Kategori
Berita Kegiatan Pesantren Ungaran

Daqu Show Pesantren Daqu Semarang, Ajang Kreativitas Para Penghafal Qur’an

“Di pondok kita dengar, lihat, dan ajarkan adalah pendidikan hidup buat kita. Lewat acara ini kami perlihatkan bagaimana kebersaaman yang indah,”

Hujan yang turun Sabtu (24/9) malam di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Semarang, Desa Suruhan, Kelurahan Keji, Ungaran Barat, tidak menghalangi semangat para santri menggelar Daqu Show 2022. 

Ajang yang sebelumnya bertajuk Daqu Festival ini digelar di sport center pesantren. Gelaran ini dihadiri pula oleh para wali santri. 

Kreativitas para santri pun tertuang di panggung acara. Kemeriahan acara turut disaksikan oleh Pimpinan pondok, Ustadz Mulyanto serta para tokoh masyarakat, salah satunya Kepala Desa Keji, Bapak Eko Purwanto, S. Sos. 

Tepat pukul 20.00 WIB setelah hujan yang mengguyur mereda, acara dimulai dengan penampilan hadroh santri yang menyanyikan lagu bertema agama dan kebangsaan. 

Selanjutnya Ustadz Mulyanto menyambut para hadirin, utamanya para wali santri yang menunggu aksi buah hatinya malam itu. 

Usai menyampaikan salam para pimpinan Daarul Qur’an, haturan maaf dan terima kasih, Ustadz Mulyanto sedikit berkisah perjuangan para santri dalam menyiapkan megahnya acara ini. 

“Sesuatu yang luar biasa, 3 minggu persiapan yang akhirnya terlaksana. Latihan pagi siang sore. Meraka semangat, berjuang bareng, enak gak enak semuanya bareng-bareng. Dan ini hasil karya mereka,” terang Ustadz Mulyanto.

Lewat acara ini, kata beliau melanjutkan, para santri belajar tentang makna kehidupan. 

“Di pondok kita dengar, lihat, dan ajarkan adalah pendidikan hidup buat kita. Lewat acara ini kami perlihatkan bagaimana kebersaaman yang indah,” jelasnya. 

Turunnya Ustadz Mulyanto dari panggung pasca menyampaikan sambutan pun diiringi tepuk tangan meriah ayah bunda yang akan menyaksikan buah perjuangan seperti yang dikatakan Ustadz Mulyanto tersebut.

Aksi drama perjuangan kemerdekaan disuguhkan pertama. Perjuangan para pahlawan dijawantahkan lewat drama yang menggugah. Merah putih pun berkibar di akhir drama.

Selanjutnya tarian daerah dan modern dipertontonkan para santri. Acara ini bak menggambarkan keragaman budaya negeri, berbaur dengan modernitas yang berjalan beriringan.

Musik acapella giliran bergantian menghibur para hadirin. Lagu yang menambah keimanan dibawakan. Tak hanya itu, penonton juga dihibur dengan tembang “Ojo Dibandingke” yang sedang populer. 

Usai riuh bernyanyi bersama, giliran tampilan art shadow yang memukau hadirin. Sebuah seni pantomim dengan kosep bayangan menyuguhkan cerita yang amat menarik. 

Tak ketinggalan, pantomim ala Charli Chaplin juga dipertunjukkan. Dengan sedikit guyonan khas seni ini, ayah bunda dan para penonton dibuat mengocok perut. 

Akhirnya ragam aksi dari seni bela diri silat dan taekwondo serta senam ritmik menutup acara dengan memukau. 

Seperti kata Ustadz Mulyanton, Daqu Show bukan hanya ajang bersenang-senang. Para santri berhasil menunjukkan pada dunia bagaimana budaya dan kehidupan pondok mampu mengasah kreativitas mereka yang akan berguna bagi kehidupan sesungguhnya kelak.