Kategori
Berita

Paytren Raih Baznas Award 2022 Sebagai Mitra Pengumpulan Zakat Terbaik

Bertepatan dengan HUT BAZNAS ke-21, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) RI menggelar anugerah BAZNAS Award 2022 yang memberikan penghargaan bagi para pihak yang berjasa atas perkembangan zakat di tanah air, Senin (17/1/2022).

Paytren sebagai salah satu perusahaan pengelola zakat, dalam gelaran itu mendapat penghargaan sebagai Mitra Pengumpulan Zakat Terbaik. Penghargaan diterima oleh CEO Paytren Group, Ustadz Tarmizi Ashidiq.

“Terima kasih kepada pengguna Paytren E-money yang telah memilih Paytren sebagai teman setia dalam menunaikan zakat, infak, sedekah dan wakaf Anda. Terima kasih juga untuk seluruh manajemen Baznas atas sinerginya selama ini,” ujar Ustadz Tarmizi dalam akun Instagram @paytren_official, Rabu (19/1/2022).

Selain zakat, Paytren juga menerima pengelolaan sedekah, infak, dan wakaf yang dapat diakses dengan mudah melalui aplikasi Paytren E-Money. Pengguna juga bisa memanfaatkan Paytren E-Money untuk membeli kebutuhan sehari-hari dengan sistem pembayaran QRIS.

Setiap transaksi yang dilakukan melalui Paytren E-Money juga akan disisihkan untuk biaya pembangunan maupun operasional Rumah Tahfizh, pesantren, hingga masjid. Sehingga, Insya Allah, para pengguna juga memiliki tabungan pahala.

Selain Paytren, lembaga sosial PPPA Daarul Qur’an juga memeroleh penghargaan dalam BAZNAS Award 2022. PPPA Daarul Qur’an meraih penghargaan sebagai Laznas dengan pertumbuhan penghimpunan Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS) terbaik.

Direktur Utama Laznas PPPA Daarul Qur’an, Abdul Ghofur, bersyukur sekaligus berterima kasih pada keluarga besar PPPA Daarul Qur’an. 

“Alhamdulillah, (penghargaan) ini adalah hadiah di awal tahun atas dedikasi terbaik untuk umat, tentu saja, dari semua tim Laznas PPPA Daarul Qur’an yang luar biasa punya peran,” ujar Ghofur.

Ia menambahkan, penghargaan tersebut juga dipersembahkan khusus untuk para donatur dan stakeholder yang setia mendampingi Laznas PPPA Daarul Qur’an. Ia berharap sinergi kemitraan bersama Laznas PPPA Daarul Qur’an dapat meningkat.

Kategori
Berita

Daarul Qur’an Jalin Kerjasama dengan IJF pada Bidang Pendidikan, Sosial, dan Pariwisata

Daarul Qur’an resmi menjalin kerjasama dengan Indonesia Jordan Friendship (IJF), sebuah lembaga yang berdedikasi dalam kegiatan budaya, pariwisata, sosial, bisnis, investasi dan amal. Setelah 2 bulan menggodok poin-poin kerjasama, kedua pihak setuju jalinan kerjasama terkait bidang pendidikan, sosial, dan pariwisata.

Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan di kediaman Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil, di area Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang, Jum’at (17/92021). Kyai Jamil sekaligus perwakilan Daarul Qur’an dalam kesepakatan ini. Sementara di pihak IJF diwakili oleh Founder dan Kepala Direksi, masing-masing Syekh Waddah Al-Dubbati Mutairi dan Eng. Abdallah Waddah Al-Mutairi.

KH Yusuf Mansur sebagai Pembina Yayasan Daarul Qur’an turut hadir ketika acara ramah tamah sebelum penandatangan MoU berlangsung. Beliau juga bersama Ustadz Tarmizi Ashidiq, Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Ekonomi sekaligus Ketua STMIK Antar Bangsa. Dalam momen ini hadir pula Kepala Biro Luar Negeri Direktorat Pendidikan Daarul Qur’an, Ustadz Alim Gema Alamsyah, yang mendampingi Kyai Jamil saat proses penandatanganan MoU.

Lewat kerjasama ini Daarul Qur’an berkesempatan mengundang Duta Besar Yordania untuk Indonesia, H.E. Mr. Abdallah Suliman Abu Romman. Ini menjadi kesempatan besar di mana dari situ diharapkan hubungan kegiatan Daarul Qur’an dengan Yordania spektrumnya akan semakin luas.

Hal tersebut seperti yang diungkap oleh Ustadz Alim. Beliau juga berujar jika kerjasama ini sekaligus dalam hal pengembangan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. Nantinya para investor relasi dari IJF berkesempatan menanam modal untuk pengembangan tersebut.

Kerjasama sejatinya telah berlangsung di mana saat ini IJF tengah melakukan pengajaran robotik lewat Syekh Abdallah yang merupakan pakar di bidang tersebut, di STMIK Antar Bangsa. Hal ini menjadi nilai tambah dalam pembelajaran di STMIK Antar Bangsa yang erat berkaitan dengan bidang teknlogi seperti robotik.

Selain itu, hal ini juga berguna dalam proses peningkatan akreditasi STMIK Antar bangsa untuk mencapai nilai tertinggi yakni A, atau setara Unggul, jika menilik sistem akreditasi yang berlaku saat ini.

“Selain pengajaran, juga mencakup ri’ayah atau pengawasan mahasiswa-mahasiswa kita yang ada di Yordania. Kita dapat info ada sekitar 4 orang alumni Daqu di sana. Nama-namanya Insya Allah nanti kita kasih ke Syekh Abdallah. Mudah-mudahan ada yang bisa dibantu untuk mereka selama berada di Yordania,” tambah Ustadz Alim.

Kategori
Berita Kegiatan

Pesantren Daqu Tangerang Gelar Upacara Kemerdekaan

Angkatan 11 “Revtabefend” tahun ini menjadi tim Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) dalam gelaran sakral Upacara Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 76 di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang. Seperti tahun-tahun sebelumnya, upacara dilaksankaan di lapangan futsal dan basket, Pesantren Daqu Tangerang, tepat di hari kemerdekaan RI, Selasa, 17 Agustus 2021. Tayangan Upacara ini juga bisa disaksikan Live Streaming Youtube di channel Pesantren Daqu.

Sedikit pembeda yakni masker yang dikenakan tiap anggota Paskibraka karena pelaksanaan upacara masih dalam suasana pandemi. Tak hanya mereka, seluruh peserta dan tamu juga diwajibkan menerapkan protokol kesehatan dengan memakai masker, mencuci tangan serta menjaga jarak.

KH. Ahmad Jamil selaku Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, bertugas menjadi inspektur upacara dalam perayaan tahun ini. Selain beliau, juga hadir seluruh pimpinan Daarul Qur’an, termasuk Pembina Yayasan Daarul Qur’an, KH Yusuf Mansur.

Ada juga Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf, Ustadz Anwar Sani; Pimpinan Direktorat Ekonomi, Ustadz Tarmizi Ashidiq; serta Dewan Syari’ah Daarul Qur’an, KH Ahmad Kosasih.

Selain santri SMP dan SMA pesantren Daqu Tangerang, juga hadir adik-adik dari Shigor Putra dan Putri yang rela turut berpanas-panasan di lapangan. Meski begitu, seluruh peserta mengikuti porosesi upacara dengan khidmad dan syahdu.

Dalam amanatnya, Kyai Jamil menerangkan tentang Pembukaan UUD 1945, khususnya dalam aline ke 3, yang berbunyi “atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.”

Di situ, kata beliau, kita menyaksikan bagaimana kehati-hatian para proklamator kemerdekaan dalam membuat naskah UUD 1945. Alih-alih mendewakan kesuksesan mengusir penjajah di atas kaki tangan sendiri, mereka menyebut hal tersebut semata berkat Maha Rahim-Nya Allah SWT.

“Kalau kita perhatikan alinea ini kita akan meyadari ini merupakan sebuah kecerdasan spiritual dan kecerdasaan emosional. Di dalamnya ada patriotisme yang diperjuangkan oleh our founding fathers, oleh para pahlawan nasional kita,” ujarnya.

Kyai Jamil juga berpesan agar para generasi penerus bisa melestarikan semangat perjuangan. Bukan hanya secara fisik, namun juga seluruh aspek kesejahteraan.  “Never stop learning cause life never stop changing,” tuturnya.

Prosesi upacara sakral yang telah usai tak lantas meredupkan semarak perayaan HUT ke-76 RI ini. Acara lalu berlalih ke Khutbatul Iftitah. Ini merupakan simbolis pembukaan tahun 2021/2022.

Balon udara pun melayang saat diterbangkan oleh KH Yusuf Mansur sebagai penanda dibukanya tahun ajaran baru tersebut. Beliau juga berkeliling didampingi pimpinan Daarul Qur’an lain, kemudian berfoto bersama para santri serta Tim Paskibraka yang luar biasa.

Keseruan lainnya di acara Khutbatul Iftitah yakni dengan penampilan berbagai ektrakurikuler yang ada di Pesantren Daqu Tangerang. Ajang unjuk gigi sekaligus menarik minat para santri baru.

Ekskul yang tampil antara lain Persida (Persatuan Silat Daarul Qur’an), Persada (Persatuan Senam Akrobatik Daarul Qur’an), DaQu Archery Club, Beksi (Silat Daqu), Marching Band, Takewondo, serta penampilan drama musikal yang menggambarkan situasi Indonesia utamanya di saat merebaknya wabah Covid-19.

Upacara kemerdekaan sekaligus mengingatkan kita bahwa perjuangan masih belum berakhir. Beban tersebut kini direngkuh para gerenrasi muda yag siap menyongsong tantangan-tantangan lainnya.

Selain itu, dengan acara Khutbatul Iftitah juga mengingatkan bahwa kita bisa berkarya dengan bakat-bakat yang dimiliki, untuk mengharumkan nama Indonesia.

Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh! 

Penulis: Muhamad Luthfi Hakim, Santri Pesantren Daqu Tangerang, Kelas 11.

Kategori
Kegiatan

Daarul Qur’an Jajaki Kolaborasi dengan Kemenag dalam Kemandirian Pesantren

Kementerian Agama akan menggandeng Daarul Qur’an dalam sejumlah program utamanya kemandirian pesantren yang menjadi amanah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kepada Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas. Hal itu terungkap dalam silaturahmi yang dilakukan jajaran Kementerian Agama bersama Daarul Qur’an, Selasa (4/8).

Hadir dalam silaturahmi yang digelar lewat virtual selain Menteri Agama juga pimpinan Daarul Qur’an yang diwakili langsung oleh KH. Yusuf Mansur selaku pendiri dan ustad Ahmad Jamil selaku Pimpinan Direktorat Pendidikan dan Ustad Anwar Sani selaku Pimpinan Direktorat Zakat, Infaq dan Wakaf Daarul Qur’an.

Dalam kesempatan tersebut Menteri Agama menyatakan kaget dengan jejak dakwah Daarul Qur’an yang ternyata sudah banyak dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia.

“Hari ini saya baru paham apa itu Daarul Qur’an. Selama ini saya hanya mengenal Paytren, ternyata Daarul Qur’an lebih luas dari itu. Insya Allah kita akan banyak berkolaborasi dalam berbagai sektor baik dari pendidikan, sosial dan juga bisnis” ujar Menteri Agama yang kerap disapa Gus Yaqut.

Membuka acara, Yusuf Mansur menyampaikan terima kasih kepada jajaran Kemenag atas sejumlah support dan dukungan dari setiap langkah Daarul Qur’an. Pembina Daarul Qur’an ini juga berharap bisa membantu kinerja Kemenag dalam berbagai sektor.

“Insya Allah setelah ini kita akan banyak bergerak dan berjalan bersama” ujar Yusuf Mansur.

Gus Yaqut menilai Daarul Qur’an sangat kompeten dalam mengembangkan pendidikan dan bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga memberikan inspirasi bagi lembaga lain utamanya dalam bidang Tahfizhul Qur’an.

“Kebetulan kami mendapat amanah dari Presiden untuk menjalankan program kemandirian pesantren yang menjadi ruh dari UU Pesantren. Kami menargetkan ada 5000 pondok pesantren yang ikut dalam program ini hingga tahun 2024 mendatang” ujar Gus Yaqut.

Dalam kesempatan ini Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf, Ustadz Anwar Sani, yang juga Rektor Institut Daarul Qur’an (Idaqu) mengucapkan terima kasih karena peran dari Kemenag cukup besar dalam membantu kelahiran Idaqu. Selain itu Anwar Sani juga mengungkapkan selain rumah tahfizh, satu program unggulan Daarul Qur’an yakni Qur’an Call, yang membantu siapa saja belajar Al-Qur’an yang hingga kini sudah mencapai lima puluh ribu anggota.

Sedangkan ustad Ahmad Jamil mengenalkan Lembaga Sertfikasi Profesi (LSP) Daarul Qur’an yang menjadi lembaga untuk memastikan kualifikasi para guru ngaji.

“Alhamdulillah LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) juga sudah berjalan yang tentunya ini akan menambah kontribusi sedikit dari Daqu agar guru ngaji kualitasnya bisa terjaga,” terangnya.

Hal ini diamini oleh Gus Yaqut yang mengungkapkan, kerjasama ini, lebih jauh, juga sebagai penghargaan terhadap pesantren yang banyak berkontribusi bagi kemerdekaan Indonesia.

“Insya Allah kita akan ketemu lebih intens dan teknis untuk membahas sejumlah kolaborasi yang akan kita lakukan” tutup Gus Yaqut diakhir acara.

Kategori
Berita Kegiatan

Daarul Qur’an Gelar Vaksinasi Dosis Pertama Bagi SDI dan Santri Pesantren Daqu Tangerang

Dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19, Daarul Qur’an gelar vaksinasi dosis pertama, Sabtu, 17 Juli 2021, yang dilaksanakan di Gedung Fullday Daquschool, kawasan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Tangerang. Vaksinasi diberikan pada seluruh Sumber Daya Insani (SDI) Daarul Qur’an dari berbagai unit serta santri Pesantren Daqu Tangerang.

Keseluruhan peserta vaksinasi lebih dari seribu orang. Untuk mencegah terjadi kerumunan, vaksinasi digelar bertahap. Nantinya, vaksinasi juga diberikan pada seluruh SDI dan santri dari berbagai cabang.

Kegiatan ini disaksikan langsung oleh Wakil Wali Kota Tangerang Drs. H. Sachrudin. Selain itu ada juga Kapolres Metro Kota Tangerang, Kombes Pol, Deonijiu de Fatima serta Komandan Kodim 0506/Tgr, Kolonel Inf Bambang Herry Tugiyono. Pejabat setempat tak ketinggalan meninjau proses vaksinasi, di antaranya Camat Cipondoh, Rizal Ridolloh, serta Lurah Ketapang, H. Alex Saadon.

Para pimpinan Daarul Qur’an juga hadir memantau jalannnya vaksinasi. Di antaranya Pimpinan Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil, Pimpinan Direktorat Ekonomi, Ustadz Tarmizi Ashidiq, serta Ustadz Anwar Sani selaku Pimpinan Direktorat Zakat dan Wakaf.

Kyai Jamil yang turut serta melakukan vaksinasi mengungkapkan bahwa ini adalah ikhtiar keluarga besar Daarul Qur’an dalam memutus mata rantai Covid-19.  

“Mencegah lebih baik dr mengobati. Ikhtiar juga harus, ga cukup hanya doa,” terangnya yang ditemui usai mendapat dosis pertama vaksin.   

“Kita harus membantu pemerintah, juga masyarakat banyak, agar pencemaran Covid ini bisa menurun, khususnya di Kota Tangerang dan di tanah air kita ini, Insya Allah,” harapnya.  

Pencegahan penyebaran Covid-19 dengan vaksinasi di Kota Tangerang sendiri telah dilakukan untuk 487 ribu orang di 108 titik vaksinasi, termasuk di Daarul Qur’an. Hal tersebut seperti diungkapkan Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin.

“Setelah vaksin juga masyarakat tetap harus melakukan protokol kesehatan,” pesan Sachrudin.

Vaksinasi merupakan upaya membentuk imun tubuh agar mampu melawan virus Covid-19 yang masuk. Karena itu, vaksinasi juga penting utamanya bagi para SDI yang berpotensi terpapar sebab melakukan perjalanan pulang-pergi menuju Daarul Qur’an.

Sesuai ketentuan, vaksinasi diberikan dalam dua dosis. Rencananya, dosis kedua vaksin bagi SDI dan Santri Pesantren Daqu Tangerang akan diberikan tanggal 14 Agustus 2021 nanti.

Kategori
Berita Kegiatan

Gelar Diskusi Kebangsaan, Idaqu Sekaligus Jalin Kerjasama dengan Lima Lembaga Nasional

Tokoh-tokoh nasional berkumpul di Institut Daarul Qur’an (Idaqu) untuk berdiskusi mengenai wawasan kebangsaan dengan tajuk “Wawasan Kebangsaan Menurut Perspektif Akademik”. Acara digelar Hari Kamis (17/6/2021) pagi hingga siang hari di kampus Idaqu, Jl. Cipondoh Makmur Raya, Cipondoh, Tangerang. Diskusi diikuti oleh dosen dan akademisi Lembaga Pendidikan Daarul Qur’an serta peserta umum lewat Virtual Meeting Zoom.

Momen diskusi ini melengkapi rangkaian penandatanganan nota kesepahaman antara Idaqu dengan lima lembaga nasional, yakni Majelis Ulama Indoensia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Asosisasi Dosen Indonesia (ADI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Kerjasama menyoal berbagai sektor akademik maupun support system untuk kedua belah pihak.

Pimpinan Umum Daarul Qur’an, KH Yusuf Mansur, membuka acara dengan sambutannya. Beliau berujar, kecintaan kita terhadap bangsa Indonesia harusnya sudah terpupuk mengingat anak bangsa banyak yang berkarya dan diakui dunia, berikut tradisi nasional yang menggugah banyak bangsa.

Dalam bidang pendidikan, Indonesia telah lama diakui sebagai penyuplai ulama-ulama besar yang menjadi guru imam-imam besar Haramain.

“Saya pengen dekan-dekan universitas di Malaysia adalah anak-anak Idaqu. Sekarang kita ekspor mahasiswa mahasiswi, nanti kita ekspor pimpinan-pimpinan terbaik,” ujarnya.

Dream yang diucapkan Kyai Yusuf itu menjadi magis buat Idaqu. Sang Rektor, Dr. H. M. Anwar Sani, S.Sos.I, M.E., berujar bahwa Kyai Yusuf memang selalu menggelora ketika berbicara sebuah impian. Ia mengatakan, perjalanan Daarul Qur’an dari dream Kyai Yusuf pun bisa menjadi inspirasi untuk pembangunan bangsa.

“Kata Kyai Yusuf, Daqu akan segede lantainya bumi, atapnya langit. Terwujud dengan lembaga pendidikan baik formal maupun non formal. Sekarang jumlahnya ratusan ribu di Indonesia maupun mancanegara,” tukasnya.

Setelah sambutan dari dua pimpinan Daarul Qur’an, diskusi pun dibuka. Diskusi dibuka dengan para panelis dalam diskusi ini yakni Sekretaris Jendral ICMI, Mohammad Jafar Hafsah; Sekjen MUI, Dr. H. Amirsyah Tambunan, M.A.; Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si.; Wakoor Kopartais 1 DKI Jakarta, Prof. Dr. H. Ahmad Thib Raya, M.A.; serta Sekertaris Senat UIN Jakarta, Prof. Dr. Armai Arief, M.Ag. Satu panelis lain hadir di Ruang Virtual Meeting Zoom, yakni Ketua Umum ADI, Prof. Dr. Dino Pati Djalal, M.A.

Di tengah diskusi, seisi ruangan heboh. Sebabnya, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Periode 2004-2009, Adhyaksa Dault, juga ikut meramaikan diskusi.

Seluruh panelis pun memberikan pandangannya terkait Wawasan Kebangsaan. Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod menerangkan bahwa wawasan kebangsaan terbagi dua, yakni teks dan konteks. Dikatakannya, secara teks semua masyarakat sudah hafal, namun tidak dengan konteksnya.

“Perilaku kita harus dijaga. Kaburo maktan ‘indallahi taquulu ma laa ta’malun,” terangnya megutip surat As-Saff ayat 3 yang artinya “(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” Singkatnya, wawasan kebangsaan bukan hanya di mulut belaka, namun harus diaktualisasi dalam kehidupan.

Mengutip sila pertama Pancasila, Sekjen MUI, Prof. Amir menjelaskan bahwa masyarakat yang berwawasan kebangsaan haruslah berketuhanan yang maha esa. Karena itu merupakan martabat, gengsi, serta nilai-nilai penganut bangsa.

Ia juga menambahkan, “tujuan bernegara adalah melindungi segenap bangsa Indonesia,” tuturnya.

Prof. Armai yang sudah malang melintang di berbagai organisasi untuk membina pendidikan anak bangsa pun turut menyuarakan pandangannya. Ia pun sependapat dengan Prof. Amir. Menurutnya, dalam bidang pendidikan, tujuannya pun harus membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa.

Selanjutnya, Prof. Thib Raya juga menerangkan hal serupa. Ia menambahkan bahwa dengan dasar sila pertama itu, masyarakat Indonesia juga harus bekerja dan berkarya. “Dan semua keahlian itu harus mencapai kehidupan kalian,” jelasnya.

Dino Pati Dajalal yang lama menempuh studi di luar negeri mengungkapkan salah satu kekuatan Indonesia yang selama ini masih belum tereksploitasi, yakni ekonomi. Peraih gelar doktor di London School of Economics and Political Science ini juga berujar, wawasan kebangsaan juga harus selaras dengan menjaga identitas bangsa.

“Kalau kita mau unggul di abad 21, kita harus menjaga identitas disertai dengan keunggulan,” jelasnya.

Adhyaksa Dault jadi panelis “dadakan” dalam acara ini. Pengalamannya menjadi Menteri tentu amat berharga bagi wawasan kebangsaan masyarakat Indonesia, khususnya bagi para pemuda.

Adhyaksa pun kembali mengutip sila dalam Pancasila, seperti panelis lain. Namun, ia menekankan pada sila ke-4. Menurutnya, isu-isu kebangsaan yang terjadi saat ini tak lain karena aktualisasi hikmah dan kebijaksanaan seperti dalam sila ke-4 itu sudah sirna.

“Kita harus dipimpin dengan orang yang punya hikmah. Hikmah ini diambil dari ajaran agama,” terangnya. Karena bagaimanapun, menurutnya, Pancasila merupakan bagian dari ajaran agama, khususnya Agama Islam.

Adhyaksa menjadi panelis terakhir yang memberikan pandangannya terhadap wawasan kebangsaan. Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, KH Ahmad Jamil pun menutup diskusi dengan memimpin pembacaan doa.

Kategori
Berita Fullday

SD Daquschool Tangerang Gelar Wisuda Batch 9

Pandemi masih berlangsung, kegiatan sekolah pun masih terbatas. Salah satunya acara paling sakral bagi para siswa sekolah, yakni Wisuda Purna.

Itu juga yang dirasakan para siswa SD Daquschool Tangerang. Mereka melaksanakan wisuda dengan protokol kesehatan yang ketat. Jumlah kehadiran pun dibatasi. Sehingga tak semua keluarga tercinta bisa hadir di hari spesial mereka.

Tahun ini, SD Daquschool Ketapang resmi meluluskan generasi ke 9. Para siswa yang mengikuti wisuda tersebut berjumlah 33 orang.

Prosesi wisuda dilakukan di gedung kuliah Institut Daarul Qur’an, Jl. Cipondoh Makmur Raya, Cipondoh, Sabtu (12/6/2021). Para siswa hadir bersama kedua orangtua atau wali muridnya, dan tak boleh lebih dari itu. Mereka pun datang bertahap agar tak terjadi kerumunan. Di ruangan wisuda, mereka duduk berjarak antara satu dengan lainnya. Selain itu, tentunya handsanitizer dan thermogun disiapkan untuk memastikan kesehatan para peserta wisuda.

Selain para pimpinan SD Daquschool, hadir pula Pimpinan Direktorat Pendidkan Daarul Qur’an, KH Ahmad Jamil serta Pimpinan Direktorat Ekonomi Daarul Qur’an, Ustadz Tarmizi Ashidiq. Mereka didampingi oleh Kepala Biro Fullday, Dr. Mahfud Fauzi serta Kepala Sekolah SD Daquschool Ketapang, Miss Netty.

Lagu Indonesia Raya dan mars Daqu menjadi lantunan wajib untuk membuka acara. Setelah itu, para pimpinan bergantian memberikan sambutannya. Kyai Jamil menjadi yang pertama menyampaikan pesan-pesannya pada para wisudawan.

Dalam sambutannya itu Kyai Jamil mengatakan bahwa, Insya Allah, para siswa yang diwisuda sudah dipersiapkan untuk menatap masa depan dan menjadi generasi The Winner. Namun, ada satu hal yang tak boleh dilupakan para siswa setelah lulus nanti, yakni Al-Qur’an.

Selain hafalan, mengamalkan isi Al-Qur’an juga tak boleh terlewat. “Kulit sapi sebab berteman dengan Qur’an, tiap hari diciumin, sebab jadi cover Qur’an. Keberkahan Qur’an dia kena juga. Beda lagi kalau berteman dengan sepatu dan bedug,” tutur Kyai Jamil mengumpamakan bagaimana Al-Qur’an mampu memberi keberkahan.

Beliau juga berpesan agar para siswa selalu merendahkan suara ketika berbicara pada orangtua, namun harus meletakkan setinggi-tingginya cita-cita yang ingin mereka gapai.

Miss Netty pun menyampaikan hal senada dengan Kyai Jamil kala dirinya memberi sambutan. Namun, ia menyapaikannya dengan gaya yang sedikit berbeda. Beberapa pantun menjadi cara ia menyampaikan tersebut. Riuh tepuk tangan pun membanjiri tiap kali pantun selesai dibacakan.

Smeentara itu, aspirasi para orangtua atau wali siswa pun turut disampaikan di atas panggung. Kali ini Bapak Hermanto, selaku wali siswa Ananda Syakira, yang mewakili dalam memberi sambutan.

Di awal ia turut mengapresiasi SD Daquschool Ketapang yang mampu membangun relasi yang bagus antara siswa, guru dan orangtua. Ia juga mengenang beberapa acara yang menjadi ajang mempererat hubungan tersebut.

Tak hanya itu, ia turut memberi pesan untuk pembelajaran di SD Daquschool. “Di kelas 1, 2, 3 diajarkan fundamental, yakni bagaimana caranya belajar. Kemudian baru nanti kelas 5 dan 6 di drill buat ujian,” terangnya. Menurutnya, cara ini efektif untuk memaksimalkan potensi anak-anak Indonesia.

Ustadz Tarmizi pun tak ketinggalan memberikan nasihat dan pesannya. Untuk para siswa, ia berpesan agar jangan ragu untuk mengafirmasi cita-cita. Ia mencontohkan kala Rasul SAW mengatakan bahwa Konstantinopel (sekarang Istanbul) akan ditaklukan oleh pasukan muslim. Ratusan tahun kemudian baru perkataan Rasul terwujud setelah Muhammad Al-Fatih berhasil merealisasi cita-cita itu.

Di akhir acara, momen haru terhampar kala para siswa memberikan persembahan spesial bagi para gurunya. Satu per satu mereka membacakan penggalan puisi. Beberapa anak naik ke atas panggung, sementara yang lainnya mempersembahkan dari tempat ia duduk. Tak ayal, beberapa guru pun terlihat menitikkan air mata.

Kategori
Berita Kegiatan STMIK

Mandiri Bermartabat untuk Kampus IT nya Daarul Qur’an

Sekolah Tinggi Manajemen dan Ilmu Komputer (STMIK) Antar Bangsa mengadakan Rapat Kerja Tahunan dengan tema ‘Menuju Sekolah Tinggi Yang Mandiri Dan Bermartabat’. Kegiatan tahunan ini diselenggarakan pada 4 Agustus 2020 hingga 5 Agustus 2020  di Pondok Layung Resort Anyer, Kota Cilegon, Banten. Agenda tahunan ini dibuka oleh Ust.Tarmizi As Shidiq, S.E, M.Ag selaku ketua STMIK Antar Bangsa.

Rapat kerja ini diadakan guna melakukan perencanaan kegiatan, baik itu promosi dan kegiatan akademik selama 1 tahun ke depan  serta menjadi momen mempererat silaturahmi dan kekompakan. Dalam agenda ini semua bagian memaparkan rencana kegiatan..

“Semoga program ini tidak berseberangan dengan program di tahun tahun sebelumnya, sehingga teman-teman hanya tinggal melaksanakan timeline yang dijalankan” ujar Ketua STMIK Antar Bangsa.

Setiap bidang bergantian memaparkan program kerjanya masing-masing. Diawali oleh Bidang Kesekretariatan yang disampaikan oleh Syarifuddin, M.Kom selaku Kepala Kesekretariatan. Salah satu pemaparan beliau di satu tahun ke depan ialah kerapihan administrasi serta dokumen. Sebagaimana tagline nya yaitu Kampus IT nya Daarul Qur’an, pria yang juga berprofesi sebagai staf pengajar di Antar Bangsa ini juga memfokuskan tata kelola di teknologi informasi, pemaparan yang terkait dengan bidang kesekertariatan serta filling document.

Pemaparan selanjutnya dilakukan oleh  Mulyadi, S.E.I selaku Wakil Ketua II Bidang Keuangan dan HRD. Beliau memiliki visi dan misi salah satu nya untuk kualitas staf di kampus STMIK bisa berdaya saing secara kompetensi, terintegtrasi nya sistem keuangan dengan sistem informasi.

Ust.Annur Fajri Ph.D selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan bergiliran memaparkan rencana bagiannya selama satu ke depan.. Doktor lulusan Malaysia ini membagi program kerjanya menjadi Internal dan Eksternal untuk satu tahun program kerja kedepan dengan tentunya melibatkan mahasiswa di kampus STMIK Antar Bangsa.

Pemaparan program kerja ditunda dengan sholat dan makan siang dengan tetap menjalankan protokol kesehatan Covid-19. Wakil Ketua I Ibu Kusuma, M.M, M.Kom memaparkan rencana kerja yang menjadi andalannya. Diantaranya persiapan wisuda dan orientasi akademik (ormik) yang akan diselenggarakan tahun ini.

Sistem pembelajaran yang efektif dan efisien merupakan salah satu dari program kerja yang dipaparkan oleh Kepala Program Studi Tekhnik Informatika Bapak Muchlis, M.Kom, Dilanjutkan oleh oleh Bapak Lukman Nulhakim M,Kom, beliau menjelaskan bagaimana program kerjanya ditengah pandemi. Pria yang menggemari sepakbola ini pun menuturkan berbagai kegiatan yang sudah dan akan dilakukan seperti workshop SPMI di Jatinangor, Bandung guna memperoleh sertifikat dan beberapa seminar yang sudah di hadiri. Pengembangan lab, pengembangan platform digital menjadi program andalan dari Program Studi  Sistem Informasi STMIK Antar Bangsa untuk Tahun Ajaran 2020/2021 kedepan ini.

Pemaparan dari tim marketing menjadi punggawa dari rapat kerja tahun ini. Mas Irfan menjelaskan bagaimana rencana strategis secara online, baik di sosial media maupun platform lain nya untuk meningkatkan traffic pengunjung dan pembuatan konten.  Selanjutnya diwakili oleh Saeful Bahri dan Hilmy Rachmatullah, menjelaskan bagaimana strategi kedepan agar kegiatan marketing efektif efisien, serta service excellence yang akan membuat para tamu baik walk in maupun online akan merasa nyaman hingga akhirnya berkuliah di STMIK Antar Bangsa, Kampus IT nya Daarul Qur’an.

Kategori
Berita Kegiatan STMIK

13 Tahun, Kampus IT-nya Daarul Qur’an

Tepat hari Senin, 27 Juli 2020, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Antar Bangsa (AB) menginjak usia yang ke 13 tahun. Usia yang beranjak dewasa mengantarkan STMIK AB ke gerbang masa depan. Dengan basis teknologi, kampus IT-Nya Daarul Qur’an ini terus meningkatkan pelayanan demi menghasilkan semakin banyak lulusan yang kompeten di bidangnya. Tak lupa, gerakan Dakwah Daarul Qur’an dalam menelurkan para hafizh Qur’an juga jadi program unggulan yang konsisten dilaksanakan.

Syukur yang tak terhingga dijunjung melalui gelaran Tasyakuran Milad STMIK AB. Acara berlangsung di perpustakaan STMIK AB, CBD Ciledug, Senin kemarin. Acara dihadiri beberapa pimpinan Daarul Qur’an, diantaranya jajaran deputi; Rektor Institut Daarul Qur’an, Ustadz Anwar Sani dan Dewan Syari’ah Daqu, KH Ahmad Kosasih.

Ketua STMIK AB, Ustadz Tarmizi mengatakan, STMIK AB adalah jalan Daarul Qur’an untuk jadi lembaga yang terdepan. “13 tahun harusnya Daarul Qur’an jadi lembaga nomor satu. Karena apa? Kita punya kampus, kita punya wadahnya. Dulu zaman PPPA awal-awal kita nyari guru tahfizh masih nyari-nyari kemana-mana. Rumah tahfizh sekarang di mana-mana makanya kita butuh konektornya”.

Keunggulan yang ditawarkan STMIK AB yakni pembentukan mahasiswa yang berbudi luhur, berakhlak mulia serta tentunya menjadi hafizh Qur’an. Upaya mencetak ahli IT ditambah karakter yang dibentuk tersebut membuahkan harapan untuk menjadikan Daarul Qur’an sebagai lembaga yang mampu bersaing dengan lembaga lain, baik nasional maupun global.

Doa dan harapan juga dihaturkan dari berbagai pihak. Dalam video kolase ucapan milad STMIK AB, pendiri Daarul Qur’an, Ustadz Yusuf Mansur mengatakan betapa mahalnya STMIK AB ini. Bukan biaya pendidikannya, melainkan nama Antar Bangsa yang melekat.

“Jadi, para mahasiswa dan calon mahasiwa, masuk aja ke Antar Bangsa, kemudian ketempelan sama Daarul Qur’an, udah lah, Insya Allah. Yakin, bakal jadi sukses, bakal mudah”. ujar beliau. “Jangan lagi berfikir lokal, tapi berfikir antar bangsa”, ungkapnya dengan semangat global yang selalu beliau tampilkan sekaligus jadi motivasi STMIK AB untuk terus berbenah.

Ucapan juga datang dari Direktur Bank Indonesia Provinsi Banten, Erwin Soeriadimadja. Sesuai namanya, ia berharap STMIK AB jadi pelopor pengembangan teknologi di Indonesia bahkan dunia.

Seluruh ekosistem Daarul Qur’an dan semua yang terlibat di dalamnya mendoakan STMIK AB. Insya Allah, bukan hanya sukses di dunia tapi juga Allah meridhoi dengan semangat pengkaderan penghafal Al-Qur’an yang ada di dalamnya. Barakallah wa baroka ‘alaih. Selamat Milad yang ke 13 STMIK Antar Bangsa.

Kategori
Artikel

Rumah Tahfizh Al-Qur’an: Arus dari Bawah

Tertuang di dalam Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam No. 91/2020, bahwa Rumah Tahfizh adalah satuan pendidikan keagamaan Islam non-formal yang mengkhususkan untuk menghafal, mengamalkan, dan membudayakan nilai-nilainya dalam sikap hidup sehari-hari yang berbasis hunian, lingkungan, dan komunitas. Adapaun yang dimaksud dengan pendidikan keagamaan Islam adalah pendidikan yang memersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan tentang ajaran agama Islam dan/atau menjadi ahli ilmu agama Islam dan mengamalkan ajaran agama Islam (PMA 13/2014). Informasi tersebut, didatangkan untuk selanjutnya berusaha mendudukkan Rumah Tahfizh dalam kerangka besar pendidikan nasional di Indonesia. Rumah Tahfizh, berdasar informasi di atas, adalah termasuk dalam pendidikan keagamaan Islam non-formal.

Rumah Tahfizh, nyatanya, telah lahir, tumbuh, dan berkembang, bahkan sebelum dua aturan tersebut hadir. Lebih “heroik” dari itu, entitas pendidikan bernama pondok pesantren bahkan lahir dan berkembang sebelum republik ini lahir. Rumah Tahfizh lahir dari inisiatif, ide kreatif, dan dari cita-cita mulia sekelompok masyarakat yang terpanggil untuk berpartisipasi dalam pembangunan manusia melalui jalan pendidikan Al-Qur’an di berbagai pelosok negeri. Sudah menjadi tugas dan wewenang negara, untuuk selanjutnya mengafirmasi, merekognisi, dan memfasilitasi sesuai dengan aturan yang ada.

Rumah Tahfizh sekilas memiliki historisitas yang menyerupai pesantren. Di dalam sejarahnya, awal kehadiran pesantren disebut sebagai satu-satunya lembaga pendidikan yang dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat, saat semua individu yang memiliki keturunan bangsawan dididik dalam lembaga pendidikan kraton (Abdurrahman Wahid, 1999:111). Dalam kadar tertentu, pun demikian dengan Rumah Tahfizh. Ia menjadi semacam episentrum baru bagi semua lapisan masyarakat yang memiliki minat kuat untuk belajar AlQur’an (menghafal, memahami, dan mengamalkannya), namun memiliki kendala jika harus di Pesantren Tahfizh Al-Qur’an. Rumah Tahfizh hadir menampung semua lapisan masyarakat dari beragam latar belakang sosial, ekonomi, bahkan dari beragam usia.

Di dalam buku berjudul Rumah Tahfizh: sejarah, gerakan, dan dinamika membumikan tahfizh Al-Qur’an dari Yogyakarta, yang ditulis oleh Ustad Tarmizi As Shidiq, dengan fasih diuraikan secara memadai perihal historisitas gerakan dan dinamika perjuangan membumikan tahfizh Al-Qur’an melalui Rumah Tahfizh. Buku ini mulanya adalah karya akademik penulisnya, yang diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Jakarta, guna menyelesaikan pendidikan jenjang pascasarjana.

Disebutkan oleh penulis, bahwa gerakan Rumah Tahfizh yang kini dikenal luas oleh masyarakat, diinisiasi pertama kali oleh Ustad Yusuf Mansur pada medio 2003. Setelah melalui perjuangan yang tidak enteng, pada tahun 2018,  Rumah Tahfizh Daarul Qur’an telah mencapai 1.027 dengan jumlah santri setidaknya 50.178 santri. Rumah Tahfizh Daarul Qur’an yang berjumlah 1.027, tersebar di seluruh penjuru pelosok negeri, bahkan di beberapa kota di luar negara. Ia setiap saat mendharma-baktikan kehadirannya untuk memberikan penerangan agama (Islam) di tengah masyarakat Indonesia yang plural. Ia menjadi sentra-sentra pendidikan Al-Qur’an yang siap sedia menyapa dan disapa oleh siapa pun dan kapan pun.

Dari sekian banyak jumlah Rumah Tahfizh Daarul Qur’an yang ada, Ustad Tarmizi melakukan zoom in terhadap 14 Rumah Tahfizh yang ada di Kota Pendidikan Yogyakarta. Yang menarik, penulis mengajukan beberapa dalil sehingga memilih lokus penelitiannya di Yogyakarta. Dengan berlandas sumber-sumber otoritatif, penulis menandaskan bahwa Yogyakarta adalah kota dengan pluralitas sistem kepercayaan sangat tinggi (terdapat 79 sistem kepercayaan). Pada sisi lain, pada 2014 Yogyakarta dinobatkan sebagai “Kota Paling Islami” oleh lembaga Maarif Institute. Di sinilah relevansinya, kenapa Rumah Tahfizh Yogyakarta menjadi pilihan fokus studi Ustad Tarmizi. Gampang-nya, predikat kota paling Islami, patut diduga kuat tak dapat dilepaskan dari budaya mempelajari Al Qur’an. Dan Rumah Tahfizh, adalah piranti strategis untuk hal itu.

Lazimnya karya akdemik, buku ini diawali dengan pendahuluan, dilanjutkan dengan kajian teori terkait beberapa terminologi yang dipakai. Diuraikan juga perihal kesejarahan Al-Qur’an (nuzul, tadwin, jam’u), juga hal-hal terkait kegiatan belajar dan menghafal Al-Qur’an. Kajian yang fokus pada gerakan dan dinamika perjuangan tahfizh Al-Qur’an di Yogyakarta, berada pada bagian ketiga buku ini. Pada bagian ini, dipaparkan dan dianalisis perihal PPPA Daarul Qur’an (LAZNAS) yang memiliki fokus garapan pada pemberdayaan masyarakat berbasis tahfizh Al-Qur’an. Selain itu, diuraikan dengan fasih terkait histori dan dinamika dakwah tahfizh Al-Qur’an yang dilakukan oleh Rumah Tahfizh Yogyakarta. Selain juga diurai secara detil mengenai kurikulum, manajemen pengelolaan, seklaigus manajemen pengembangan kelembagaan. Selanjutnya diakhiri dengan penutup berupa konklusi dan rekomendasi penulis.

Salah satu wasilah dari kekuatan dakwah Al-Qur’an melalui Rumah Tahfizh di Yogyakarta, sebagaiana disebut penulis, adalah pelibatan tokoh setempat bernama Bapak Joddy Brotosuseno beserta isteri yang secara antusias dan tekun, melakukan kerja-kerja taktis-strategis dalam menguatkan dan mengembangkan Rumah Tahfizh di Yogyakarta. Misalnya, sebagai seseorang yang memiliki latar belakang pengusaha, ia disebut oleh penulis sebagai pihak yang dapat menangkap dan memahami gagasan Ustad Yusuf Mansur terkait konsep Rumah Tahfizh. Dari Pak Joddy dengan dukungan tim PPPA Daarul Qur’an inilah, konsep Rumah Tahfizh yang awalnya masih terasa abstrak, menjadi lebih riil dengan berhasil disusunnya bangunan kurikulum Rumah Tahfizh yang memadai, juga ditopang dengan manajemen tata-kelola Rumah Tahfizh yang modern.

Kerja-kerja dalam dakwah Al-Qur’an, sebagaimana dakwah melalui jalan Rumah Tahfizh, adalah kerja-kerja profetik yang dilakukan dalam kesunyian dan tak bertabur bunga. Kerja-kerja yang tidak lekas mendapatkan “keuntungan”. Ia selalu menuntut keikhlasan, ketulusan, kebersahajaan, ketekunan, keuletan, kesungguhan, kedisiplinan, dan terus demikian. Di dalam nuansa serupa itu, sekelompok orang merelakan dirinya memilih jalan itu. Geliat yang dilakukan Daarul Qur’an dengan support masyarakat, melalui gerakan Rumah Tahfizh-nya, adalah semacam arus deras, bahkan sangat deras, yang pada akhirnya bermuara pada terwujudnya masyarakat yang hafizh, ‘alim bil-Qur’an wa ‘amila bih (hafal dan paham Al-Qur’an, serta mengamalkannya). Sudah menjadi hukum alam, arus selalu harus berangkat dari bawah, walau kelak ia akan memuncak.

Pembaca yang budiman..Membaca buku karya Ustad Tarmizi ini, kita bukan hanya diajak menelusuri jejak-jejak perjuangan dakwah Al-Qur’an yang dilakoni sekelompok orang. Bahkan kita juga akan semakin yakin, bahwa memilih jalan dakwah AlQur’an, adalah pilihan terbaik untuk kita, keluarga kita, anak keturunan kita, dan semuanya. Kebaikannya akan meluber ke mana saja, ke siapa saja, di dunia hingga akhirat. Insya Allah.

Dipastikan tidak akan cukup jika tulisan singkat ini harus merangkum keseluruhan isi buku tersebut. Karenanya, membacanya secara langsung adalah pilihan yang paling tepat.
Selamat membaca!

Judul Buku : Rumah Tahfizh: sejarah, gerakan, dan dinamika
membumikan tahfizh Al-Qur’an dari Yogyakarta.
Penulis : Tarmizi As Shidiq
Penerbit : DBN (Daqu Bisnis Nusantara)
Tahun Terbit : Juni 2020
Jumlah halaman : 160 halaman
Reviewer : Muhammad Bisyri