Kategori
Berita kisah alumni Ungaran

Kibarkan Prestasi di Sekolah Lanjutan

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Pagi itu, rasa haru menyelimuti hati seorang ibu bernama Vivi Damayanti. Pasalnya beliau mendapat pesan via media sosial yang mengabarkan bahwa putrinya mendapat peringkat 1 di kelasnya. Beliau pun memberi tahu guru-guru Daqu mengenai kebahagiaan ini.

Lovina Chandra Aulia Wijaya, merupakan salah satu siswa lulusan SD Daarul Qur’an Semarang angkatan ke empat. Sejak kecil orang tuanya mempercayakan pendidikan kepada KB – TK Daarul Qur’an. Sekarang ananda berada di tingkat 7 salah satu SMP Negeri di kota Semarang. Prestasi ananda boleh dibilang tidak terlalu menonjol ketika belajar di tingkat SD. Namun baik orang tua dan guru selalu memberikan motivasi dan meyakinkan anak-anak, bahwa suatu hari nanti semua siswa lulusan Daqu akan berprestasi di luar sana.

Ananda merupakan salah satu siswa pelopor yang mengikuti program edutrip ke negara Singapura. Orang tua ananda sengaja mendaftarkan untuk mengikuti program tersebut dengan tujuan membentuk kemandirian, karena saat itu ananda masih kelas 3 SD dan berangkat tanpa didampingi orang tua.

Dan sekarang apa yang menjadi doa orang tua maupun guru terwujud, ananda berhasil meraih peringkat 1 di kelasnya bahkan peringkat 1 secara paralel di sekolahnya. Pagi itu sekolah tempat ananda sekarang memberikan penghargaan sebagai salah satu siswa berprestasi di sekolahnya.[/vc_column_text][vc_media_grid grid_id=”vc_gid:1533615036321-47a10f1a-37da-1″ include=”17848,17849″][/vc_column][/vc_row]

Kategori
Berita Berita Foto kisah alumni Pesantren

Saatnya Bangun IKADAQU di China

[vc_row][vc_column][vc_column_text]Perjalanan santri kelas 12, angkatan 8, Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an  kini berada di masa-masa akhir, setelah menempuh pendidikan di Pesantren Daqu, santri-santri kemudian akan terjun ke masyarakat dan juga melanjutkan pendidikannya di universitas.

Beberapa alumni Pesantren Daqu telah membuktikan dirinya dapat bersaing di kancah global, beberapa dari mereka talah tergabung dalam Ikatan Alumni Daarul Qur’an (IKADAQU) di berbagai daerah dan negara. Kini ada IKADAQU Mesir, IKADAQU Madinah, IKADAQU Yogyakarta, dan sebagainya.

Untuk mempersiapkan itu semua, tim Biro Akademik dan Litbang Daqu memiliki kegiatan tahunan berupa pembekalan khusus untuk kelas akhir di Pesantren Daqu.

Kegiatan yang berupa pematangan di berbagai disiplin ilmu teori hingga praktiknya juga membuka wawasan seputar dunia kemasyarakatan dan seminar Universitas kelas dunia digelar.

Kamis (22/2) Pesantren Daqu kedatangan Kak Afif dan Kak Santi, dua mahasiswa dan mahasiswi Indonesia yang sedang menempuh program doktoral di negeri tirai bambu, China.

Kak Afif dan Kak Santi, yang keduanya sedang mengenyam pendidikan di Central China Normal University ini kemudian berbagi pengalamannya di hadapan santri-santri kelas 12 di Aula Al Ikhlas,  Pesantren Daqu, Ketapang.

“Ini adalah kesempatan kalian untuk melebarkan sayap alumni Daqu, jika sudah ada IKADAQU di Madinah dan Mesir, maka dengan pertemuan kali ini ustadz berharap juga ada nantinya IKADAQU China”. ujar ustadz Darul Qutni,  selaku Kepala Biro Akademik dan Litbang Daqu.

Kak Afif mengakui pada awalnya ia teringat dengan masa kecilnya ketika dalam pengajian bersama ustadznya yang kemudian disebutkan sebuah hadits yang berbunyi “tuntutklah ilmu sampai ke negeri China”. Dari hadits itulah kemudian ia bertekad dan berusaha supaya dapat melanjutkan pendidikan di China dan ia kini tergabung dalam program Magister Diplomasi di China.

Beda kisah dengan kak Santi, ia memaparkan bahwa pada dasarnya ia merupakan orang biasa yang bahkan belum tahu Jakarta itu seperti apa. Saat lulus dari sebuahSMA di Bengkulu ia berhasil mendapatkan nilai Ujian Nasional peringkat 5 se-Bengkulu dan kemudian mengajukan beasiswa ke pemerintah untuk studi ke China, dan hingga kini di usianya yang genap 25 tahun ia sedang menempuh program Doktoral Hubungan Internasional di Central China Normal University.

Tak sampai disitu, santri-santri kelas 12 yang terkesima dengan kedua kisah tersebut kemudian aktif sekali ketika sesi pertanyaan dibuka, beberapa mereka bertanya bagaimana kondisi muslim di sana, dokumen dan persiapan apa saja untuk studi di sana hingga ada yang bertanya seputar aliran wushu apa saja yang ada di universitas di China.

Sebelum diakhiri kak Santi mengabarkan bila ada 10 kuota yang ia bawa khusus program teknik dan full beasiswa untuk santri-santri Pesantren Daqu, lantas ini kemudian disambut dengan riuh ramai dan kesepuluh kuota telah di penuh oleh santri Daqu, yang kemudian akan didiskusikan kembali dengan orangtua santri juga guru-guru.[/vc_column_text][vc_media_grid grid_id=”vc_gid:1519375886699-f76f96f3-47dd-8″ include=”16708,16711,16712,16713,16714,16715,16716,16717,16718,16719,16720,16722″][/vc_column][/vc_row]

Kategori
Berita kisah alumni Pesantren

Lima Santri Daarul Qur’an Raih Beasiswa Universitas Islam Madinah

Senin (9/10) malam masjid Nabawi Pondok Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang berselimut haru. Atas izin Allah SWT, lima santri lulusan pesantren yang didirikan oleh KH Yusuf Mansur ini berhasil meraih beasiswa di di Islamic University of Madinah (IUM), Arab Saudi.

Lima santri tersebut yakni; Muhammad Wahid Nur Hadi, Shiddiqul Hasanah, Sukma Pandu Habib Imam Mukhlisin, Ahsani Taqwin, dan Maulana Akbar, merupakan angkatan ke 4 yang telah lulus pada tahun 2014 lalu dan mengambil tes pada tahun 2015.

Dalam acara pelepasan dihadapan ribuan santri lainnya tiga dari lima santri memberikan motivasi dan pengalaman seputar kehidupan pesantren serta berkahnya jika dijalani dengan baik.

Sukma Pandu mengatakan kehidupan santri Daqu saat ini sudah bisa dibilang enak. Pada jamannya ia mengakui hidup dalam kondisi yang sangat jauh bila dibandingkan kondisi pesantren pada saat ini.

“Bayangkan dulu kami waktu masih di Bulak Santri, asrama masih ngontrak. Lampu kamar remang-remang, kamar mandi tidak seperti sekarang yang gak harus antri lama dan bersih. Namun kami mencoba untuk tetap ikhlas dan sabar. Alhamdulillah jika kita ikhlas dan sabar dalam meraih ilmu maka prestasi akan datang menghampiri” ujarnya.

Adapun Shidiqul Hasanah mengenang saat ia masuk pembangunan masih dimulai. Bunyi bising dari proses pembangunan mewarnai keseharian santri. Menurut santri asal Makassar itu kondisi saat ia belajar di pesantren sangat beda dengan saat ini yang khusyuk dan tenang sehingga proses menghafal bisa masuk dengan mudah.

Sementara itu ustad Muallim selaku Kepala Litbang dan Jaringan Pendidikan Darul Qur’an bersyukur atas prestasi yang diraih oleh lima lulusan daqu ini. Ia mengatakan ribuan orang setiap tahunnya ikut dalam tes untuk meraih beasiswa di Universitas Islam di Madinah, sedangkan yang diterima hanya 300 kursi. Selain banyaknya persaingan tes yang dihadapi juga tidak bisa dibilang mudah.

“Pesan saya kepada para santri yang ingin mengikuti jejak kakak-kakak kalian untuk mempersiapkan hafalan Al-Quran, Bahasa Arab, penguasan ilmu tajwid dan lainnya agar mudah dan cepat meraih kursi di Universitas Islam Madinah” ujar Mualim.

WhatsApp Image 2017-10-18 at 08.08.27

Kategori
Berita kalibata kisah alumni Pesantren

Lulusan Daarul Qur’an Dapat Beasiswa ke Al-Azhar

Dua santri lulusan Pesantren Tahfihz Daarul Qur’an akan melanjutkan pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Ahmad Mubarok Al Baqir masuk ke Al-Azhar dengan jalur beasiswa dan Ishma Majidah lewat jalur non beasiswa.

 

Ahmad Mubarok Al Baqir berhasil menempati peringkat 19 dari 20 calon mahasiswa yang lulus dari jalur beasiswa. Sedangkan Ishma Majidah berhasil meraih nilai 73 dan menempati posisi 236 dari 703 mahasiswa baru yang diterima kuliah di Al-Azhar lewat jalur beasiswa.

 

Civitas Daarul Qur’an mengucapkan selamat kepada keduanya yang akan menempuh pendidikan lanjutan di Al-Azhar. Semoga segala ilmu yang didapatkan akan bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat luas.

 

Berikut link lengkap hasil pengumuman mereka yang lulus ke Al-Azhar. http://diktis.kemenag.go.id/NEW/file/dokumen/3114645959172415h2016.pdf

 

Kategori
Berita kisah alumni Pusat

Dua Santri Indonesia Akan Menjadi Imam Taraweh Di New York

Seiring meningkatnya jumlah muslim Amerika, kebutuhan akan imam masjid makin terasa dibutuhkan. Saat ini, meski belum ada data pasti, diperkirakan ada enam sampai sembilan juta  kaum muslim di Amerika.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2011 menunjukkan hanya ada 44 Imam di Amerika yang menjadi imam penuh dan mendapatkan gaji rutin. Kebutuhan akan imam masjid terasa saat datangnya bulan ramadan. Kebutuhan akan imam untuk memimpin shalat taraweh sering membuat pengelola masjid mendatangkan relawan dari negara lain.
Relawan yang didatangkan biasanya para santri penghafal Al-Qur’an. Santri-santri dari Indonesia sering mendapatkan panggilan untuk menjadi relawan memimpin shalat taraweh atau lainnya. Tahun ini dua santri asal Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an terpilih untuk memimpin shalat taraweh di New York.
“Sewaktu ustadz Yusuf Mansur berkunjung ke Amerika Serikat ada permintaan dari komunitas muslim disana untuk mengirimkan santri yang akan bertugas menjadi imam saat shalat taraweh nanti. Alhamdulillah, dua santri kami akan segera berangkat dan saat ini sedang dalam pengurusan dokumentasi pelengkap” ujar ustadz Slamet Ibnu Syam, pengasuh Ponpes Daarul Qur’an.
Keberangkatan kedua santri ke New York ini juga tidak lepas dari peran Ustadz Muhammad Shamsi Ali. Beliau merupakan warga negara Indonesia yang telah menetap selama 18 tahun di New York. Ayah lima anak ini merupakan imam dan Ketua Yayasan Masjid Al-Hikmah, yang didirikan muslim Indonesia di Astoria. Selain itu ia juga tercatat sebagai Direktur Jamaica Muslim Center di Queens.
Afif Okjil dan Syafril Mude dua santri yang baru saja menjalani wisuda kelulusan  yang akan berangkat ke Amerika Serikat. keduanya terpilih selain memiliki hafalan 30 juz juga dianggap sebagai dua santri terbaik.
“Setelah melihat kualifikasi yang dibutuhkan, kedua santri ini kami anggap sanggup untuk menjalankan tugas ini” ujar ustadz Slamet.
Ia menambahkan ini bukanlah yang pertama para santri Daarul Qur’an dipinta untuk menjadi imam di luar negeri. Sebelumnya ada santri yang dikirim ke Malaysia dan Jepang.
“Setiap tahunnya selalu ada permintaan dari komunitas muslim di luar negeri” tambahnya.
Afif pun sempat terkejut saat namanya diberitahu akan diberangkatkan ke Amerika. Ia mengaku akan menjalankan kepercayaan ini dengan baik.
“Awalnya sempat tidak percaya dengan penunjukan ini. Namun, kini saya dan Syafril tengah menyiapkan mental dan terus mengulang hafalan agar bisa menjalankan tugas ini dengan baik” ujar Afif.
Meski mengaku tidak ada persiapan khusus keduanya kini tengah belajar bahasa Inggris dari buku-buku yang ada.
“Sebagai bekal komunikasi disana” ujar Afif sambil tersenyum
Kategori
Kegiatan kisah alumni

ALUMNI PESANTREN TAHFIDZ DAARUL QUR’AN GO INTERNASIONAL

Daarul Qur’an – Alhamdulillah Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an dalam usianya yang masih tergolong “belia” atas izin dan rahmat Allah Subhanahu wata’ala telah mampu meraih pengakuan eksistensinya tidak saja dari pemerintah Republik Indonesia, namun juga dari lembaga-lembaga pendidikan di dalam dan luar negeri.

Alumni terbaik Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an tidak saja diterima untuk melanjutkan studi di berbagai universitas di dalam negeri namun juga diluar negeri Al-Azhar Univesity Cairo di Mesir, Internaitoanl University of Africa (IUA) pun menerima lulusan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an untuk melanjutkan studinya disana baik di jenjang Sarjana (S1), Magister (S2) maupun Doktoral (S3), tidak hanya itu mereka juga siap memeberikan beasiswa bagi santri dan santriwati terbaik Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an yang memenuhi qualifikasi yang telah ditentukan.

Ini adalah sebuah kesyukuran bagi keluarga besar Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an dan spirit untuk terus meningkatkan kualitas dan jaringan kerjasama sehingga alumni terbaik Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an akan memiliki akses pendidikan tinggi ke beberbagai perguruan tinggi nasional dan Internasional.

X