Kategori
Artikel Berita Kegiatan

Ketagihan Ikut Pesantren Holiday

Bukan sekali dua kali, ini adalah ketiga kalinya Safira, santri yang masih duduk di kelas 5 SD, mengikuti Pesantren Holiday. Sang bunda yang menjemputnya setelah penutupan, Kamis (26/12), berujar bahwa Safira sendiri yang menginginkannya. Kegiatan pesantren yang berbeda dengan sekolah lainnya menjadi daya tarik bagi Safira.

“Fira ikut ini pas di kelas 3, kelas 4, dan kelas 5”, ungkap sang bunda. Awalnya, kakak Safira yang mengikuti Pesantren Holiday. Safira ikut serta mengantarkan sang kakak. Jatuh cinta pada pandangan pertama dengan lingkungan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an lah yang mendorongnya mengikuti Pesantren Holiday juga. “Katanya di sini tuh bagus pesantrennya. He he he. Banyak arena bermainnya”, kata ibunda Safira.

Anak yang terkesan pemalu jika bertemu dengan orang baru ini ternyata memilki jiwa yang tangguh. Terbukti, olahraga berkuda dan memanah menjadi kegemarannya. “Yang kita tau tuh kan kalo pesantren jarang yang ada arena memanah sama berkudanya. Kebetulan di Daqu tuh ada. Kayaknya keren banget kalau bisa pesantren di Daqu he he he”, ungkap sang bunda sembari terkekeh.

Selain belajar, apresiasi juga diberikan pada anak yang berprestasi di Pesantren Holiday. Hal tersebut menjadi motivasi bagi Safira. Setelah 3 tahun akhirnya ia mampu membawa sebuah piala. “Awal-awal tuh dia pengen banget dapet piala. Akhirnya dia sudah hafal juz 30. Terus dia bilang ‘mamah aku mau ikut (lagi). Ntar Insya Allah dapet piala’ eh bener dapet piala. Seneng banget”, ujar sang bunda bahagia.

Meski bercita-cita menjadi dokter, bagi Safira belajar agama dan menghafal Al-Qur’an tetaplah sebuah kewajiban. “Katanya mau jadi dokter, dokter ustadzah. Yang bisa bantu orang tapi bisa juga baca Qur’annya. Amiin.”, ungkap sang bunda.

Ibunda Safira mengakui, perkembangan zaman membuat pemikiran semakin maju. Dengan berpegang teguh pada agama kita tidak akan terjerumus pada kesesatan. “Banyak-banyak berdo’a buat anak ya. Karena bagaimanapun kembalinya ke yang atas (Allah SWT). Mudah-mudahan anak kita juga bisa jadi lebih baik lagi”.

Kategori
Berita Kegiatan Pusat

Ketua Panitia Peshol: “Pesantren Holiday menumbuhkan habbits positif”

Berakhirnya Pesantren Holiday 2019 yang dilaksanakan Senin, (23/12), hingga Kamis, (26/12), memberikan kesan tersendiri bagi para santri. Selain itu, para orangtua juga berharap sang anak menjadi orang yang memahami agama dan mampu menghafalkan Al-Qur’an. “Semoga tahfizhnya semakin bagus dan tahsinnya semakin lancar”, ujar Aldina, kakak dari Ghani, salah satu santri Pesantren Holiday. “Harapannya bisa menjadi penghafal Al-Qur’an, penerus bangsa dan negara yang sholeh”, ungkap Ibu dari salah satu santri, Muhammad Tasqi.

Tak hanya orangtua, penyelenggara Pesantren Holiday juga berharap para peserta mendapatkan ilmu dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan. Riyan, selaku ketua panitia Pesantren Holiday mengatakan, kegiatan ini adalah wadah pendidikan dan pengajaran bagi para santri, utamanya pendidikan karakter. “Memfasilitasi kegiatan liburnya untuk yang lebih bermanfaat. Meninggalkan keluarganya, untuk mendapatkan pendidikan”, ujarnya.

Dari Pendidikan dan pengajaran tersebut diharapkan mampu menumbuhkan habbits yang positif. “(contohnya) habbits sosial. Karena di sini dari berbagai macam daerah. Anak-anak diajarkan untuk berusaha memahami temannya”, tukas Riyan.

Salah satu tujuan diadakannya Pesantren Holiday adalah memperkenalkan lingkungan pesantren pada para peserta. Berdasarkan track record para alumni, banyak yang akhirnya berminat masuk pesantren setelah mengikuti kegiatan tersebut. “Tahun ini saja hampir 50 persen sudah daftar indent. Tinggal masuk aja”, ungkap Riyan.

Harapan-harapan tersebut tak kan terealisasi tanpa sebuah sistem yang berkelanjutan. Maka dari itu, jangan ragu mengikutsertakan anak pada kegiatan yang mampu menumbuhkan karakter seperti Pesantren Holiday.

Kategori
Berita Kegiatan

Pendidikan Karakter dan Pengenalan Lingkungan Pesantren itupun Berakhir

Setiap pertemuan pasti ada perpisahan. Pesantren Holiday edisi liburan akhir tahun ini tutup buku. 4 hari 3 malam para peserta menjalani kehidupan ala santri. Acara penutupan pun berlangsung meriah sekaligus mengharukan. Meriah karena mereka  akan segera bertemu kedua orangtuanya dan mengharukan karena pertemuan yang singkat harus segera berakhir.

Penutupan Pesantren Holiday dilakukan di Masjid Nabawi, Pesantren Tahfizh Darul Qur’an Ketapang, Kamis (26/12). Agar semakin berkesan, Ustadz Kupmin Rambe yang membawakan acara memandu pemberian hadiah bagi santri yang menorehkan prestasi. Ada 6 kategori hadiah. Masing-masing diperoleh santri ikhwan dan akhwat.

Sebelum acara penutupan, para santri diminta menuliskan surat untuk kedua orangtuanya. Ustadz Kupmin memilih beberapa anak untuk membawa dan membacakan puisi tersebut di hadapan para orangtua. Mereka tersenyum polos sementara orangtuanya berkaca-kaca.

Selanjutnya Ustadz Husnul memberikan sambutan. Beliau bercerita mengenai perilaku anak di pesantren. Menurutnya, banyak orangtua bertanya mengapa perilaku anak mereka di rumah berbeda dengan di pesantren, terutama mengenai ketergantungan gadget. Ustadz Husnul memberikan 2 kunci. “Yang pertama itu bikin sistem yang baik”, ungkapnya. Dari sistem tersebut di breakdown menjadi beberapa poin. Pembuatan daily activity diserta pengawasan menjadi hal yang utama. Setelah itu, berikan anak rerward and punishmet dalam rangka shock therapy serta mengapresiasi apa yang telah mereka kerjakan. Untuk menghindari anak dari ketergantungan gadget maka jangan memfasilitasi hal tersebut, namun juga harus diberikan alternatif. “Lakukan yang mengasah motorik mereka. Yang bergerak”, ungkap Ustadz Husnul.

Yang kedua adalah menjadi insan yang baik. Mencontohkan yang baik. “Ini yang utama. Pertama dan utama”, ujar Ustadz Husnul. Setelah memberi contoh kita juga harus disiplin dalam penerapan sistem yang telah dibuat. Tanpa kedisiplinan sistem hanyalah sebuah kata tanpa makna, tanpa kekuatan. “Yang terakhir harus sabar. Kalo ga sabar mah puyeng kita”, Ustadz Husnul melengkapi.

Berakhirnya Pesantren Holiday tak berarti pendidikan karakter selesai. Pesantren Holiday justru menjadi langkah awal para orangtua untuk mengenalkan lingkungan pesantren pada anaknya. Kelak mereka merasakan manfaat masuk pesantren dan ingin menuntut ilmu di dalamnya. Menjadi insan mulia dan mencetak para penghafal Al-Qur’an. Aamiin.

Kategori
Berita Kegiatan

Bahagiakan Kedua Orangtuamu dengan Prestasi

Puas bermain di fun acitivity, santri Pesantren Holiday kembali mengiktui acara dalam ruangan. Kali ini mereka berkumpul di lantai 6 Gedung Dhuha Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, Rabu (23/12). Mentoring mereka ikuti kembali. Kali ini pengisinya adalah Kepala Biro Daqu Training Center, Ustadz Kupmin Rambe.

Menyekolahkan anak memang sudah menjadi tugas orangtua. Sejatinya itu adalah bagian dari perjuangan mereka untuk anak tercinta. Sebagai seorang anak, rasanya tak mungkin membalas apa yang telah orangtua kita lakukan. Bahkan, ratusan juta mereka keluarkan hanya untuk menyekolahkan kita hingga jenjang tertinggi, belum ditambah jika kita memilki saudara.

Di mentoring kali ini, Ustadz Kupmin menagajak para santri merenungi apa yang telah mereka lakukan untuk orangtuanya. Bukan untuk membalas jasa mereka, setidaknya membuat kedua orangtua bangga.

Derai air mata mengalir dari mata para santri. Foto kenangan, backsound syahdu, ditambah muhasabah yang dibawa oleh Ustadz Kupmin menambah haru deru. Mereka berfikir, merenung, introspeksi, dan membayangkan apa yang telah dilakukan untuk orangtuanya. “Seorang ayah itu perjuangannya sangat-sangat. Seorang ayah itu kerja ikhlas untuk kalian. Kadang orangtua kita pergi pagi pulang malem ga ketemu sama anaknya. Kadang anaknya cuma bisa ngambek, cuma bisa marah, cuma bisa ngabisin duit”, renung Ustadz Kupmin.

Tangis mereka pecah ketika mengingat ajal bisa menjemput kapan saja, termasuk pada orangtua mereka. Maka dari itu, di acara tersebut mereka diajak mengintrospeksi diri agar berprestasi demi membahagiakan ortangtua.

Selain berprestasi, yang paling penting jangan sampai membuat sedih kedua orangtua. “Jangan buat mereka menangis. Jangan buat mereka kesel. Jangan pernah buat mereka sakit hati. Jangan pernah buat mereka menyesal”, tutur Ustadz Kupmin. Dan salah satu amalan yang pahalanya tidak akan terputus mengalir ke kedua orangtua adalah doa anak yang sholeh. “Anak yang mendoakan kedua orangtuanya adalah anak yang berbakti kepada orangtua”, lanjut Ustadz Kupmin.

Di Pesantren Holiday para santri selalu diajarkan akhlak yang mulia, termasuk berbakti kepada orangtua. Semoga kelak mereka mampu membanggakan ayah bundanya

Kategori
Berita Kegiatan

Let’s Play with Fun Activity

Keseruan Pesantren Holiday terus berlanjut di hari ke tiga, Rabu (25/12). Inilah yang paling ditunggu para santri. Setelah berkutat dengan buku dan Al-Qur’an, mereka kembali ke lapangan futsal Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang untuk mengikuti fun activity.

Hujan deras yang mengguyur kota Tangerang membuat beberapa kali perubahan rencana. Sampai akhirnya diputuskan fun activity dilaksanakan setelah sholat Ashar.

Berbagai pos permainan para santri lewati. Kepala Biro Daqu Training Center, Ustadz Kupmin Rambe, yang memimpin jalannya permainan menjelaskan ada 6 pos permainan yang akan diikuti para santri. “Di pos 1 itu permainan bola persahabatan. Kemudian ada bola pingpong manja. Di sebelah sini ada paralon lenjeh. Di sebelah sana sarung ganjen. Kemudian ada panah, ada berkuda”.

Berbeda dengan santri akhwat, santri Ikhwan lebih rileks. Pancaran senyum terlihat di bibir mereka meski rasa gugup tetap tak dapat ditutupi. Para instruktur pun melepas kudanya. Mereka hanya berjalan di sebelah kuda yang ditunggangi para santri.

Santri akhwat kedapatan bermain di pos menunggang kuda terlebih dahulu. Jumlahnya yang lebih sedikit dari santri ikhwan membuat mereka tak memisahkan diri dalam masing-masing kelompok halaqoh seperti yang dilakukan santri ikhwan. Wajah tegang nampak di wajah mereka. Dalam satu kali putaran mereka didampingi oleh seorang instruktur.

Di pos memanah, baik santri Ikhwan maupun akhwat nampak kaku memainkannya. Wajar saja, memanah bukanlah olahraga populer di kalangan anak-anak. Namun rasa antusias tetap menyelimuti para santri. Satu per satu anak panah melesat. Ada yang kena sarsaran dan banyak pula yang nyungsep ke tanah.

Berkuda dan memanah adalah 2 dari 3 olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW, ditambah dengan berenang yang juga akan dilakukan keesokan harinya. Ustadz Kupmin menjelaskan, berkuda dan memanah berguna untuk melatih fokus para santri. “Kalo kuda juga untuk ketangkasan kemudian ketenangan”, tambahnya.

Di pos lain tak kalah seru. Menyusun strategi dari satu orang ke orang lain dilakukan untuk menyelesaikan instruksi yang diberikan. Di pos sarung ganjen para santri menggeliat untuk memindahkan sarung dari tubuhnya ke tubuh teman di sebelahnya tanpa boleh melepaskan pegangan tangan. Keseruan pecah ketika diumumkan waktu yang diperoleh masing-masing kelompok di tiap permainan.

Bermain di luar ruangan sangat baik untuk melatih motorik anak. Fun activity pun diakui oleh Ustadz Kupmin memilki fungsi dan tujuan di masing-masing pos permaianannya. “Supaya lebih kompak, lebih akrab sama temennya, kemudian kooperatif. Intinya di sini kerjasamanya harus bagus”, ungkap beliau.

Kategori
Berita Kegiatan

UYM: “Nanti kalian bisa berfoto di Eropa”

Sebuah pengeras suara tiba-tiba berbunyi. Darinya keluar sebuah pengumuman. Santri pesantren holiday yang sedang belajar Bahasa Arab di Gedung Dhuha, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, bergegas meninggalkan ruangan. Suara tersebut mengumumkan bahwa pimpinan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Ustadz Yusuf Mansur, telah datang.

Setelah hampir satu hari beraktifitas di Gedung Dhuha, hari ini, Selasa (24/12), mereka kembali ke lingkungan pesantren. Area pohon jamblang menjadi tempat berkumpul. Sembari menunggu Ustadz Yusuf Mansur, para santri bermain permainan yang tersedia.

Tak berselang lama yang ditunggu tiba. Ustadz Yusuf Mansur baru saja menziarahi makam sang bunda. Setelahnya, janji foto bersama para santri pesantren holiday beliau tepati.

Dengan gaya santainya sembari ber-IG Live -ria Ustadz Yusuf Mansur menyambut uluran tangan para santri. Lantunan do’a dan wejangan keluar dari mulutnya. Tak lupa, beragam informasi terkait pesantren holiday juga beliau sampaikan lewat live IG nya.

Bangku taman di bawah pohon jamblang menjadi spot foto bersama. Satu per satu santri berfoto bersama beliau. “Sambil Sholawat ya. Nanti fotonya bisa di Eropa. Bisa di Amerika. Bisa di Mekkah Madinah. Bisa di Turki” ujarnya yang diiamini seluruh santri.

Ustadz Yusuf Mansur selalu memberikan motivasi lewat amalan-amalan, termasuk do’a. Motivasi lewat do’a itu juga beliau berikan untuk para santri pesantren holiday, terutama karena mereka sedang menghafal Al-Qur’an. “Bilang ya Allah saya mau ke Turki. Rame-rame, sekeluarga. Ga bayar, gratis, dapet duit”, tukasnya.

Meski tertunda satu hari, foto bersama Ustadz Yusuf Mansur tetap menjadi kenangan di benak para santri. Dengan wajah ceria mereka berharap bisa menjadi salah satu penghafal Al-Qur’an.

Kategori
Berita Kegiatan

Mondok itu Belajar Idup

Kyai Yusuf Mansur pernah berkata bahwa di pesantren bukan hanya menuntut ilmu tapi juga belajar hidup. Pola hidup ala pesantren itulah yang diterapkan di Pesantren Holiday. Meski singkat, kegiatan ini bukan sekedar menigisi liburan.

“Pertama-tama kita belajar jadi yang namanya leader. Karena kita di pondok 24 jam, ketemu itu lagi itu lagi maka juga ada namanya ketua kamar”, ujar ustadz Ridwan dari Biro Daqu Training Center yang mengisi mentoring malam itu, Senin (23/2). Bagi seorang santri kepemimpinan adalah hal yang harus dimilki. Mulai dari memimpin dirinya sendiri untuk hidup mandiri sampai memimpin teman-temannya di kamar atau organisasi. “Minimal mimpin do’a. Suaranya itu suara pasukan, Suara tentara”, ungkap Ustadz Ridwan sembari menampilkan sebuah video.

Hidup jauh dengan orangtua memaksa anak pesantren untuk pintar mengatur apapun, termasuk soal keuangan. Uang jajan yang diberikan harus cukup memenuhi kebutuhan. Tidak seperti di rumah, kalau kurang tinggal minta lagi.

Masuk pesantren bukan halangan untuk mencapai apa yang diinginkan. Masuk pesantren justru memudahkan jalan untuk menggapai cita-cita sekaligus memberikan nilai tambah di mata Allah SWT jika mampu menghafal Al-Qur’an. “Mondok di pesantren juga bisa jadi polisi. Kata siapa ga bisa? Banyak loh. Jadi polisi yang berakhlaknya Qur’an. Yang hafal Al-Qur’an”, Ustadz Ridwan mencontohkan. Bahkan di pesantren juga bisa menjadi intel. “Menjadi jasus atau mata-mata. Mencatat anak-anak yang ngomongnya jorok”, tambahnya.

Yang paling penting adalah dengan masuk pesantren akan membahagiakan orangtua. “Insya Allah kalo kita di pondok apapun yang kita minta dikasih (orangtua)”, jelas Ustadz Ridwan. Selain keuntungan di dunia, dengan menghafal Al-Qur’an bisa menjadi amal jariyah untuk kedua orangtua di akhirat. “Nanti jasad kalian akan dijaga. Siapa yang jaga? Malaikat langsung”.

Kategori
Artikel Kegiatan

Terinsprasi Bilal Bin Rabbah Hingga Ingin Menjadi Qori Internasional

“Do’a di antara adzan dan iqomah tidak akan tertolak. Yang mau hafal Al-Qur’an, yang punya cita-cita, silahkan do’a di situ. Ciri-ciri orang yang ketika adzan tidak menjawab jenazahnya akan berat. Bisa jadi beratnya 2 kwintal”, ungkap Ustadz Agus Muslim sebelum memimpin sholat dzuhur berjama’ah.

Santri pesantren holiday melaksanakan sholat berjamaah pertamanya, Senin (23/12). Di gedung Dhuha lantai 6, Sighor Putra Daarul Qur’an, mereka berkumpul. Layaknya seorang santri, mereka diajak untuk bersholawat dan melakukan amalan sunnah lainnya sebelum adzan tiba. Tak berselang lama masuklah waktu Dzuhur. Ustadz Agus Muslim meminta salah satu dari mereka untuk adzan. “Biasanya yang malu-malu nih yang bagus suaranya”. Hampir 5 menit berlalu hingga majulah seorang anak. Namanya Faiz Muhamamad Sidqi. Siswa kelas 5 asal Ciledug.

Di balik tubuh seorang anak kecil tersimpan suara merdu. Satu ruangan syahdu mendengarkan kalimat takbir hingga tahlil. Suara Faiz layaknya muadzin dan qori Al-Qur’an.

Faiz mengatakan bahwa ia belajar melantunkan ayat-ayat suci lewat platform youtube. Suara indah adzannya terinspirasi dari suara muadzin pertama di dunia, Bilal Bin Rabbah. Faiz juga bercita-cita menjadi qori internasional. Sebuah cita-cita yang langka di tengah anak-anak seumurannya yang  memilih jadi polisi, dokter, bahkan youtuber.

Keikutsertaan Faiz di pesantren holiday adalah keinginannya sendiri. “Saya ingin menghafal Al-Qur’an di pesantren holiday ini, bisa betah di pesantren, dan bisa banggain orangtua, bisa bawa orangtua ke surga”, jelasnya.

Faiz telah menghafal juz 30. Untuk menambah hafalannya ia berniat melanjutkan sekolahnya di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. “Iya (sudah daftar). Lewat santri indent”, ujarnya.  Ia menyadari bahwa belajar Al-Qur’an bisa menjadi amal jariyah untuk orangtuanya kelak di akhirat. Maka dari itu ia selalu berupaya untuk menambah hafalannya lewat program seperti pesantren holiday ini. Tak hanya sendiri, ia juga ingin teman-temannya bisa mengikuti langkahnya. “Belajar dengan sungguh-sungguh, hafalin kata per kata, kalimat per kalimat. Hafalkan Al-Qur’an dan cintai Al-Qur’an”, pesannya.

Kategori
Berita Kegiatan

Opening Pesantren Holiday 2019 “The Power of Dream”

Sejak Senin pagi (23/12) suasana sekitar Masjid An-Nabawi, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, sudah ramai. Keramaian tersebut karena banyaknya santri yang datang. Bukan santri yang memang menuntut ilmu di pondok, 80 orang santri datang bersama orangtuanya untuk mengikuti Pesantren Holiday 2019. Tak hanya dari Tangerang dan sekitarnya, bahkan dari Kalimantan pun ada. Delfi Mahrizal orangtua dar Adit dan Intan yang mengikuti pesantren holiday berharap anaknya bisa menjadi hafizh Qur’an. “Mudah-mudahan mereka khatam Al-Qur’an, mencintai Al-Qur’an, dan menjadi anak yang sholeh dan sholehah”, ujar beliau.

Mengisi waktu sebelum acara pembukaan, Ustadz Kupmin mengajak para santri bermain. Tepuk tangan hingga 4 versi memeriahkan suasana. Satu per satu dan berpasangan. Dalam perlombaan, satu pasangan terbaik mendapatkan hadiah. Berkenalan sekaligus mendapat bingkisan tentu menyenangkan.

Setelah pembacaan do’a, Pesantren Holiday “The Power of Dream” resmi dimulai. “Insya Allah kedepannya anak-anak terbiasa nyantren. Bahkan bisa nyantren”, ungkap Ustadz Syamsul, Kepala Marketing Pendidikan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an.

Banyak hikmah yang kelak didapat para santri. Terutama karena mereka akan banyak bersentuhan dengan Al-Qur’an. Ustadz Syaiful, Kepala Pengasuhan Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, mengisahkan bahwa Rasulullah SAW pernah turun tangan langsung untuk berpesan di dalam mimpi seorang kyai yang menolak seorang santri karena alasan pondoknya penuh. Santri tersebut juga didatangi Rasulullah SAW dan diberikan pesan untuk dibawa pada sang kyai. Pada akhirnya santri yang ingin mempelajari Al-Qur’an tersebut diterima sebagai murid sang kyai berkat petunjuk Rasulullah SAW dalam mimpinya itu.

Al-Qur’an pun akan memberikan syafa’at untuk masuk surga. Rasulullah SAW bersabda “Bacalah Al-Qur’an karena Al-Qur’an akan datang pada hari kiamat nanti sebagai pemberi syafaat bagi yang membacanya (dengan tadabbur dan mengamalkannya)”.

Saatnya pembagian kamar. Walau bersama teman baru tak nampak rasa canggung di antara para santri. Selama 4 hari ke depan mereka bersama-sama merasakan pengalaman menjadi santri. Pastinya akan sangat mengesankan. Belajar Al-Qur’an, bertemu teman dan pengalaman baru, serta mendapat pahala dan keberkahan di dunia maupun di akhirat. Aamiin.

Kategori
Berita Kegiatan Pesantren

Asyiknya Berkuda dan Memanah di Peshol

“Berani naik kuda?” Tanya saya singkat kepada gadis kecil yang belakangan mengenalkan namanya sebagai Balqis, yang sedang melihat dua kuda besar dipanaskan sebelum bisa ditunggangi berkeliling bergantian. Yang ditanya menjawab dengan tegas “berani”

Sementara itu Fahida yang berdiri di sebelahnya dengan sedikit tertahan menjawab “takut, kudanya besar”

Balqis dan Fahida adalah dua dari 71 peserta pesantren holiday yang digelar oleh pesantren tahfizh Daarul Qur’an. Ini merupakan kegiatan tahunan yang digelar untuk mengisi liburan panjang. Ramadan 1440 H ini kegiatan peshol diadakan pada 25-28 Mei 2019.

Selain belajar membaca dan menghafal Alquran, para peserta peshol juga diajak untuk mencintai sejumlah sunah rasulullah saw seperti shalat dhuha, qiyamullail, menjaga wudhu hingga memanah dan berkuda, olahraga yang dianjurkan oleh Rasulullah saw untuk dikuasai seorang muslim selain berenang.

Digelar di lapangan Daqu Faris School (DFS) kegiatan memanah dan berkuda ini sangat ditunggu para peserta. Mereka tidak sabar untuk bisa menyasar target dan menunggangi si kuda besar.

Dibimbing oleh ustadz Johny para peserta dikenalkan dengan teknik memanah horsebow yang dipercaya sebagai teknik memanah tradisional islam. Setelah melakukan pemanasan para peserta dikenalkan bagaimana menggunakan busur dan anak panahnya.

“Jleb” anak panah pun menemui sasaran, meski banyak juga yang melenceng. Berkali-kali ustadz Johny meminta peserta untuk fokus dan membetulkan posisi jempol yang menjadi inti dari teknik memanah ini.

Aktivitas memanah dan berkuda yang digelar menjelang waktu berbuka ini pun menjadi kegiatan menunggu berbuka yang penuh dengan ilmu dan pengalaman baru.

“Biasanya jam segini kami asyik menunggu berbuka sambil main hp” ujar salah satu peserta sambil tertawa.