Kategori
Berita Kegiatan Pesantren

PPMI Madinah Berikan Informasi Perkuliahan di Arab Saudi untuk Santri Daqu

Tangkap sinyal ini untuk dijadikan kenyataan”

Pagi itu, bakda melaksankaan sholat Idul Adha, Jumat (31/7/2020) Ustadz Yusuf Mansur naik ke mimbar dan mulai berceramah. Kali ini beliau cerita tentang seorang alumni yang berbakti pada orangtuanya. Berkat hal tersebut, ia bisa melanjutkan studinya ke Madinah.

Perjalanan ke Madinah untuk menuntut ilmu bukan isapan jempol belaka untuk para snatri. Asalkan, motivasi yang diberikan UYM diiringi ikhtiar dengan terus belajar dan mencari informasi mengenai perkuliahan di sana. Dan jalan itu semakin terbuka berkat informasi yang mereka dapatkan langsung dari kumupulan pelajar yang berstudi di sana. Mereka tergabung dalam organisasi PPMI, Persatuan Pelajar Mahahsiswa Indonesia di Madinah.

Di Masjid An-Nabawi, Pesantren Daqu Tangerang, Sabtu, (12/9), santri tingkat SMA berkumpul untuk mendengar paparan kakak-kakak dari PPMI Madinah. Acara Garapan Biro Luar Negeri Daarul Qur’an ini juga dihadiri para pimpinan pesantren, termasuk pengasuh Pesantren Daqu Tangerang, Kyai Syaiful Bahri. “Tangkap sinyal ini untuk dijadikan kenyataan”, pesan Kepala Biro Luar Negeri Daqu, Ustzdz Alim Gema.

Arab Saudi, khsusnya di Madinah, di mana ada Islamic University of Madinah di sana, jadi salah satu destinasi favorit untuk melanjutkan studi para santri Daqu. Siapa yang tak mau kuliah sambil umroh? Selain itu juga masih banyak alasan lain.

Kak Ahsanil Taqwim menjelaskan beberapa di antaranya. “Kita akan mendapat tiket pp (pulang-pergi). Beasiswa pendidikan dan asrama, uang bulanan, fasilitas wifi karena internet di sana lumayan mahal. Ada bis gratis juga”, terangnya. Fasilitas itu juga bisa didapatkan di 20 universitas lain. Dan tentunya, tak perlu mempersoalkan lagi masalah makanan dan tempat ibadah bagi mahasiswa Indonesia yang mayoritas muslim.

Ketika musim haji tiba, mahasiswa Indonesia juga bisa nyambi jadi guide. Hal ini pengecualian karena sejatinya visa yang mereka gunakan adalah visa pelajar, bukan untuk bekerja. Sehingga, selain sebagai guide yang memperoleh izin dari travel jamaah haji, pekerjaan lain bisa dibilang illegal.

Persyataratan untuk mendaftarnya pun tergolong mudah. “Berperilaku baik (dengan menunjukkan SKCK), usia pendaftar S1 tidak kurang dari 17 tahun dan tidak lebih dari 25 tahun”, kali ini Kak Reza yang menjelaskan. Bahkan, pendaftar yang telah lulus dari Universitas yang ada di Indonesia juga bisa mendaftar. Persyaratan lengkapnya bisa diakses lewat website PPMI.

Sebagai penutup, Kyai Syaiful Bahri me-restory kisah yang disampaikan Ustadz Yusuf Mansur waktu itu. Beliaupun mendoakan para santri. “Mudah-mudahan kalian bisa ke sana, seperti kakak-kakak kita ini”, sembari menunjuk Kak Syahdan yang memandu acara itu, serta kak Ahsan. Keduanya merupakan Alumni Pesantren Daqu Angkatan 4. Kyai Syaiful melanjutkan, “Berkat wasilah Al-Qur’an dan ketaatan pada orangtua, semoga kisah kakak kita ini juga bisa terwujud kembali.” Ya, kisah yang UYM ceritakan adalah kisahnya Kak Ahsan. Dan hari itu, ia hadir langsung menyapa para santri.