Kategori
Artikel

Tips Membagi Waktu Ala Penghafal Al-Qur’an

“Jika menjadi penghafal Al-Qur’an adalah sebuah cita-cita, maka muraja’ah hafalan adalah pekerjaan seumur hidupnya.”

“Jika menjadi penghafal Al-Qur’an adalah sebuah cita-cita, maka muraja’ah hafalan adalah pekerjaan seumur hidupnya.”

Kalimat ini sering kali kita temukan di berbagai poster yang terpampang di media sosial. Untuk apa? untuk mengingatkan kita betapa pentingnya mengatur waktu setiap hari.

Allah memberikan kita begitu banyak waktu. Dalam sehari, Allah memberikan waktu 24 jam untuk kita atur sesuka hati. Mulai dari bangun tidur di pagi hari, hingga menjelang tidur di malam hari. Namun, yang sering kali Allah dengar adalah keluhan-keluhan dari bibir kita, dari batin kita yang merasa tidak cukup dengan waktu yang telah Allah berikan.

“Ah, sebentar doang, mana cukup buat melakukan semuanya.”

“Coba kalau sehari lebih dari 24 jam, aku bisa nih ngafalin Qur’an.”

“Udah padet sama urusan sekolah, enggak ada waktu buat ngulang hafalan.”

Enggak kerasa udah sore aja, cepet banget sih waktu.”

Dan lain-lain.

Kita sering ngerasa sudah sibuk, lantas tidak ada lagi waktu untuk Al-Qur’an.

Ada juga yang sibuk mengulur waktu, sehingga tidak terasa waktu semakin berjalan dan semakin habis. Apa yang seharusnya dilakukan pagi, diundur jadi siang. Ketika sudah siang, diundur lagi jadi sore. Ketika sore, diundur jadi malam. Waktu berganti waktu. Hari berganti hari. Akhirnya, tidak jadi melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Lalai dengan waktu.

Lalu, apa hubungan antara penghafal Qur’an dengan waktu ?

Waktu adalah satu hal penting bagi penghafal Qur’an. Para penghafal Qur’an bisa membagi waktu dalam sehari menjadi dua waktu, waktu menghafal dan waktu muraja’ah. Waktu yang pertama, adalah pagi hari (sejak bangun tidur) hingga menjelang waktu dzuhur. Dan waktu yang kedua, adalah sore hingga malam hari (menjelang tidur malam).

Waktu yang pertama, yakni pagi hari hingga menjelang dzuhur ini dibagi menjadi tiga waktu; yakni sebelum shalat subuh, setelah shalat subuh, dan waktu dhuha. Sebelum shalat subuh, baiknya digunakan untuk mengulang kembali hafalan baru yang ingin disetorkan. Setelah shalat subuh, kita bisa menyetorkan hafalan baru tersebut. Dan waktu dhuha, waktu ini baiknya digunakan untuk mengulang kembali hafalan yang baru saja disetorkan setelah shalat subuh tadi.

Sementara itu, waktu yang kedua, yaitu sore hingga malam hari ini dibagi menjadi dua waktu; yaitu waktu setelah shalat ashar dan setelah shalat isya. Untuk apa ? setelah shalat ashar, kita bisa menggunakannya untuk muraja’ah hafalan lama, mengulang kembali hafalan kita yang sebelum-sebelumnya. Dan setelah isya adalah waktu yang kita gunakan untuk kembali menghafalkan ayat-ayat berikutnya.

Banyak dari kita yang menggunakan waktu sebelum dan sesudah subuh untuk menghafal Qur’an. Efektif memang, menghafal pada waktu-waktu tersebut, namun akan lebih cepat lupa saat siang harinya. Maka, waktu yang tepat untuk menghafal Qur’an adalah malam hari, sebelum kita tidur. Dan waktu yang tepat untuk mengulang hafalan lama adalah di waktu dhuha hingga menjelang waktu dzuhur. Serta waktu yang tepat untuk mengulang hafalan lama adalah sore hari, setelah ashar hingga menjelang isya.

Semoga tips mengatur waktu bagi para penghafalAl-Qur’an ini bermanfaat.

 

Oleh : Ustadz Lutfi Nur Agusti, Alumni Pesantren Daarul Qur’an.

Foto: katadata.com (ke-3)