkan dukungan masif dan berjangka panjang.

Bismillah[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]