Kategori
Berita Pesantren

Keya Sabet Juara 1 Taekwondo Tingkat Nasional

Bela diri memiliki banyak cabang ilmu salah satunya yakni Taekwondo, di SD Daquschool, Ketapang Taekwondo menjadi bagian kegiatan ekstra kulikuler.

Seni bela diri yang berasal dari negeri ginseng yang banyak mengandalkan tendangan kaki dan kepalan tangan ini digeluti Keya dan kawan-kawan siswa SD Daquschool dan tak hayal, kemampuan yang dipelajari ini berbuah manis karena salah satu anggota ekstra kulikuler Keanakihesa yang akrab di sebut Keya berhasil mendapatkan Juara 1 Taekwondo tingkat Nasional.

Taekwondo Cup yang diselenggarakan di GOR POPKI Cibubur Minggu (2/8) kemarin dimenangkan oleh Keya siswa SD Daquschool kelas 5. Perjuangannya untuk berlatih selama ini tidak sia-sia, Keya yang merupakan putra dari Hendri Dunan berhasil menggugurkan lawannya hingga menjadi juara pertama di ajang tingkat nasional ini.

Alhamdulillah…’ala kulli hal, Allah izinkan salah satu santri kami mendapatkan medali emas,juara 1 dalam kejuaraan taekwondo tingkat nasional. Tentu ini menjadi salah satu prestasi yang patut untuk disyukuri, dan semoga menjadi motivasi buat santri yang lain” syukur Ms. Netty selaku Kepala sekolah SD Daquschool.

WhatsApp Image 2017-10-05 at 12.32.55WhatsApp Image 2017-10-05 at 12.30.42 WhatsApp Image 2017-10-05 at 12.32.18WhatsApp Image 2017-10-05 at 12.32.42

Kategori
Berita

KH Hasan Abdullah Sahal: Selalu Melihat ke Depan tapi Hindari Brain Destroying

KH Hasan Abdullah Sahal dilahirkan di Desa Gontor, Ponorogo, pada 24 Mei 1947. Putra keenam dari KH Ahmad Sahal, salah satu pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor, ini alumnus Universitas Islam Madinah dan Al-Azhar Cairo. Beliau sekarang salah satu pimpinan Pondok Gontor. Berikut penuturan Kyai Abdullah Sahal dalam Silaturahim Nasional Kyai dan Pimpinan Pesantren Alumni Gontor di Hotel Siti Tangerang, 22 Januari 2016.

Saya tidak punya Twitter, FB, instagram, tapi hari-hari ini gambar saya bertebaran di mana-mana. Gambar saya sedang menendang bola disandingkan dengan Ronaldo. Masalahnya adalah, saya tidak suka Ronaldo, soalnya saya suka Barcelona (sedangkan Christiano Ronaldo bintang kesebelasan Real Madrid, seteru Barcelona –Red).
Tapi lihat dan bandingkan, bagaimana gambar saya dengan Ronaldo. Saat menendang bola, Ronaldo masih melihat bola, sedangkan saya melihat ke depan.
Begitulah kita, Gontor, dalam melihat sesuatu tidak pernah melihat ke bawah apalagi melihat ke belakang. Kita selalu melihat ke depan. Dan kita selalu diajarkan percaya diri. Saya dengan yakin bisa bilang kalau tendangan saya tidak kalah dengan Ronaldo.
Begitulah, Gontor selalu mengajarkan percaya diri dan melihat ke depan.
Maka sejak berdirinya, Pondok Gontor mengambil 4 sintesa perguruan terkemuka di dunia yaitu: Sanggit, Aligarh, Santiniketan, Al-Azhar. Padahal, Gontor hanya ada di desa kecil.
Sejak berdiri Gontor sudah mengajarkan Bahasa Arab dan Inggris, meskipun KH Ahmad Sahal saat itu malah bisanya Bahasa Londo. Artinya apa, kita selalu melihat ke depan.
Maka, saat ini KH Ahmad Sahal akan berkata: “Kami sudah melakukan apa yang sudah Kami lakukan hingga hari ini, dan dari alam kubur Kami akan melihat apa yang akan anak-anakku lakukan untuk Gontor ke depan.”
Pesantren ini terdiri dari tiga hal; keislaman, keilmuan, kemasyarakatan. Maka anak-anak Gontor harus bisa menguasai ketiga hal ini. Dan dari dulu kita katakan, secara keilmuan, Gontor itu 100% ilmu agama, dan 100% ilmu umum. Kita mempelajari ilmu agama 100%, ilmu umum juga 100%.
Hati-hati dengan zaman modern, karena sekarang ini bukan lagi zaman modern, tetapi zaman kebinatangan modern. Sekarang bukan lagi zamannya brainwashing (pencucian otak), tetapi sudah mengarah kepada “brain destroying” (penghancuran otak/pola pikir).
Karena itu, Gontor mengajarkan nilai-nilai yang tidak boleh berubah. Nilai disiplin, keikhlasan, akhlaqul karimah untuk membentengi diri dari zaman kebinatangan modern ini. Maka materi, sistem di Gontor boleh berubah, tetapi nilai tidak boleh berubah.
Kyai itu di atasnya Allah, di bawahnya tanah. Kita itu kuat, besar. Yang membuat kita lemah, takut, ya kita sendiri.
Pesantren itu bukan sarang teroris. Pesantren harus menanggung secara keseluruhan karena beberapa orang dianggap teroris.
Sebenarnya teroris yang lebih berbahaya itu siapa? Kalau negara meneror rakyat, apa itu bukan teroris? Apa itu bukan kejahatan kemanusiaan?
Bangsa Indonesia harus mandiri. Silakan pilih: Kaya tapi dianggap miskin sehingga merasa terus harus dibantu, disuapi, dikasih seperti pengemis; Atau, miskin tapi dianggap kaya sehingga merasa cukup bahkan membantu. Kalau memilih yang pertama, berarti mentalmu masih mental miskin, mental pengemis, mental peminta-minta. Jadi, lebih baik miskin tapi kaya jiwa.
Gusti Allah tidak tidur, akan melihat apa yang kita lakukan. Karena itu, kalau sedang di atas kita tidak boleh sombong, dan pada saat di bawah kita tidak boleh putus asa. Allah SWT pasti akan memberikan pertolongan.
Kata orangtua, anakmu yang nakal, yang sakit, yang bandel, jangan dimarahi, tapi sayangilah. Indonesia ini anak kita, sedang sakit atau sedang sehat? Nah, tetap sayangilah Indonesia dan binalah menjadi benar. Karena dari Gontor kita akan mendidik para pemimpin dunia agar tidak sakit. Karena negara yang sakit akibat pemimpinnya yang sakit. (mahfudz/bowo)

Kategori
Berita

Daarul Qur’an Muliakan Kyai dan Alumni Gontor

“Walaupun Ustadz Yusuf Mansur tidak sempat masuk Gontor, tapi para Kyai Gontor dimasukkan ke hotelnya dan alhamdulillah gratis,’’ ujar Zulkifli Muhadli. Ucapan Ketua Umum Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) itu spontan disambut tepuk tangan meriah dari 200-an orang yang memenuhi Aula Hotel Siti, Tangerang.
Keramahan tersebut muncul dalam pembukaan Silaturrahim Nasional Kiai dan Pimpinan Pesantren Alumni Gontor, Jumat (22/1) petang.
Pembukaan dihadiri Gubernur Banten H Rano Karno, KH Kafrawi Ridwan MA selaku Ketua Umum Badan Wakaf Gontor, pendiri Gontor KH Dr Abdullah Syukri Zarkasyi, Mantan Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Ustadz Bachtiar Nasir, Dr Muhammad Lutfi, KH Hasyim Muzadi anggota Wantimpres, Prof DR Amal Fathullah Zarkasyi Rektor Universitas Daarussalam, KH Abdullah Sahal, Dr Fahmi Zarkasyi, Ketua Umum PP Muhamamdiyah Prof Din Syamsuddin, dan lain-lain.
Hadir juga selaku sohibul bayt para pimpinan Daarul Qur’an Ustadz Yusuf Mansur, Ahmad Jameel, Anwar Sani, dan Tarmizi.
Yusuf Mansur dalam sambutannya menjelaskan, Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Tangerang yang didirikannya, juga dipimpin oleh alumnus Gontor yaitu Ahmad Jameel. Jadi, kami juga bagian dari keluarga besar Alumni Gontor, imbuhnya.
Hotel Siti, lanjut Yusuf Mansur, bukan hotel saya, tapi hoteluna, hotelukum, hotel kita semua.
Tak hanya menggratiskan Hotel Siti untuk silatnas yang berlangsung 22-24 Januari 2016, Yusuf Mansur juga mendapat angin segar dari Gubernur Banten akan memberi uang transport bagi para peserta.
‘’Pak Gubernur, semua kyai saya gratiskan masuk Hotel Siti. Tidak ada salahnya jika Gubernur memberi sangu para kyai Rp 5 juta perorang,’’ tutur Yusuf Mansur dengan polosnya.
Gubernur Rano Karno spontan membalas dari tempat duduknya. ‘’Insya Allah, akan saya transfer,’’ serunya sambil mengucap takbir.
Rano dalam sambutannya mengungkapkan, malam itu sebenarnya ia ada jadwal menghadiri pengajian di rumah anaknya yang hendak menikah. ‘’Mohon doanya para kyai, saya memilih mendahulukan hadir di forum ini, karena ini forum sangat terhormat,’’ katanya.
Gubernur Rano mengakui, ia bukan anak pesantren. ‘’Tapi, saya bahagia sekali kalau diterima sebagai bagian dari keluarga besar para kyai.’’
Zulkifli Muhadli menjelaskan, silaturahim di Hotel Siti ini merupakan pertemuan terbesar yang dihadiri para kiai dan pimpinan pesantren alumni Gontor. Acara ini merupakan bagian dari kegiatan besar peringatan 90 tahun Pondok Modern Gontor.
“Waktu Gontor berdiri tahun 1926, tantangannya berat, karena situasi ekonomi masyarakat lemah, negara belum ada. Tapi Gontor jalan terus, kekuatan utamanya keikhlasan para pendirinya, semangat ini yang akan kita gali dalam pertemuan ini,” kata Zulkifli.
Gontor saat ini memiliki 20 pesantren yang tersebar di Indonesia; 13 kampus pondok putra dan 7 kampus pondok putri. Pondok Modern Darussalam Gontor yang saat ini berdiri di Jawa, Sumatera dan Sulawesi dengan jumlah guru dan santri sekitar 25.405 orang, serta mengelola Universitas Darussalam Gontor (UNIDA), dengan jumlah mahasiswa sekitar 2.684 orang.
Selain itu, hingga saat ini 283 pesantren telah terdaftar sebagai Pesantren Alumni Gontor, yaitu pesantren yang dikelola para alumni Gontor, dan beberapa pesantren masih dalam tahap pendataan atau belum mendaftar.
Menurut Ketua Panitia Pelaksana Silatnas Sofwan Manaf, selain mempererat silaturrahmi, silatnas ini juga dalam rangka meningkatkan tata asuh dan tata kelola masing-masing pondok pesantren. Apa yang baik dari sebuah pesantren, bisa lebih baik diterapkan di pesantren lain.
Di acara ini juga akan dibahas peningkatan peran pesantren dalam masalah kemiskinan, pengangguran, tantangan pasar bebas ASEAN, masalah infrastruktur, dan penguatan bangunan Indonesia diatas kemajemukan bangsa.
Silatnas Kiai dan Pimpinan Pesantren Alumni Gontor menghadirkan pembicara seperti Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dan Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono. (mahfudz, bowo)

Kategori
Berita

Silatnas Gontor Dihadiri Ratusan Kiai dan Menteri

Pondok Pesantren Modern Gontor akan menggelar silaturrahim nasional (silatnas) yang akan diikuti ratusan kiai dan pimpinan alumni Ponpes Gontor, Jumat (22/1) di Hotel Siti Tangerang.

Beberapa menteri dalam kabinet kerja seperti Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basoeki Hadimoeljono, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Musryidan Baldan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENaS) Sofyan Djalil, Kapolri Jendral Polisi Badrodin Haiti, Gubernur Banten Rano Karno, Insya Allah akan hadir dalam Silatnas ini.

Ketua Pelaksana Forum Pesantren Alumni Gontor Sofwan Manaf  mengatakan silatnas ini digelar dengan tujuan memperart silaturrahim serta meningkatkan tata asuh dan tata kelola masing-masing pondok pesantren.

“Selain itu dalam kegiatan ini juga akan dibahas peran pesantren dalam masalah kemiskinan, pengangguran, tantangan pasar bebas ASEAN, masalah infrastruktur, dan penguatan bangunan Indonesia di atas kemajemukan bangsa” ujar Sofwan Manaf dalam siaran persnya, Selasa (19/1).

Ketua Umum Forum Pesantren Alumni Gontor (FPAG) Zulkifli Muhadli mengatakan kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan 90 tahun Pondok Modern Gontor. Ia menambahkan sejak beridiri sejak tahun 1926 Pesantren Gontor ikut berkiprah dalam membangun sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Kegiatan ini juga disambut hangat oleh Ustadz Ahmad Jameel selaku pimpinan harian Ponpes Tahfidz Daarul Qur’an yang menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini. Sebagaimana diketahui Hotel Siti dibangun dari inisiatif ustadz Yusuf Mansur yang merupakan pendiri Daarul Qur’an.

“Alhamdulillah kami dipercaya menggelar Silatnas ini, semoga dari Silatnas ini hadir rekomendasi yang memberi manfaat bagi umat dan juga bangsa Indonesia” ujar ustadz Ahmad Jameel yang juga salah satu alumni Ponpes Gontor