Arzan Persembahkan Hadiah Terbesar untuk Orangtuanya

0
28

Sabtu pagi, setelah melaksanakan Sholat Subuh, adalah jadwal santri Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang mengaji di halaqohnya masing-masing. Tapi Sabtu (29/2) ini, santri halaqoh Ustadz Imam Wahidin tak langsung menyetorkan hafalannya. Mereka melingkar di salah satu saung di daerah pohon jamblang. Hari itu mereka menyaksikan Khotmil Qur’an salah satu kawannya, Arzan Ahsana Ihya Wijaya.

Kebahagiaan Arzan semakin bertambah dengan hadirnya kedua orangtua. Selain itu, Kepala Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang, Ustadz Hamzah Arafah, juga menyaksikan ia membaca beberapa surat Al-Qur’an sebagai tanda berakhirnya hafalan. Seluruhnya khusyuk menantikan momen Arzan resmi menyandang gelar Hafizh.

Sebelum dimulai, Musyrif halaqoh Arzan, Ustadz Imam Wahidin, memberikan wejangan sebagai motivasi bagi Arzan dan seluruh santri. “Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkannya. Kalau harta bisa diwariskan tapi ilmu dia sendiri yang mencari. Perjuangan kamu masih panjang, harus selalu pegang itu Al-Qur’an kalau ingin mutqin”, ujar Ustadz Imam di tengah cuaca mendung pagi itu.

Saat ini Arzan memasuki tahun terakhirnya di Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an Ketapang. Pencapaiannya ini bisa menjadi contoh bagi adik kelas, teman-teman, hingga saudaranya yang juga mondok di Daarul Qur’an sehingga ia lulus dengan meninggalkan jejak yang mulia.

Sebagai orangtua, sang ayah sangat bersyukur dengan apa yang telah dicapai Arzan. Dengan sedikit terisak, ia berharap ini menjadi kado terindah baginya dan istri sebagai orangtua. “Di mobil sama saudaranya saling muroja’ah, bagi kami itu hadiah terindah. Semoga bisa membawa senyum kami di dunia maupun akhirat. Kita doakan agar semuanya bisa membahagiakan orangtua”.

Dalam Surat Fathir ayat 29, Allah SWT mengganjar kebaikan bagi orang-orang yang ahli dalam mengaji, sedekah, dan sholat. Hal itu juga jadi harapan ayahanda Arzan pada sang anak. “Insya Allah lulus dari sini nafas Al-Qur’annya keliatan. Kami juga berusaha mengkondisikan hati kita dengan Al-Qur’an”.

Ustadz Hamzah menceritakan kisah tentang perjuangan dan kecintaan Rasulullah pada Al-Qur’an. “Rasulullah pernah meminta dibacakan Al-Qur’an untuk menjaga hafalannya. Sebelum wafat beliau mengkhataman Al-Qur’an sebanyak 2 kali, langsung ditalaqikan pada malaikat Jibril”. Begitu mulianya Al-Qur’an hingga Rasulullah SAW yang menerima langsung ayat demi ayat di dalamnya merasakan cinta yang begitu besar.

Tentu saja, dengan hafalan Al-Qur’an yang kita miliki orangtua yang mendidik kita sejak lahir ke dunia akan mendapat syafa’atnya. “Ayah dan bunda mendapatkan berkah Al-Qur’an di setiap langkah dan amalan kita”, ujar Ustadz Hamzah selaras dengan harapan ayah Arzan.