Kategori
Artikel Berita Foto

Langkah Yusuf Mansur dan Indra Sjafri Membangun Sepak Bola Indonesia

“Indonesia punya banyak potensi pemain sepak bola” ujar Indra Sjafri di sela-sela nonton bareng. “Kita diberikan potensi yang luar biasa. Sekarang bagaimana potensi-potensi itu bisa kita kelola, kita bina dengan baik. Sehingga bisa muncul generasi-generasi baru di Indonesia. Oleh sebab itu sekarang kita buat akademi sepakbola untuk menampung anak-anak terbaik dari seluruh Indonesia,”

[vc_row][vc_column][vc_column_text]”Gollll” teriak para santri Pondok Pesantren Tahfizd Daarul Qur’an, Ketapang, Tangerang, saat tendangan “sepeda terbalik” Mario Simic, penyerang Persija Jakarta,  menjebol gawang Bali United untuk yang kedua kalinya dalam final Piala Presiden, Sabtu (17/2).

Hari itu digelar nonton bareng Final Piala Presiden yang mempertemukan Persija Jakarta dan Bali United. Tambah spesial karena acara nonton bareng ini juga diikuti oleh Pelatih Indra Sjafri, mantan pelatih tim nasional Indonesia U-19.

Sebelum nonton bareng bareng dilaksanakan, pria kelahiran dari tanah Sumatera ini melakukan coaching clinic kepada para pelatih-pelatih sepakbola Darul Quran. Setelah itu, melakukan pertandingan futsal bersama Ustad Yusuf Mansyur melawan para pelatih futsal dari Darul Quran.

Ini bukanlah kunjungan pertama Indra ke ponpes Daqu, sebelumnya Ia membawa beberapa bintan timnas U-19 seperti Egy Maulana Vikri dan Witan Sulaiman, yang juga menggelar pertandingan eksebisi dengan santri-santri Daqu.

Indra Sjafri, pelatih yang dikenal rajin blusukan ke berbagai daerah dalam mencari pemain muda, mengatakan tidak menutup kemungkingan ia mencari bakat-bakat atlet sepak bola dari pondok pesantren.

Pelatih asal Sumatera Barat ini memang tidak keliru sebab sepak bola dan pesantren memang tidak bisa dipisahkan. Banyak pesantren besar memiliki lapangan sepak bola dan selalu penuh oleh santri saat waktu-waktu luang. Jikapun tidak memiliki lapangan para santri kerap bermain bola dengan memanfaatkan lahan yang ada. Liga santri yang digelar beberapa tahun belakangan menunjukkan bahwa sepak bola tidak bisa dilepaskan dari pesantren.

“Indonesia punya banyak potensi pemain sepak bola” ujar Indra Sjafri di sela-sela nonton bareng. “Kita diberikan potensi yang luar biasa. Sekarang bagaimana potensi-potensi itu bisa kita kelola, kita bina dengan baik. Sehingga bisa muncul generasi-generasi baru di Indonesia. Oleh sebab itu sekarang kita buat akademi sepakbola untuk menampung anak-anak terbaik dari seluruh Indonesia,”

Untuk mewujudkan mimpinya tersebut Indra Sjafri menggandeng ustad Yusuf Mansur yang kemudian mendirikan holding company I.S.Y.M yang salah satu misinya adalah membantu tim-tim yang tengah kesulitan pendanaan dalam menjalani kompetisi di Indonesia.

“Saya ingin menyenangkan masyarakat Indonesia” ujar ustad Yusuf Mansur tentang alasan ia terjun ke dunia sepak bola.

Menurutnya sepak bola Indonesia memiliki gairah yang besar. Jikapun ada kekurangan maka ini menjadi komitmen bersama untuk dibenahi.

Saat ini sudah ada tiga klub yang tercatat berada di bawah bendera I.S.Y.M yakni Persikota Tangerang, Persika Karawang, dan Malang United. Selain membantu klub yang tengah kesulitan dalam pendanaan holding company ini juga akan terus mencari bibit pemaik ke pelosok tanah air.[/vc_column_text][vc_media_grid grid_id=”vc_gid:1519356530615-87fea0d1-6a63-8″ include=”16727,16728,16729,16730,16731,16732,16733,16736,16735″][/vc_column][/vc_row]