Kategori
Berita Pesantren Pusat

Mewujudkan Kelahiran yang Dijanjikan

Apa yang kita prasangkakan atau pikirkan akan menjadi ucapan, ucapan akan menjadi perlakuan, perlakuan yang diulang terus menerus akan menjadi kebiasaan, kebiasaan tersebut akan menjadi sebuah karakter, pada akhirnya yang awalnya kita pikirkan akan menjadi kenyataan.

Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada Sabtu, (9/11) diperingati di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang pada Selasa, (12/11). Maulid Nabi Muhammad SAW tersebut diperingati lewat acara Tabligh Akbar bertajuk “Kelahiran yang Dijanjikan” di Masjid An-Nabawi, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an yang dimulai pada pukul 9 pagi. Tabligh Akbar diisi oleh ceramah yang dibawakan Ustadz Tashil Amani. Sebelum ceramah dimulai, para santri dan asatidz yang hadir membacakan sholawat dan diiringi oleh lantunan irama rebana.

Acara dimulai dengan lantunan ayat suci Alquran dan dilanjutkan oleh sambutan dari Ustadz Anwar Sani. Beliau mengatakan dalam sambutannya bahwa pembelajaran itu tidak hanya di kelas tapi bisa dimanapun dan acara ini merupakan bagian dari pembelajaran.

Tema kelahiran yang dijanjikan, menurut Ustadz Tashil, bukan hanya menyangkut kelahiran Rasulullah SAW yang dijanjikan oleh kitab sebelum Alquran namun juga sesuatu yang kita minta kepada Allah SWT. Dalam upaya mewujudkan apa yang kita minta itu harus diikuti dengan motivasi. “Harus punya motivation, yang terdiri dari dua kata, motif dan action”, ujar Ustadz Tashil. Motif yang dimaksud adalah alasan kuat kita meminta kepada Allah SWT sementara action adalah praktek dari motif tersebut.

Dalam sebuah riwayat, Allah SWT menerangkan bahwa Ia akan menjadi apa yang hambanya prasangkakan. Hal tersebut tidak mengherankan karena, menurut Ustadz Tahsil, apa yang kita prasangkakan atau pikirkan akan menjadi ucapan, ucapan akan menjadi perlakuan, perlakuan yang diulang terus menerus akan menjadi kebiasaan, kebiasaan tersebut akan menjadi sebuah karakter, pada akhirnya yang awalnya kita pikirkan akan menjadi kenyataan. Terlebih Allah SWT mampu mewujudkan apapun. Maka dari itu kita harus senantiasa berprasangka baik kepada Allah SWT.

Agar kita mampu terus berprasangka baik pada Allah SWT maka harus senantiasa beristighfar, terlebih ketika kita memiliki sebuah hajat. Rasulullah SAW bersabda, “barangsiapa yang membaca istighfar maka Allah akan menerangkan hatinya yang gundah gulana, Allah akan berikan jalan keluar, dan Allah akan beri rizki dari jalan yang tak disangka-sangka”. Ustadz Tashil menjelaskan bahwa dalam Surat Hud ayat 3 Allah SWT juga menjanjikan kebaikan bagi orang yang senantiasa beristighfar. Yang paling penting adalah apa yang kita lakukan semata-mata berorientasi pada akhirat. Rasulullah SAW bersabda, “barangsiapa melakukan sesuatu dengan niat akhirat maka Allah akan mempermudah urusannya, menjadikan keyakinan di hatinya, dan dunia akan mendatanginya dengan hina (mudah)”. Selanjutnya acara ditutup dengan do’a yang dibacakan oleh Ustadz Abdurrasyid.

 

Oleh: Zulfikri, Santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang